RASULULLAH MENJAMIN RUMAH DI SURGA
BAGI ORANG BERIMAN
Oleh : Azwir B. Chaniago
Sungguh Rasulullah salallahu ‘alaihi Wasallam
betul betul sangat penyayang kepada umatnya yaitu orang orang yang beriman.
Allah Ta’ala yang menjelaskan hal ini dalam firman-Nya :
لَقَدْ جَاءَكُمْ رَسُولٌ مِنْ
أَنْفُسِكُمْ عَزِيزٌ عَلَيْهِ مَا عَنِتُّمْ حَرِيصٌ عَلَيْكُمْ بِالْمُؤْمِنِينَ
رَءُوفٌ رَحِيمٌ
Sungguh telah datang kepadamu seorang Rasul
dari kaummu sendiri, berat terasa olehnya penderitaanmu, sangat menginginkan
(keimanan dan keselamatan) bagimu, amat belas kasihan lagi penyayang terhadap
orang-orang beriman (Q.S at Taubah 128).
Bahkan beliau
akan memberikan syafaat atau pertolongan di akhirat kelak kepada orang
beriman yang banyak bershalawat kepada beliau. Dari Abdullah bin Mas’ud, bahwa Rasulullah Salallahu ‘alaihi
Wasallam bersabda:
” أولى الناس بي يوم
القيامة أكثرهم علي صلاة ” .
Orang yang paling berhak mendapat syafaatku
kelak di hari kiamat adalah orang yang paling banyak membaca shalawat untukku.
(HR. At-Tirmidzi ).
Selain itu, ketahuilah bahwa diantara bukti
sayangnya Rasulullah Salallahu ‘alaihi
Wasallam kepada umatnya maka beliau menjamin rumah di surga bagi umat beliau
sebagaimana dua hadits berikut ini :
Pertama : Hadits dari Fadhalah bin
‘Ubaid.
Ini adalah cara paling penting dan
utama untuk mendapatkan rumah di surga. Dari Fadhalah bin ‘Ubaid radhiyallahu
‘anhu, ia mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
أَنَا زَعِيمٌ وَالزَّعِيمُ الْحَمِيلُ لِمَنْ آمَنَ بِي وَأَسْلَمَ
وَهَاجَرَ بِبَيْتٍ فِي رَبَضِ الْجَنَّةِ وَبِبَيْتٍ فِي وَسَطِ الْجَنَّةِ
وَأَنَا زَعِيمٌ لِمَنْ آمَنَ بِي وَأَسْلَمَ وَجَاهَدَ فِي سَبِيلِ اللَّهِ
بِبَيْتٍ فِي رَبَضِ الْجَنَّةِ وَبِبَيْتٍ فِي وَسَطِ الْجَنَّةِ وَبِبَيْتٍ فِي
أَعْلَى غُرَفِ الْجَنَّةِ مَنْ فَعَلَ ذَلِكَ فَلَمْ يَدَعْ لِلْخَيْرِ مَطْلَبًا
وَلَا مِنْ الشَّرِّ مَهْرَبًا يَمُوتُ حَيْثُ شَاءَ أَنْ يَمُوتَ
Aku menjamin orang yang beriman
kepadaku, masuk islam dan berhijrah dengan sebuah rumah di pinggir surga, di
tengah surga, dan surga yang paling tingggi. Aku menjamin orang yang beriman
kepadaku, masuk islam dan berjihad dengan rumah di pinggir surga, di tengah
surga dan di surga yang paling tinggi. Barangsiapa yang melakukan itu, maka ia
tidak membiarkan satu pun kebaikan, dan ia lari dari setiap keburukan, ia pun
akan meninggal, di mana saja Allah kehendaki untuk meninggal. (H.R an Nasa’i).
Kedua
: Hadits dari Abu Umamah radiyallahu ‘ahu.
Dari
Abu Umamah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wa sallam bersabda :
أَنَا زَعِيمٌ بِبَيْتٍ فِى رَبَضِ الْجَنَّةِ لِمَنْ تَرَكَ
الْمِرَاءَ وَإِنْ كَانَ مُحِقًّا وَبِبَيْتٍ فِى وَسَطِ الْجَنَّةِ لِمَنْ تَرَكَ
الْكَذِبَ وَإِنْ كَانَ مَازِحًا وَبِبَيْتٍ فِى أَعْلَى الْجَنَّةِ لِمَنْ
حَسَّنَ خُلُقَهُ
Aku memberikan jaminan rumah di pinggiran
surga bagi orang yang meninggalkan perdebatan walaupun dia orang yang benar.
Aku memberikan jaminan rumah di tengah surga bagi orang yang meninggalkan
kedustaan walaupun dalam bentuk candaan. Aku memberikan jaminan rumah di surga
yang tinggi bagi orang yang bagus akhlaknya. (H.R Abu Daud)
Begitu banyaknya kebaikan dari Rasulullah
Salallahu Salallahu ‘alaihi Wasalam kepada kita maka wajiblah bagi kita
mencintai beliau melebihi cinta kita kepada diri sendiri. Dalam sebuah hadits
disebutkan :
Abdullah bin Hisyam berkata, kami pernah
bersama Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dan beliau memegang tangan Umar bin
Khaththab radhiyallahu ’anhu. Lalu Umar berkata :
Wahai Rasulullah, sungguh engkau lebih aku cintai dari segala sesuatu
kecuali terhadap diriku sendiri. Kemudian Nabi shallallahu ’alaihi wasallam bersabda :
لاَ وَالَّذِى نَفْسِى بِيَدِهِ حَتَّى
أَكُونَ أَحَبَّ إِلَيْكَ مِنْ نَفْسِكَ
Tidak, demi yang jiwaku berada di tangan-Nya.
Tetapi aku harus lebih engkau cintai daripada dirimu sendiri. Kemudian Umar
berkata : Sekarang, demi Allah. Engkau lebih aku cintai daripada diriku
sendiri. Kemudian Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam bersabda : Saat ini pula wahai Umar, (imanmu telah
sempurna). H.R Imam Bukhari.
Ketahuilah bahwa mencintai beliau tentu bukan
sekedar ucapan tetapi juga harus juga dengan perbuatan. Diantara tanda
mencintai beliau adalah sebagaimana dijelaskan oleh Syaikh Muhammad bin
Abdulwahab at Tamimi, yaitu :
(1) Tha’atuhu fima‘amar - Mentaati apa
yang diperintahkan beliau. (2) Wa tashdiqu fima akhbar -
Membenarkan berita yang dibawa beliau.
(3) Wajtinaabu maa anhu nahawa zajar - Menjauhi segala
apa yang dilarang beliau.
(4) Wa an laayu’badalahu illa bimaa syara’a -
Beribadah dengan cara yang diajarkan beliau. (Kitab Ushul Tsalatsah).
Insya Allah ada manfaatnya bagi kita semua.
Wallahu A’lam. (1.718)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar