BANYAK KEBAIKAN AKAN
MENGIKUTI UJIAN BERUPA MUSIBAH
Disusun oleh : Azwir B. Chaniago
Ujian berupa musibah niscaya akan mendatangi hamba
hamba Allah kapan saja Dia berkehendak. Ujian itu, baik atas dirinya, keluarganya, hartanya dan
yang lainnya. Tetapi ketahuilah bahwa ujian
dan cobaan untuk para Nabi lebih berat dari yang dialami umatnya. Rasulullah
Salallahu ‘alaihi Wasallam bersabda :
عَنْ مُصْعَبِ بْنِ سَعْدٍ، عَنْ أَبِيهِ،
قَالَ: قُلْتُ: يَا رَسُولَ اللَّهِ، أَيُّ النَّاسِ أَشَدُّ بَلَاءً؟ قَالَ: «الأَنْبِيَاءُ
ثُمَّ الأَمْثَلُ فَالأَمْثَلُ، فَيُبْتَلَى الرَّجُلُ عَلَى حَسَبِ دِينِهِ،
فَإِنْ كَانَ دِينُهُ صُلْبًا اشْتَدَّ بَلَاؤُهُ، وَإِنْ كَانَ فِي دِينِهِ
رِقَّةٌ ابْتُلِيَ عَلَى حَسَبِ دِينِهِ، فَمَا يَبْرَحُ البَلَاءُ بِالعَبْدِ
حَتَّى يَتْرُكَهُ يَمْشِي عَلَى الأَرْضِ مَا عَلَيْهِ خَطِيئَةٌ
Dari
Mus’ab dari Sa’ad dari bapaknya, aku berkata : Wahai Rasulullah,
siapakah manusia yang paling berat ujiannya ?. Kata beliau: Para Nabi, kemudian
yang semisal mereka dan yang semisal mereka. Dan seseorang diuji
sesuai dengan kadar dien (keimanannya). Apabila diennya kokoh, maka berat pula
ujian yang dirasakannya; kalau diennya lemah, dia diuji sesuai dengan kadar
diennya.
Dan
seseorang akan senantiasa ditimpa ujian demi ujian hingga dia dilepaskan
berjalan di muka bumi dalam keadaan tidak mempunyai dosa. (H.R at Tirmidzi,
dishahihkan oleh Syaikh al Albani).
Diantara
contoh ujian lebih berat adalah Nabi Ayyub yang diberi musibah sebagai ujian
yaitu berupa sakit yang cukup lama dan dalam satu riwayat disebutkan 18 tahun.
Penderitaan dan penyakit Nabi Ayyub Alaihissallam sungguh sangat berat. Nabi
Ayyub Alaihissallam terkena penyakit kulit yang amat parah. Dalam satu riwayat
itu terjadi selama 18 (delapan belas)
tahun.
Selain
itu, Allah mewafatkan anak-anaknya yang ia cintai, begitu pula hartanya
habis, ia menjadi orang yang fakir, ia hanya ditemani oleh istrinya dan dua
orang temannya yang membantunya setiap hari. Akan tetapi dia tak berputus asa
bahkan bersabar dan mengharap pahala dan ridha dari Allah Ta’ala.
Lalu
dia mengadu kepada Rabb-nya supaya Allah mengangkat penyakitnya, sebagaimana
firman Allah :
وَأَيُّوبَ
إِذْ نَادَىٰ رَبَّهُ أَنِّي مَسَّنِيَ الضُّرُّ وَأَنْتَ أَرْحَمُ الرَّاحِمِينَ
Dan
(ingatlah kisah) Ayyub ketika dia BERDOA KEPADA RABB-NYA, (Ya Rabb-ku) sungguh,
aku telah ditimpa penyakit, padahal Engkau Rabb Yang Maha Penyayang dari semua
yang penyayang. (Q.S al Anbiya’ 83).
Oleh
karena itu ketika orang orang beriman didatangi ujian berupa musibah maka yang
harus dikepankan adalah KEWAJIBAN UNTUK BERSABAR. Berharap ridha-Nya. Lalu
mengadu kepada-Nya agar diberi kebaikan.
Sungguh,
ujian berupa musibah untuk orang orang beriman
akan diikuti oleh banyak kebaikan. Perkara ini dijelaskan Rasulullah Salallahu
'alaihi Wasallam dalam sabda beliau yaitu dari Anas bin Malik :
إِذَا أَرَادَ اللَّهُ بِعَبْدِهِ الْخَيْرَ عَجَّلَ
لَهُ الْعُقُوبَةَ فِى الدُّنْيَا وَإِذَا أَرَادَ اللَّهُ بِعَبْدِهِ الشَّرَّ
أَمْسَكَ عَنْهُ بِذَنْبِهِ حَتَّى يُوَفَّى بِهِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ
Jika
Allah menginginkan kebaikan pada hamba, Dia akan segerakan hukumannya di dunia.
Jika Allah menghendaki kejelekan padanya, Dia akan mengakhirkan balasan atas
dosa yang ia perbuat hingga akan ditunaikan pada hari kiamat kelak. (H.R at
Tirmidzi. Hadits ini hasan shahih kata Syaikh al Albani).
Juga
dari hadits riwayat Anas bin Malik, Rasulullah Salallahu 'alaihi
Wasallam bersabda :
إِنَّ عِظَمَ الْجَزَاءِ مَعَ عِظَمِ الْبَلاَءِ وَإِنَّ
اللَّهَ إِذَا أَحَبَّ قَوْمًا ابْتَلاَهُمْ فَمَنْ رَضِىَ فَلَهُ الرِّضَا وَمَنْ
سَخِطَ فَلَهُ السَّخَطُ
Sesungguhnya
pahala besar karena balasan untuk ujian yang berat. Sungguh, jika Allah
mencintai suatu kaum, maka Dia akan menimpakan ujian untuk mereka. Barangsiapa
yang ridha, maka ia yang akan meraih ridha Allah. Barangsiapa siapa yang tidak
suka, maka Allah pun akan murka. (H.R Ibnu Majah, dinilai hasan oleh Syaikh al
Albani).
Sebagai
penutup tulisan ini dinukil satu nasehat dari Syaikh Abu Ishaq al Huwaini,
beliau berkata : Sesungguhnya hati itu akan semakin kuat dengan adanya ujian.
Karenanya, engkau dapati orang yang hidup senang senang terus adalah orang yang
hatinya lemah.
Adapun
orang YANG BANYAK MENDAPAT UJIAN maka ia akan jadi manusia yang (hatinya) kuat.
(Dari Twitulama).
Wallahu
A'lam. (3.217).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar