Sabtu, 01 Juni 2024

KALIMAT DZIKIR SEBAGAI PENGHAPUS DOSA

KALIMAT DZIKIR SEBAGAI PENGHAPUS DOSA

Disusun oleh : Azwir B. Chaniago

Selalu berdzikir atau mengingat Allah adalah salah satu ibadah atau perbuatan baik YANG DIPERINTAHKAN dalam syariat Islam. Allah Ta'ala berfirman :

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اذْكُرُوا اللَّهَ ذِكْرًا كَثِيرًا

وَسَبِّحُوهُ بُكْرَةً وَأَصِيلًا   

Wahai orang orang yang beriman, berdzikirlah (dengan menyebut nama) Allah, dzikir yang sebanyak banyaknya. Dan bertasbihlah kepada-Nya di waktu pagi dan petang. (Q.S al Ahzaab 41-42).

Syakh as Sa’di berkata : Allah Ta’ala memerintahkan orang orang beriman agar berdzikir, mengingat-Nya sebanyak banyaknya dalam bentuk tahlil, tahmid, tasbih takbir dan yang lain lainnya dari setiap bacaan yang mengandung pendekatan diri kepada Allah Ta’ala.

Ketahuilah bahwa Rasulullah Salallahu ‘alaihi Wasalam berdzikir dalam setiap waktu. Diriwayatkan dari Mukminin, Aisyah  beliau berkata :

كَانَ النَبِيُّ صَلَى الله عليه وسلم يَذْكُرُ الله عَلَى كُلِّ أَحْيَانِهِ    

Bahwa Nabi Salallahu ‘alaihi Wasallam selalu berdzikir mengingat Allah Ta’ala dalam setiap waktunya. (H.R Imam Muslim).

Syaikh Muhammad Shalih al Utsaimin berkata : Pada hadits ini terdapat dalil bahwa seyogyanya engkau banyak banyak berdzikir menyebut nama Allah Ta’ala dalam setiap keadaan. (Syarh Riyaadhish Shaalihin).

Ketahuilah bahwa berdzikir hakikatnya adalah termasuk bagian dari ibadah untuk mendekatkan diri kepada Allah Ta'ala dan mencari ridha-Nya. Ketika seorang hamba beribadah dalam berbagai bentuk yang disyariatkan termasuk berdzikir maka akan mendatangkan pahala baginya.

Tetapi, selain itu ketahuilah bahwa berdzikir JUGA SEBAGAI PENGHAPUS DOSA, diantaranya adalah dengan dzikir yang diajarkan  Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam dalam sabda beliau :

مَا عَلَى الأَرْضِ رَجُلٌ يَقُولُ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَاللَّهُ أَكْبَرُ وَسُبْحَانَ اللَّهِ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ وَلاَ حَوْلَ وَلاَ قُوَّةَ إِلاَّ بِاللَّهِ إِلاَّ كُفِّرَتْ عَنْهُ ذُنُوبُهُ وَلَوْ كَانَتْ أَكْثَرَ مِنْ زَبَدِ الْبَحْرِ

Tidaklah seorang di muka bumi ini mengucapkan: Laa ilaha illallah, wallahu akbar, wasubhanallah, wal hamdulillah, wa laa hawla wa laa quwwata illa billah, melainkan dosa-dosanya akan dihapus, walaupun sebanyak buih di lautan. (H.R Imam Ahmad dengan sanad Hasan).

Akan tetapi perlu diketahui, janganlah dengan adanya hadits ini kita jadi meremehkan dosa. Lalu berpikir bahwa nanti mudah menghapusnya dengan membaca dzikir ini.

Imam al Munawi rahimahullah berkata : Seseorang yang mengandalkan terus dzikir ini, akan tetapi ia terus bermaksiat sekehendak syahwatnya, melanggar agama Allah dan kehormatannya, janganlah ia menyangka akan disamakan dengan orang yang dibersihkan dan disucikan.

Jangan menyangka ucapannya akan mendapat pahala melalui lisannya, padahal tidak ada ketakwaan (rasa takut) dan amal saleh pada dirinya. (Faidhul Qadir).

Selain itu, paling tidak ada dua perkara yang perlu diperhatikan tentang dihapusnya dosa dengan dzikir ini :

Pertama : Yang dihapus adalah dosa ketika melanggar hak Allah Ta'ala. Jika dosa berkaitan dengan hak  sesama manusia mestilah   diselesaikan dengan yang bersangkutan  meminta   dimaafkan. Jika berkaitan dengan harta maka mestilah mengembalikan haknya berupa harta pula.

Kedua : Yang dihapus adalah dosa-dosa kecil. Adapun dosa besar yang dilakukan seseorang maka dia harus bertaubat dengan sungguh sungguh yaitu dengan taubat nasuha dan tentunya harus dengan memenuhi syarat taubat nasuha.

Tentang perintah melakukan taubat nasuha dijelaskan Allah Ta'ala dalam firman-Nya :

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا تُوبُوا إِلَى اللَّهِ تَوْبَةً نَصُوحًا

Wahai orang-orang yang beriman !. Bertaubatlah kepada Allah dengan taubatan nasuhaa (yaitu taubat yang semurni-murninya atau sebenar benar taubat). (Q.S at Tahrim 8).

Wallahu A'lam. (3.290).

 

 

 

 

 

  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar