MENGUJI KEIKHLASAN DIRI SENDIRI
Oleh : Azwir B. Chaniago
Tak ada khilaf, para ulama sepakat bahwa salah satu syarat
diterimanya ibadah seorang hamba adalah ikhlas karena Allah Ta’ala. Allah
Ta’ala berfirman :
وَمَا أُمِرُوا إِلَّا لِيَعْبُدُوا
اللَّهَ مُخْلِصِينَ لَهُ الدِّينَ حُنَفَاءَ وَيُقِيمُوا الصَّلَاةَ وَيُؤْتُوا
الزَّكَاةَ ۚ وَذَٰلِكَ دِينُ الْقَيِّمَةِ
Pada hal mereka hanya diperintahkan menyembah
Allah DENGAN IKHLAS mentaati-Nya semata mata karena (menjalankan) agama dan
juga agar melaksanakan shalat dan
menunaikan zakat dan yang demikian itulah agama yang lurus (benar). Q.S al
Baiyinah 5.
Oleh karena itu sangatlah baik jika seseorang senantiasa
melakukan instrospeksi diri seberapa keikhlasannya dalam beribadah ataupun
melakukan kebaikan. Mungkin beberapa
hal berikut ini bisa dijadikan
pertimbangan dalam menguji keikhlasan sendiri.
Pertama
: Ketika engkau memberi sesuatu yang bermanfaat kepada orang lain baik itu
berupa ilmu atau materi tapi tak pernah dibalas. Bahkan ucapan terima kasih pun
tidak ada. Lalu engkau kecewa berat dan berniat untuk tidak memberi lagi ?.
Kedua
: Ketika ada pengumuman nama penyumbang di satu madrasah namamu tidak
disebutkan karena panitia lupa. Pada hal engkau telah menyumbang dalam jumlah
yang lumayan banyak. Lalu anda kecewa berat dan berniat tidak akan menyumbang
lagi ?.
Ketiga
: Ketika engkau mengadakan acara syukuran atau walimahan di rumah mengundang
banyak tetangga. Ternyata sangat sedikit yang datang yaitu jauh dari yang
engkau harapkan. Lalu anda kecewa berat dan menyesali bahkan menyebut nyebut setiap
orang yang tidak datang ?.
Keempat
: Ketika engkau diminta menjadi pembicara ataupun tausiyah di satu forum
ternyata pembawa acara tak mengumumkan gelar dan latar belakang pendidikan
pengalamanmu. Pada hal engkau memiliki penglaman yang banyak dan gelar akademi
yang banyak pula. Lalu engkau kecewa berat dan merasa menyesal hadir di forum seperti
itu ?.
Nah, ketika engkau kecewa berat dalam keadaan
yang demikian maka tentu ada baiknya untuk memperbaiki dan meluruskan niat. Segera
lakukan muhasabah atau introspeksi diri.
Ketahuilah bahwa TIDAK ADA CARA TERBAIK dalam
melakukan amal shalih ataupun dalam melakukan kebaikan umumnya kecuali dengan
meluruskan niat yaitu IKHLAS DAN MENCARI RIDHA ALLAH SAJA. Dengan begitu
barulah ada nilai disisi Allah Ta’ala.
Rasulullah Salallahu ‘alaihi Wasallam telah mengingatkan bahwa seseorang itu akan
mendapatkan bagiannya sesuai dengan apa yang diniatkannya yaitu sebagaimana
sabda beliau dalam satu hadits yang sangat kita kenal :
إِنَّمَا اْلأَعْمَالُ
بِالنِّيَّاتِ وَإِنَّمَا لِكُلِّ امْرِئٍ مَا نَوَى
Sesungguhnya setiap
perbuatan tergantung niatnya
Sesungguhnya setiap orang (akan dibalas)
berdasarkan apa yang dia niatkan. (H.R Imam Bukhari dan Imam Muslim).
Oleh karena itu maka seorang hamba selalu
menjaga niatnya sebelum melakukan kebaikan, sedang melakukan kebaikan dan setelah melakukan kebaikan.
Insya Allah ada manfaatnya bagi kita semua. Wallahu A’lam. (1.722).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar