BERTAUBAT
MESTILAH DENGAN SEBENAR BENAR TAUBAT
Disusun oleh : Azwir
B. Chaniago
Ketahuilah bahwa salah
satu LANGKAH PALING CERDAS dan betul betul sangat dianjurkan untuk SEGERA
DILAKUKAN seseorang yang tergelincir kepada dosa dan maksiat adalah BERTAUBAT
DENGAN SEBENAR BENAR TAUBAT ATAU TAUBAT NASUHA. Ketika Langkah atau Tindakan ini
diambil dan dilaksanakan maka dosanya akan dihapus dan Allah Ta'ala memberi keselamatan
kepadanya. Allah Ta'ala berfirman :
يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ
ءَامَنُوا۟ تُوبُوٓا۟ إِلَى ٱللَّهِ تَوْبَةً نَّصُوحًا عَسَىٰ رَبُّكُمْ أَن
يُكَفِّرَ عَنكُمْ سَيِّـَٔاتِكُمْ وَيُدْخِلَكُمْ جَنَّٰتٍ تَجْرِى مِن تَحْتِهَا
ٱلْأَنْهَٰرُ
Wahai orang-orang
yang beriman, bertaubatlah kepada Allah dengan taubatan nasuhaa (taubat yang
sebenar benarnya). Mudah-mudahan Rabbmu akan menutupi kesalahan-kesalahanmu dan
memasukkanmu ke dalam jannah yang mengalir di bawahnya sungai-sungai. (Q.S at
Tahrim 8).
Lalu
apa makna taubat ?. Makna
taubat dijelaskan oleh Prof. DR Shalih Ghanim as Sadlan, beliau berkata :
Secara syar’i taubat adalah meninggalkan dosa karena takut kepada
Allah, menganggapnya buruk, menyesali perbuatan maksiatnya, bertekad kuat untuk
tidak mengulanginya dan terus memperbaiki apa yang bisa diperbaiki dari
amalnya.
Taubat mencakup penyerahan diri seorang hamba kepada Rabb-nya, inabah yaitu kembali kepada Allah Ta’ala dan konsisten menjalankan ketaatan. Jadi, sekedar meninggalkan perbuatan dosa namun tidak melaksanakan amalan yang dicintai Allah Ta’ala maka itu belum dianggap bertaubat. (Kitab At Taubatu Ilallah)
Sungguh, perlu diketahui bahwa bertaubat ternyata bukan sekedar atau asal asalan. Dalam surat at Tahrim ayat 8 diatas disebutkan dengan TAUBATAN NASUHA ATAU SEBENAR BENAR TAUBAT. Salah satu makna tentang taubatan nasuha disebutkan oleh Syaikh Hafidz al Hakami, beliau berkata : Taubat nasuha adalah TAUBAT YANG JUJUR. Terkumpul padanya tiga perkara yaitu: (1) Meningggalkan dosa. (2) Menyesali perbuatan dosa yang telah dilakukan. (3) Bertekad untuk tidak kembali mengulanginya selama lamanya. (Al A'lam as Sunnah Mansyurah).
Selain
itu perlu dipahami pula bahwa BERTAUBAT MESTILAH DILAKUKAN DENGAN IKHLAS KARENA
RASA TAKT KEPADA ALLAH DAN MENGHARAP
PAHALA-NYA.. Syaikh Muhammad bin Shalih al Utsaimin
menjelasan perkara ini dalam Kitab
beliau, Tafsir Juz ‘Amma pada Tafsir surat al Buruj, antara lain
adalah tentang lima syarat taubat nasuha. Satu
diantaranya disebutkan beliau : Ikhlas karena Allah semata,
yaitu yang mendorong seseorang untuk bertaubat adalah rasa takutnya kepada
Allah dan mengharap pahala dari-Nya. Terkadang ada orang yang bertaubat karena
ingin dipuji manusia atau menghindari celaan manusia terhadapnya. Atau untuk
mencapai kedudukan tertentu atau karena ingin mendapatkan harta dengan
taubatnya.
Orang
yang bertaubat dengan motivasi seperti itu tidak diterima taubatnya, karena
(salah satu) syarat taubat harus ikhlas. Demikian penjelasan Syaikh Utsaimin).
Wallahu A'lam. (3.247)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar