TIDAK BERTEMAN
AKRAB DENGAN ORANG YANG BURUK KELAKUANNYA
Disusun oleh : Azwir
B. Chaniago
Hakikatnya, tidak
ada larangan berteman dengan siapapun. Tetapi untuk BERTEMAN AKRAB mestilah
pilah pilih. Rasulullah Salallahu 'alaihi Wasallam telah mengingatkan umatnya
tentang memilih teman akrab. Beliau bersabda :
الرَّجُلُ عَلَى دِينِ
خَلِيلِهِ فَلْيَنْظُرْ أَحَدُكُمْ مَنْ يُخَالِلُ
Seseorang itu tergantung pada agama temannya. Oleh
karena itu, salah satu di antara kalian hendaknya memperhatikan siapa yang dia
jadikan teman akrab. (H.R Abu Dawud dan at Tirmidzi).
Ketika memilih teman yang buruk prilakunya akan menyebabkan rusak agama seseorang. Jangan sampai kita menyesal pada hari kiamat nanti karena pengaruh teman yang buruk sehingga tergelincir dari jalan kebenaran dan terjerumus dalam kemaksiatan. Renungkanlah firman Allah Ta'ala berikut :
وَيَوْمَ يَعَضُّ ٱلظَّالِمُ عَلَىٰ يَدَيْهِ يَقُولُ يَـٰلَيْتَنِى ٱتَّخَذْتُ مَعَ ٱلرَّسُولِ سَبِيلًۭا
يَـٰوَيْلَتَىٰ لَيْتَنِى لَمْ أَتَّخِذْ فُلَانًا خَلِيلًۭا
لَّقَدْ
أَضَلَّنِى عَنِ ٱلذِّكْرِ بَعْدَ إِذْ جَآءَنِى ۗ وَكَانَ ٱلشَّيْطَـٰنُ
لِلْإِنسَـٰنِ خَذُولًۭا
Dan ingatlah ketika orang-orang zalim menggigit kedua tanganya seraya berkata : Aduhai kiranya aku dulu mengambil jalan bersama Rasul. Kecelakaan besar bagiku. Kiranya dulu aku tidak mengambil fulan sebagai teman akrabku. Sesungguhnya dia telah menyesatkan aku dari al Qur’an sesudah al Qur’an itu datang kepadaku. Dan syithan itu tidak mau menolong manusia. (Q.S al Furqan 27-29).
Lihatlah, bagaimana Allah Ta'ala dalam ayat al Qur an ini menggambarkan seseorang yang telah menjadikan orang-orang yang buruk kelakuannya sebagai teman-teman (dekatnya) di dunia sehingga di akhirat menyebabkan penyesalan yang sudah tidak berguna lagi.
Perkara teman akrab, Imam Ibnu Qudamah al Maqdisi memberikan nasehat tentang memilih teman (sahabat atau teman akrab). Beliau berkata : Secara umum, hendaknya orang yang engkau pilih menjadi sahabat memiliki lima sifat berikut :
(1) Orang yang berakal.
(2) Memiliki akhlak yang baik, (3) Bukan orang fasik (yang banyak
berbuat dosa). (4) Bukan ahli bid’ah (yang mengada ada dan membuat perkara baru
dalam agama) dan (5) Bukan orang yang rakus dengan dunia. (Mukhtashar Minhajul Qashidin).
Wallahu A'lam. (3.188)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar