SHALAT SUNNAH ALFIYAH
HADITSNYA MAUDHU
Disusun oleh : Azwir B. Chaniago
Sungguh,
kita mengetahui bahwa umumnya hamba hamba Allah bersemangat dalam melakukan
berbagai ibadah. Dalam hal ini bukan hanya menjaga KUALITAS IBADAH TETAPI JUGA
BERUSAHA MENJAGA KUANTITAS IBADAHNYA.
Mungkin ada
diantara saudara saudara kita yang karena DIDORONG OLEH KEINGINAN BANYAK BERIBADAH
dan niat baik lalu pada setiap pertengahan bulan Sya'ban melakukan shalat
sunnah yang disebut dengan SHALAT ALFIYAH.
Shalat alfiyah
ini disandarkan kepada satu hadits (?) :
Wahai Ali !. Barangsiapa yang shalat seratus rakaat pada MALAM NISYFU SYA’BAN
dengan membaca surat al Fatihah dan Qul Huwa Allahu Ahad (surat al Ikhlas) pada
setiap rakaat sepuluh kali maka Allah akan memenuhi semua kebutuhannya.
Disebut
shalat alfiyah (seribu) karena dalam shalat itu dianjurkan untuk dilaksanakan
seratus rakaat dan setiap rakaat setelah membaca al Fatihah lalu membaca surat
al Ikhlas di setiap rakaat sepuluh kali. Jadi jumlah surat al Ikhlas yang
dibaca adalah seribu kali.
Ketahuilah
bahwa kalimat yang dikatakan sebagai hadits ini adalah MAUDHU’ ATAU PALSU. Imam
Ibnul Jauzi mengatakan : Tidak diragukan lagi, hadits ini adalah maudhu’. (Al
Maudhu’at).
Imam
asy Syaukani berkata : Hadits ini maudhu’. Dan seseorang yang cakap dalam ilmu
hadits, hanya dengan melihat lafazhnya saja, maka (mereka) yakin bahwa hadits
ini palsu. (Majmuatul Fawaaid).
Ketahuilah
wahai saudaraku !. Bahwa beribadah bukan disandarkan kepada niat baik saja tetapi harus
memenuhi dua syarat yaitu : (1) IKHLAS KARENA ALLAH DAN (2) ITTTIBA' ATAU MENGIKUTI
RASULULLAH SALALLAHU 'ALAIHI WA SALLAM.
Ketika
dalil untuk melaksanakan shalat alfiyah dihukumi sebagai hadits maudhu' atau
palsu maka tentu tidak bisa dijadikan sandaran dalam beribadah. Dengan kata
lain, kalau kita amalkan maka kita TELAH MENYELISIHI Rasulullah Salallahu 'alaihi Wasallam dalam
ibadah ini.
Sungguh
Rasulullah Salallahu 'ALAIHI Wasallam telah mengingatkan kita dalam sabda
beliau :
مَنْ عَمِلَ عَمَلاً لَيْسَ عَلَيْه ِأَمْرُنَا فَهُوَ
رَدٌّ
Barangsiapa beramal
yang tidak ada perintahnya dari kami maka amalannya tertolak. (H.R Imam Muslim).
Selain
itu ketahuilah bahwa Allah Ta'ala telah mengingatkan hamba hamba-Nya untuk
TIDAK MENYELISIHI RASULULLAH SALALLAHU 'ALAIHI WASALAM, sebagaimana firman-Nya
:
فَلْيَحْذَرِ
ٱلَّذِينَ يُخَالِفُونَ عَنْ أَمْرِهِۦٓ أَن تُصِيبَهُمْ فِتْنَةٌ أَوْ
يُصِيبَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ
Maka hendaklah orang orang yang menyelisihi perintah Rasul, takut akan ditimpa
fitnah atau adzab yang pedih. (Q.S an Nur 63).
Sebagai
penutup tulisan ini dinukil satu sabda Rasulullah Salallahu 'alaihi Wasallam :
مابقي شيء يقرب منْ الْجَنَّة ويباعد منْ النَّار إلا
وقد بين لكم
Tidak
tersisa satu (amalan) pun yang dapat mendekatkan kepada surga dan menjauhkan
dari neraka, kecuali sudah dijelaskan semuanya kepada kalian. (HR.
Thabrani, dishahihkan oleh Syaikh Ali Hasan Al Halabi).
Wallahu
A'lam. (3.226)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar