ORANG KAFIR PASTI MENYESAL
Oleh :
Azwir B. Chaniago
Sungguh orang orang kafir yang
mengingkari ayat ayat Allah, sangatlah
besar kesombongannya. Oleh karena itu maka sangatlah adil jika mereka mendapat
siksa yang berat. Mereka dengan berani dan sering menantang para utusan Allah
dengan perkataan : Segerakanlah datangnya siksa itu jika kalian (para Nabi dan
Rasul Allah) termasuk orang orang benar. Allah Ta’ala menjelaskan hal ini dalam
banyak ayat, diantaranya :
Pertama : Allah berfirman : “Wa
yasta’jiluunaka bil ‘adzaabi walan yukhlifallahu wa’dah.” Dan mereka
meminta kepadamu (Muhammad) agar adzab
itu disegerakan, padahal Allah tidak akan menyalahi janji-Nya. (Q.S
al Hajj 47)
Kedua : Allah berfirman : “Qaaluu
aji’tanaa lita’fikanaa ‘an aalihatinaa, fa’tinaa bima ta’idunaa in kunta minash shaadiqiin. Mereka
menjawab, Apakah engkau datang kepada kami (wahai Hud) untuk memalingkan kami
dari (menyembah) tuhan tuhan kami ? Maka datangkanlah
kepada kami adzab yang telah
engkau ancamkan kepada kami, jika engkau termasuk orang orang yang benar. (Q.S al Ahqaaf 22)
Sebenarnya sebagian dari orang orang kafir itu telah mengetahui
bagaimana Allah telah pernah menurunkan adzabnya di dunia kepada orang yang
mendustakan ayat ayat yang dibawa oleh para Nabi dan Rasul-Nya. Diantara kaum
terdahulu yang pernah mendapat adzab yang berat di dunia adalah kaum Tsamud,
kaum Nuh, kaum Luth, negeri Saba’ , Fir’aun beserta pengikutnya dan yang
lainnya.
Selain adzab di dunia maka di
akhiratpun mereka akan mendapat adzab yang berat. Semuanya telah dijelaskan
kepada mereka ketika mereka masih hidup di dunia. Tetapi mereka telah
mengingkarinya. Setelah mati barulah mereka menyesali akibat buruk dari
kekafirannya.
Mereka baru yakin akan adanya adzab
akhirat yang lebih berat karena pada saat telah mati maka mereka akan melihat
sebagian alam ghaib dan berita berita ghaib yang dulu mereka ingkari.
Diantara bentuk penyesalan mereka
adalah sebagaimana disebutkan dalam beberapa ayat al Qur an, diantaranya :
Pertama : Allah berfirman : “Qad
khasiral ladzina kadzdzabuu biliqaa-illahi hatta idza jaa-at-humus saa’atu
bakhtaatan. Qaaluu yahasratanaa ‘ala maa farrathnaa fiihaa, wahum yahmiluuna au
zaarahum ‘alaa zhuhuurihim, alaa saa-a maa yaziruun” Sungguh rugi orang
orang yang mendustakan pertemuan dengan Allah, sehingga apabila Kiamat datang
kepada mereka secara tiba tiba, mereka berkata, Alangkah besarnya penyesalan kami tentang Kiamat itu, sambil mereka memikul dosa dosa diatas
punggungnya. Alangkah buruknya apa yang mereka pikul itu. (Q.S
al An’am 31).
Kedua : Allah berfirman : “Fa
lau anna lanaa karratan fa nakuuna minal mu’miniin. Maka seandainya kita
dapat kembali (kedunia) niscaya kita menjadi orang orang yang beriman. (Q.S asy
Syu’ara’ 102)
Ketiga : Allah berfirman
: “Walau
taraa idzil mujrimuuna naakisuu ru-uusihim ‘indarabbihim, rabbanaa absharnaa wa
sami’naa farji’naa na’mal shaalihan inna muuqinuun” Dan (alangkah ngerinya)
jika sekiranya kamu melihat orang orang yang berdosa itu menundukkan kepalanya
dihadapan Rabbnya. (Mereka berkata) Yaa Rabb kami, kami telah melihat dan
mendengar, maka kembalikanlah kami (kedunia) niscaya kami akan mengerjakan amal
shalih. Sungguh kami adalah orang orang yang yakin. (Q.S as Sajdah 12).
Dan didalam berapa ayat, Allah
Ta’ala telah menceritakan kepada
Rasul-Nya tentang penyesalan orang orang yang mengingkari ayat ayat Allah,
diantaranya :
Pertama : Allah berfirman : “Wa
lau taraa idzwuqifuu ‘alan naari fa qaaluu yaa laitana nuraddu wa laa
nukadzdziba bi aayaati rabbinaa wa nakuuna minal mu’miniin”. Dan sekiranya engkau (Muhammad) melihat
ketika mereka dihadapkan ke neraka, maka mereka berkata, seandainya kami
dikembalikan (ke dunia) tentu kami tidak akan mendustakan ayat ayat Rabb kami,
dan kami menjadi orang orang yang beriman.
(Q.S al An’am 27)
Kedua : Allah berfirman : “Maka
ketika mereka melihat adzab Kami , mereka berkata, kami hanya beriman kepada
Allah saja dan kami ingkar kepada sembahan sembahan yang telah kami
persekutukan dengan Allah. Maka iman mereka ketika mereka telah melihat adzab
Kami tidak berguna lagi bagi mereka. Itulah (ketentuan) Allah yang telah
berlaku terhadap hamba hambaNya. Dan ketika itu rugilah orang orang
kafir”. (Q.S al Mu’min 84-85)
Ketahuilah bahwa penyesalan mereka
sebenarnya bukanlah penyesalan yang sungguh dan serius. Ternyata hati mereka
tidaklah benar benar menyesali apa yang
telah mereka lakukan selama berada di dunia. Mereka minta dikembalikan ke dunia
bukan karena mereka ingin sungguh sungguh bertaubat dan memperbaiki
kesalahannya sewaktu berada di dunia, tetapi sekedar ingin lari atau menghindar
dari siksa neraka yang mereka rasakan saat itu.
Begitulah keras dan membatunya hati
orang orang kafir sehingga pada hari mengalami siksaan mereka masih berusaha
berbohong kepada Allah Ta’ala, padahal Allah Mahamengetahui tentang segala
sesuatu. Allah berfirman : “Bal badaa
lahum maa kaanuu yukhfuuna min qablu, wa lau ruddu la’aaduu limaa nuhuu ‘anhu
wa annahum lakaadzibuun” Tetapi (sebenarnya) bagi mereka telah nyata
kejahatan yang mereka sembunyikan dahulu. Seandainya
mereka dikembalikan ke dunia tentu mereka akan mengulang kembali apa yang telah
dilarang mengerjakannya. Mereka itu sungguh pembohong. (Q.S al An’am 28).
Wallahu A’lam. (337)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar