KEUTAMAAN BERINFAK DI JALAN ALLAH
Oleh :
Azwir B. Chaniago
Muqaddimah.
Allah telah memberikan rezki kepada
manusia termasuk rezki berupa harta. Allah berfirman : “Innallaha huwar razzaaqu, dzulquwatil matiin” Sungguh Allah, Dia
pemberi rezki yang mempunyai kekuatan
lagi sangat kukuh. (Q.S az Dzaariyaat 58). Bahkan seorang
hamba ada yang mendapat rezki yang lebih dari hamba yang lainnya. Begitu juga
ada yang mendapat rizki kurang dari yang lain. Semua itu pastilah dengan hikmah
yang Mahasempurna dari sisi Allah Ta’ala.
Allah berfirman : “Awalam ya’lamuu annallaha yabsuthur rizqa
liman yasyaa-u wa yaqdir. Inna fii dzaalika la-aayatin li qaumin yu’minuun”
Dan tidaklah mereka mengetahui bahwa Allah melapangkan rezki bagi siapa yang
dikehendaki dan membatasinya (bagi yang Dia kehendaki) Sesungguhnya pada yang
demikian itu terdapat tanda tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang berfikir. (Q.S az Zumar 52).
Perintah untuk berinfak
Dengan kasih sayang-Nya, Allah
menyuruh manusia untuk membelanjakan
sebagian rizkinya berupa harta di jalan Allah. Sungguh Allah
memerintahkan dalam banyak ayat al Qur an, diantaranya adalah Allah berfirman : “Wa anfiquu fii sabiilillahi wa laa tulquu
bi aidiikum ilat tahlukati, wa ahsinuu. Innallaha yuhibbul muhsiniin. Dan infakkanlah
(hartamu) di jalan Allah, dan janganlah kamu jatuhkan (dirimu sendiri) kedalam
kebinasaan dengan tanganmu sendiri dan berbuat baiklah. Sungguh Allah menyukai
orang orang yang berbuat baik. (Q.S
al Baqarah 195).
Allah berfirman : “Yaa aiyuhal ladziina aamanuu anfiquu mimmaa
razaqnaakum min qabli aiya’tiya yaumun laa bai’un fiihi walaa khullatun walaa
syafaa-‘ah. Wal kaafiruuna humuzh zhaalimuun” Wahai orang orang yang
beriman. Infakkanlah sebagian dari rezki yang telah Kami berikan kepadamu sebelum
datang hari ketika tidak ada lagi jual beli, tidak ada lagi persahabatan dan
tidak ada lagi syafaat. Orang orang kafir itulah orang yang zhalim. (Q.S al Baqarah 254)
Keutamaan berinfak di
jalan Allah.
Zakat, infak dan sadaqah dan yang semisalnya adalah salah
satu amal shalih yang utama dan akan mendapat balasan yang sangat banyak disisi Allah Ta’ala. Diantara balasan dan
keutamaannya adalah :
Pertama : Dibalas
berlipat ganda.
Ini adalah kabar gembira sebagaimana permisalan yang
disebutkan Allah Ta’ala dalam firman-Nya : “Matsalul
ladziina yunfiquuna amwalahum fii sabiilillahi kamatsali habbatin anbatat sab’a
sanaa bila fii kulli sunbulatin mi-‘atu habbah. Wallahu yudhaa’ifu liman
yasyaa’. Wallahu waasi’un ‘aliim” Perumpamaan orang yang menginfakkan hartanya
di jalan Allah seperti sebutir biji yang menumbuhkan tujuh tangkai. Pada setiap
tangkai ada seratus biji. Allah melipat gandakan bagi siapa yang Dia kehendaki.
Dan Allah Mahaluas, Mahamengetahui. (Q.S
al Baqarah 261)
Allah berfirman : “Wamaa
anfaqtum min syai-in fa huwa yukhlifuhuu, wa huwa khairur raaziqiin” Dan
apa saja yang kamu infaqkan, Allah akan menggantinya dan Dialah pemberi rezki
yang terbaik. (Q.S Saba’ 39).
Syaikh as Sa’di berkata : Maka janganlah kalian berpraduga
salah bahwa berinfak itu termasuk hal yang dapat mengurangi rezki. Bahkan Allah
menjanjikan akan memberi ganti untuk orang orang yang berinfak.
Kedua : Salah satu
tanda orang bertakwa.
Ketahuilah bahwa tanda tanda orang yang bertakwa adalah
sangat banyak dijelaskan dalam al Qur an. Termasuk diantaranya adalah orang
orang yang menginfakkan hartanya di jalan Allah.
Allah berfirman : “Alladzina
yu’minuuna bil ghaibi wa yuqiimuunash shalata
wa mimmaa razaqnaa hum yunfiquun” (Orang
orang yang bertakwa, yaitu) mereka yang beriman kepada yang gaib, melaksanakan
shalat, dan menginfakkan sebagian rezeki yang kami berikan kepada mereka. (Q.S
al Baqarah 2)
Ketiga : Jalan untuk
mendekatkan diri kepada Allah.
Sungguh sangatlah banyak jalan untuk bagi seorang hamba untuk
mendekatkan dirinya kepada Allah Ta’ala. Diantaranya adalah dengan banyak
bersedekah. Allah berfirman : “Alaa innahaa qurbatun lahum, sayudkhilu
humullahu fi rahmatihii, innallahu ghafuurur rahiim”. Ketahuilah, sesungguhnya
infak itu suatu jalan bagi mereka untuk mendekatkan diri (kepada Allah). Kelak Allah akan memasukkan mereka kedalam rahmat (surga) Nya. Sesungguhnya
Allah Mahapengampun, Mahapenyayang. (Q.S at Taubah 99)
Keempat : Harta tidak
berkurang dengan sedekah.
Sangatlah banyak orang yang hartanya habis tersebab bisnisnya
yang selalu rugi dan berapa banyak pula orang hartanya habis karena judi
ataupun musibah. Tapi tidaklah pernah kita mendengar seseorang jatuh miskin
karena kebanyakan berzakat, berinfak dan bersedekah. Kenapa bisa demikian. Ya
begitulah, karena Rasulullah telah memberikan jaminan dalam sabda beliau : “Maa naqasa maalu ‘abdin min shadaqatin” Harta seorang hamba tidak akan berkurang
dengan sedekah. (H.R Imam Ahmad dan Imam at Tirmidzi).
Bahkan Allah akan menerima dan menumbuhkannya. Rasulullah
bersabda : “Man tashaddaqa bi’adlin
tamratin min kasbin taiyibin, walaa yaqbalullahu illath thaiyiba, Fa innallaha
yataqabbaluhaa bi yamiinihi, tsumma yurabbiihaa lishaahibhi kamaa yurabbii
ahadukum falu-wahu hatta takuuna mitslal jabal”. Barangsiapa yang
bersedekah seberat satu biji kurma dari penghasilan yang baik -dan Allah tidak
menerima kecuali yang baik-, maka Allah menerimanya dengan Tangan kanan-Nya,
kemudian dia menumbuhkannya untuk pemiliknya sebagaimana salah seorang dari
kalian merawat anak kudanya sehingga menjadi seperti gunung. (H.R Imam Bukhari
dan Imam Muslim dan yang lainnya. Lihat Shahih at Targhib wa at Tarhib).
Kelima : Sedekah
menghilangkan panasnya kubur dan naungan pada hari Kiamat.
Rasulullah bersabda : “Innash
shadaqata latuth-fi-u ‘an ahliha harral qubuur, wa innamaa yastazhillul
mu’miniinu yaumal qiyaamati fii zhilli shadaqatih” Sesungguhnya sedekah itu
memadamkan panasnya kubur bagi penghuninya dan seorang mukmin hanya bernaung
dibawah naungan sedekahnya pada hari Kiamat (H.R ath Thabrani, lihat at Targhib wa at Tarhib)
Keenam :
Mendatangkan pertolongan Allah
Sungguh kita sangat membutuhkan pertolongan Allah. Allahush
Shamad, Allah tempat kita bergantung. Diantara cara untuk mendapatkan
pertlongan Allah adalah dengan membantu orang lain termasuk membantu dengan
harta. Ketahuilah bahwa balasan kebaikan adalah kebaikan pula. Allah berfirman
: “Hal jazaa-ul ihsaani illal ihsaan” Tidak
ada balasan untuk kebaikan melainkan kebaikan (pula) Q.S ar Rahman 60.
Oleh karena itu maka seorang hamba yang selalu membantu atau
berbuat baik kepada saudaranya maka mereka akan mendapat bantuan dan
pertolongan Allah Ta’ala kapanpun dia butuhkan. Diantara perbuatan baik yang
dapat dilakukan sorang hamba adalah berinfak atau bersedekah kepada saudaranya
yang membutuhkan. Sungguh ini adalah pertolongan yang nyata dan Allah pasti akan
memberikan balasan yang terbaik.
Rasulullah bersabda : “Fa
innamaa turzaquuna wa tunsharuuna bi dhu’afaa-ikum” Sesungguhnya kalian
diberi rezki dan ditolong karena menolong orang yang lemah (ekonominya)
diantara kalian. (H.R am Nasa’i, dishahihkan oleh Syaikh al Albani).
Rasulullah bersabda : “Wallahu
fii ‘uunil ‘abdi maa kaanal ‘abdu fii ‘uuni” Dan Allah akan menolong hamba
apabila hamba itu menolong saudaranya. (H.R Imam Muslim)
Infak paling utama adalah dengan harta yang sangat dicintai.
Allah berfirman : “Lan tanaalul birra hattaa tunfiquu
mimmaa tuhibbuun, wa maa tunfiquu min syai-in fa innallaha bihii ‘aliim” Benar
benar kamu tidak akan memperoleh kebajikan, sebelum kamu menginfakkan sebagian
harta yang kamu cintai. Dan apapun yang kamu infakkan, tentang hal itu sungguh
Allah Mahamengetahui. (Q.S Ali Imran 92).
Syaikh as Sa’idi berkata : Maksudnya kamu sekali kali tidak
sampai dan tidak akan mendapatkan kebajikan artinya sebuah kata yang menyeluruh
tentang kebajikan yaitu jalan yang menyampaikan ke surga “sebelum kamu
menafkahkan sebagian harta yang kamu cintai”
dari harta kalian yang terbaik dan paling istimewa. Karena
berinfak dengan hal yang baik lagi disayangi oleh jiwa merupakan tanda paling
besar dari kelapangan jiwa dan sifatnya yang mulia, kasih sayangnya dan
kelembutannya. Dan juga merupakan tanda paling jelas tentang kecintaannya
kepada Allah dan sikap mendahulukan Allah atas kecintaan terhadap harta yang
sangat dicintai oleh jiwa. (Kitab Tafsir Karimir Rahman)
Dalam Kitab Tafsir al Azhar, Prof. DR Hamka berkata : Setelah
ayat ini turun bukan main besar pengaruhnya kepada para sahabat. Diantaranya
adalah kepada Zaid bin Haritsah. Setelah mengetahui ayat ini turun (dan
memahami maknanya) Zaid datang kepada Rasulullah dengan membawa kuda tunggangan
miliknya dan kuda itu sangat disenanginya. Lalu Zaid berkata : Ya Rasulullah
aku ingin mengamalkan ayat ini. Inilah kuda tungganganku yang sebagai engkau
ketahui kuda ini adalah tunggangan yang sangat aku senangi. Terimalah kuda ini
sebagai sedekahku dan sudilah engkau memberikannya kepada yang patut
menerimanya.
Imam Ibnu Katsir berkata :
Imam Ahmad meriwayatkan dari Ishaq bin Abdullah bin Abu Thalhah, ia
pernah mendengar Anas bin Malik berkata : Abu Thalhah adalah orang yang paling
kaya diantara orang orang Anshar di Madinah. Harta yang paling dia senangi
adalah Bairuha’ (yaitu suatu kebun) yang berhadapan dengan masjid (Nabawi). Dan
Rasulullah (pernah) memasukinya dan meminum air yang segar darinya. Kata Anas
ketika ayat ini turun Abu Thalhah berkata : Ya Rasulullah sesungguhnya Allah
berfirman : Kamu sekali kali tidak tidak akan sampai kepada kebajikan (yang
sempurna) sebelum kamu menafkahkan sebagian harta yang kamu cintai” Sesungguhnya
harta kekayaan yang paling aku sukai adalah Bairuha’ dan aku bermaksud untuk
menyedekahkannya yang dengannya aku berharap mendapat kebaikan dan simpanan
disisi Allah. Maka manfaatkanlah kebun itu ya Rasulullah seperti apa yang
ditunjukkan Allah kepada engkau.
Maka Nabi bersabda : Bagus, bagus, yang demikian itu adalah
harta yang menguntungkan, harta yang menguntungkan. Dan aku telah mendengar apa
yang engkau katakan. Aku berpendapat hendaklah kebun itu engkau berikan kepada
kaum kerabatmu. Abu Thalhahpun berkata : Aku akan laksanakan ya Rasulullah.
Kemudian Abu Thalhah membagi bagikannya kepada sanak kerabatnya dan anak anak
pamannya. Catatan : Hadits ini juga diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Imam
Muslim).
Semoga bermanfaat bagi kita semua. Wallahu A’lam. (343)
Jazakumullahu khairon katsiro. Sy mohon izin naskah ini saya Copy
BalasHapus