SIAPA YANG DISEBUT KAFIR
Oleh :
Azwir B. Chaniago
Dalam al Qur an, Allah Ta’ala
menyebutkan berbagai jenis atau kelompok manusia. Diantaranya ada yang disebut
mukmin, ada yang disebut kafir, ada pula yang disebut munafik
dan yang lainnya.
Lalu siapakah yang disebut kafir. Kafir,
jamaknya kuffar yaitu kebalikan dari beriman. Orang kafir adalah orang yang tidak percaya kepada rukun iman yang enam yakni
mereka yang tidak percaya kepada Allah, rasulul rasulNya, malaikat
malaikat-Nya, kitab kitabnya, hari Kiamat dan qadar (baik dan buruk).
Secara spesifik dalam al Qur an dijelaskan pula
tentang siapakah yang disebut sebagai
orang kafir dan beberapa jenis perbuatan yang dilazimkan mereka. Diantaranya
adalah :
Pertama : Orang yang diberi peringatan atau tidak, sama saja baginya.
Allah berfirman : “Innal ladziina kafaruu sawaa-un ‘alaihim
a-andzartahum am lam tundzirhum laa yu’minuun” Sesungguhnya orang orang
kafir itu sama saja bagi mereka, engkau (Muhammad) beri peringatan atau tidak
engkau beri peringatan mereka tidak akan beriman. (Q.S al Baqarah 6).
Syaikh as Sa’di berkata : (Orang
orang kafir) yaitu mereka yang bersifat dengan kekufuran dan terwarnai
dengannya, lalu menjadi sifat yang lazim bagi mereka. Tidak ada manusia yang
dapat menghalangi mereka darinya. Nasehat tidak berguna pada mereka maka itu
sama saja bagi mereka diberi peringatan atau tidak diberi peringatan.
Kedua : Orang yang mendustakan
Rasulullah.
Allah berfirman : “Qaalal kaafiruuna inna haadzaa lasaahirun
mubiin” Orang orang kafir berkata :
Sesungguhnya orang ini (Muhammad) benar benar adalah tukang sihir yang nyata”
(Q.S Yunus 2).
Jadi orang kafir mengingkari
Muhammad sebagai Rasulullah dan juga mengingkari petunjuk yang dibawa
Rasulullah. Bahkan mereka menyebutkan bahwa Rasulullah adalah benar benar
penyihir.
Syaikh as Sa’di berkata : Hakikat
kekufuran adalah mengingkari sesuatu yang datang dari Rasulullah atau
mengingkari sebagiannya.
Ketiga : Orang yang berputus asa dari rahmat Allah.
Sungguh manusia itu akan diuji
dengan berbagai keadaan baik atas dirinya, keluarga ataupun hartanya. Ujian
ujian itu akan mendatangi seseorang
kapanpun Allah Ta’ala berkehendak. Allah berfirman : Ahasiban naasu an yutrakuu an yaquuluu aamannaa wa hum laa
yuftanun”. Apakah manusia mengira bahwa mereka akan dibiarkan dengan hanya
mengatakan : Kami telah beriman dan mereka tidak diuji. (Q.S al Ankabut 2)
Orang orang beriman akan menerima ketetapan Allah berupa
ujian dengan sabar dan ridha karena mereka mengetahui bahwa rahmat Allah itu
Mahaluas. Sebaliknya orang orang kafir, jika ditimpa musibah mereka akan berputus asa. Allah berfirman : “Innahuu layaiasu min rauhillahi illal qaumul kaafiriin”.
Sesungguhnya yang berputus asa dari rahmat Allah hanyalah orang orang yang
kafir. (Q.S Yuusuf 87).
Keempat : Orang yang ingin memadamkan cahaya atau agama Allah.
Orang orang yang berusaha
menjauhkan orang Islam dari agamanya adalah termasuk kelompok orang orang yang
memadamkan cahaya atau berusaha mengalahkan cahaya (agama) Allah. Tentang orang
orang model ini, Allah telah menjelaskan dalam firman-Nya : “Yuriiduuna an yuthfi-uu nuurallahi bi
afwahihim wa ya’baallahu illaa an yutimma nurahuu walau karihal kaafiruun”.
Mereka hendak memadamkan cahaya (agama) Allah dengan mulut (ucapan ucapan)
mereka, tetapi Allah menolaknya, malah berkehendak menyempurnakan cahaya-Nya,
walaupun orang kafir itu tidak menyukainya. (Q.S at Taubah 32)
Syaikh as Sa’di berkata : Cahaya
Allah adalah agamaNya yang dengannya Dia mengutus para rasul dan menurunkan
kitab kitab. Allah menamakannya cahaya karena ia (agama) dijadikan penerang
dalam kegelapan, kebodohan dan agama agama yang bathil. Ia adalah ilmu dan amal
dengan kebenaran sedangkan yang selainnya adalah kebalikannya. (Kitab Tafsir
Kariimir Rahman).
Kelima
: Memiliki hubungan erat dengan syaithan.
Orang orang kafir memiliki hubungan
yang erat dengan syaithan. Mereka saling menunjang saling menolong. Orang orang kafir berusaha
menghalangi manusia dari jalan Allah sementara itu syaithan berusaha
menyesatkan manusia dari jalan Allah. Dan syaithan mengandalkan orang orang
kafir untuk bisa mengkafirkan lebih banyak manusia dengan berbagai cara.
Hubungan syaithan dengan orang
orang kafir dijelaskan Allah Ta’ala dalam firman-Nya : “Wa ya’buduuna min duunillahi maa laa yanfa’uhum wa laa yadhurruhum, wa
kaanal kaafiru ‘alaa rabbihii zhahiiraa” Dan mereka menyembah selain Allah
apa yang tidak memberi manfaat dan tidak (pula) mendatangkan bencana kepada
mereka. Orang orang kafir adalah penolong (syaithan untuk berbuat durhaka) terhadap
Rabbnya. (Q.S al Furqan 55).
Keenam : Tidak akan lolos dari kekuasaan Allah.
Orang orang kafir adalah orang
orang yang tidak akan terhindar atau lolos dari hukuman Allah. Allah berfirman
: “Walaa yahsabannal ladziina kafaruu
sabaquu, innahum laa yu’jizuun” Dan janganlah orang orang yang kafir itu
mengira bahwa mereka akan dapat lolos (dari kekuasaan Allah). Sesungguhnya
mereka tidak dapat melemahkan (Allah). Q.S al Anfaal 59.
Berkata Syaikh as Sa’di dalam Kitab
Tafsir Kariimir Rahman : Yakni janganlah orang orang kafir kepada Rabb mereka,
yang mendustakan ayat ayat-Nya meyakini
bahwa mereka akan lolos dan bebas
dari hukuman Allah karena sesungguhnya mereka tidak dapat melemahkannNya dan
Allah selalu mengawasi mereka.
Demikianlah sebagian dari keadaan
dan jenis perbuatan yang dilazimkan orang orang kafir. Na’udzubillahi min
dzaalik. Wallahu A’lam. (349)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar