JANGAN MEREPOTKAN DIRI
DENGAN SUKA BERDEBAT
Disusun oleh : Azwir B. Chaniago
Setiap orang punya latar belakang yang berbeda.
Perbedaan itu bisa karena latar belakang budaya, pendidikan, lingkungan,
tingkat pemahaman agama dan banyak lagi
yang lainnya. Oleh karena dalam beberapa hal muncul perbedaan pemikiran dan
pendapat.
Dengan demikian sering kita temukan orang yang suka
berdebat. Sungguh berdebat apalagi debat kusir tidaklah dianjurkan dalam
syariat Islam karena ujungnya adalah kerugian bahkan bisa menjadi cikal bakal
pertengkaran dan permusuhan antara sesama.
Tentang berdebat, Nabi Sulaiman pernah memberi nasehat
kepada anaknya : Wahai anakku, tinggalkanlah mira’ (jidal, mendebat karena
ragu-ragu dan menentang) itu, karena manfaatnya sedikit. Dan ia membangkitkan
permusuhan di antara orang-orang yang bersaudara. (Syu’abul Iman al
Baihaqi).
Dari Aisyah radhiyallahu ‘anha, bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
أَبْغَضُ الرِّجَالِ إِلَى اللَّهِ الأَلَدُّ الْخَصِمُ
Orang yang paling dibenci oleh Allah adalah orang yang paling keras debatnya. (H.R Imam Bukhari, no. 4523, Imam Muslim, no. 2668).
Selain itu ketahuilah bahwa diantara akibat buruk yang juga akan mendatangi orang yang suka berdebat adalah bisa menjadi orang yang sesat. Rasulullah Salallahu 'alaihi Wasallam mengingatkan :
مَا
ضَلَّ قَوْمٌ بَعْدَ هُدًى كَانُوْا عَلَيْهِ إِلاَّ أُوْتُوْا الْجَدَلَ، ثُمَّ
قَرَأَ : مَا ضَرَبُوْهُ لَكَ إِلاَّ جَدَلاً
Tidaklah suatu kaum menjadi sesat setelah mereka dulunya berada di atas hidayah kecuali yang suka berdebat, kemudian beliau membaca (ayat az Zukhruf 58) : Mereka tidak memberikan perumpamaan itu kepadamu melainkan dengan maksud membantah saja. (HR. Tirmidzi dan Ibnu Majah).
Tentang perkara ini, sebagian ulama berkata : Apabila Allah menginginkan seorang hamba dengan keburukan, maka Ia akan menutup pintu amal dan membuka pintu perdebatan baginya. (Al Hilyah).
Dan juga Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
mengingatkan tentang kewajiban meninggalkan
perdebatan. Beliau bersabda :
مَنْ تَرَكَ الْمِرَاءَ
وَهُوَ مُبْطِلٌ بَنَى اللهُ لَهُ بَيْتًا فِي رَبَضِ الْجَنَّةِ مَنْ تَرَكَ
الْمِرَاءَ وَهُوَ مُحِقٌّ بَنَى اللهُ لَهُ بَيْتًا فِي أَعْلَى الْجَنَّةِ
Barangsiapa yang meninggalkan perdebatan sementara ia
berada di atas kebathilan, maka Allah akan bangunkan sebuah rumah baginya di
pinggiran surga. Dan barangsiapa yang meninggalkan perdebatan padahal dia
berada di atas kebenaran, maka Allah akan membangun sebuah rumah baginya di surga yang tinggi. (Lihat Shahih at Targib wat
Tarhib).
Wallahu A'lam. (3.298).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar