DIBUTUHKAN KESABARAN DALAM MELAKUKAN KETAATAN
Disusun oleh : Azwir B. Chaniago
Taat atau ketaatan kepada Allah Ta’ala adalah
kewajiban utama setiap hamba. Sungguh taat kepada Allah Ta’ala, khususnya dalam
menyembah kepada-Nya haruslah terus menerus sampai akhir hayat. Allah Ta’ala
berfirman :
وَاعْبُدْ رَبَّكَ حَتَّىٰ يَأْتِيَكَ
الْيَقِينُ
Dan sembahlah Rabbmu sampai yakin (ajal)
datang kepadamu. (Q.S al Hijr 99).
Sayikh as Sa’di berkata : Al yaqin yaitu
sampai ajal tiba. Maksudnya, kontinyulah, engkau (Muhammad) mendekatkan diri kepada Allah dengan segala
macam ibadah disetiap waktu. Maka beliau mentaati perintah Rabb-nya dan
senantiasa beribadah sampai datang al
yaqin dari Rabbnya. (Tafsir Taisir
Karimir Rahman).
Sungguh Allah Ta’ala melalui Rasul-Nya telah
memerintahkan kita melakukan berbagai ibadah sebagai bukti ketaatan kita
kepada-Nya. Tapi ketahuilah bahwa hamba hamba Allah harus menjaga kesabarannya
dalam melakukan ketaatan.
Allah Ta’ala berfirman :
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا
اصْبِرُوا وَصَابِرُوا وَرَابِطُوا وَاتَّقُوا اللَّهَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ
Wahai orang orang yang beriman, bersabarlah
kamu dan kuatkanlah kesabaranmu dan
tetaplah bersiap siaga dan bertakwalah
kepada Allah supaya kamu beruntung. (Q.S Ali Imran 200).
Imam Hasan al Bashri berkata : Mereka
diperintahkan agar bersabar di atas agama yang telah Allah Ta’ala ridhai untuk
mereka yaitu agama Islam. Jangan sampai mereka meninggalkannya dengan sebab
senang atau susah, sengsara atau sejahtera, sehingga mereka mati dalam keadaan
sebagai orang Islam. Dan agar mereka menambah kesabaran menghadapi musuh musuh
yang menyembunyikan agama mereka (Tafsir Ibnu Katsir).
Para ulama menjelaskan bahwa sabar haruslah
ada pada tiga tempat. Satu diantaranya adalah SABAR DALAM MENJALANKAN KETAATAN.
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman
:
وَاصْبِرْ نَفْسَكَ مَعَ الَّذِينَ
يَدْعُونَ رَبَّهُمْ بِالْغَدَاةِ وَالْعَشِيِّ يُرِيدُونَ وَجْهَهُ ۖ
Dan bersabarlah kamu bersama-sama dengan
orang-orang yang menyeru Rabb-nya di pagi
dan senja hari dengan mengharap wajah-Nya. (Q.S al Kahfi 28)
Lihatlah beberapa keadaan, bagaimana kebutuhan
kita terhadap sabar misalnya ketika melakukan SHALAT MALAM. Kita harus bersiap
diri untuk bangun di sepertiga malam terakhir padahal inilah waktu yang sangat
menggoda untuk tidur. Kita bersabar dan kita lawan keinginan untuk tidur demi
menunjukkan ketaatan kepada Allah Ta’ala.
Kita juga butuh kesabaran yang hebat ketika
harus melaksanakan PUASA BAIK YANG WAJIB MAUPUN YANG SUNNAH. Harus bersabar
menahan hawa nafsu dan harus bersabar untuk meninggalkan sesuatu yang mubah
bahkan yang halal sekalipun.
An-Nasa`i meriwayatkan dari al Bahili radhiyallahu ‘anhu, dia berkata, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi Wasallam
bersabda:
صمْ شهرَ الصبرِ وثلاثةَ أيامٍ من
كلِّ شهر...
Puasalah pada bulan kesabaran dan
puasalah di tiga hari pada setiap bulan. (H.R an Nasa’i)
Dalam hadits ini, Nabi shallallahu
‘alaihi wa sallam mensifati bulan Ramadhan sebagai bulan kesabaran, hal itu
dikarenakan terkumpul dalam bulan Ramadhan seluruh jenis kesabaran : (1) Sabar
melaksanakan ketaatan kepada Allah Ta’ala. (2) Sabar meninggalkan kemaksiatan
kepada-Nya dan. (3) Sabar dalam menghadapi ketetapan Allah Ta’ala yang berat
(yang dirasakan oleh seorang hamba).
Sungguh Allah Ta’ala pasti memberi
balasan yang lebih baik kepada hamba hamba yang sabar. Allah Ta’ala berfirman :
وَلَنَجْزِيَنَّ
الَّذِينَ صَبَرُوا أَجْرَهُمْ بِأَحْسَنِ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ
Dan Kami pasti akan memberi
BALASAN KEPADA ORANG ORANG YANG SABAR dengan pahala yang lebih baik dari apa
yang telah mereka kerjakan. (Q.S an Nahl 96).
Bahkan pahala sabar tidak ada batasnya.
Allah Ta’ala berfirman :
إِنَّمَا
يُوَفَّى الصَّابِرُونَ أَجْرَهُمْ بِغَيْرِ حِسَابٍ
Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang disempurnakan pahala mereka tanpa batas
(Q.S az Zumar 10)
Ketahuilah bahwa ketika kesabaran kita
berkurang dalam melakukan ibadah maka hinggaplah penyakit yang bernama futur
yaitu berupa kemalasan, menunda-nunda
atau berlambat lambat dalam melakukan suatu kebaikan dan ibadah pada hal
sebelumnya bersegera. Semuanya akan berujung kepada kerugian dan penyesalan.
Oleh sebab itu hamba hamba Allah akan tetap
berusaha menjaga kesabaran dalam melakukan ketaatan yang disyariatkan. Insya
Allah ada manfaatnya bagi kita semua. Wallahu A’lam. (1.980)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar