HAMBA ALLAH JANGAN MEMBERI
NASEHAT TANPA ILMU
Disusun oleh : Azwir B.Chaniago
Tentang makna nasehat sebagaimana dikatakan oleh Imam Ibnu Rajab al Hambali rahimahullah dengan menukil ucapan Imam
Khaththabi rahimahullah, bahwa : Nasehat itu adalah suatu kata untuk
menerangkan satu pengertian, yaitu keinginan kebaikan bagi yang dinasehati.
(Jami'ul Ulum wal Hikam).
Sungguh, memberi nasehat adalah salah satu kewajiban
orang orang beriman. Rasulullah Salallahu 'alaihi Wasallam bersabda :
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَأَنَّ رَسُولَ
اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ حَقُّ الْمُسْلِمِ عَلَى
الْمُسْلِمِ سِتٌّ قِيلَ مَا هُنَّ يَا رَسُولَ اللَّهِ قَالَ إِذَا لَقِيتَهُ
فَسَلِّمْ عَلَيْهِ وَإِذَا دَعَاكَ فَأَجِبْهُ وَإِذَا اسْتَنْصَحَكَ فَانْصَحْ
لَهُ وَإِذَا عَطَسَ فَحَمِدَ اللَّهَ فَسَمِّتْهُ وَإِذَا مَرِضَ فَعُدْهُ
وَإِذَا مَاتَ فَاتَّبِعْهُ
Dari Abu Hurairah, dia berkata, Rasulullah shallallahu
‘alaihi Wasallam bersabda : Kewajiban seorang muslim atas muslim yang lain ada
enam. Lalu ada yang bertanya : Apa itu ya
Rasulullah. Maka beliau menjawab : Apabila kamu
bertemu dengannya maka ucapkanlah salam kepadanya, apabila dia mengundangmu
maka penuhilah undangannya, apabila dia meminta nasehat kepadamu maka BERILAH
NASEHAT kepadanya, apabila dia bersin lalu memuji Allah maka doakanlah dia
-dengan bacaan yarhamukallah-, apabila dia sakit maka jenguklah dia, dan
apabila dia meninggal maka iringilah jenazahnya. (H.R Imam Muslim).
Imam an Nawawi rahimahullah berkata
: Maknanya :
-apabila- dia meminta nasehat darimu, maka wajib bagimu untuk menasehatinya,
jangan hanya mencari muka di hadapannya, jangan pula menipunya, dan janganlah
kamu menahan diri untuk menerangkan nasehat –kepadanya-.” (Syarh
Shahih Muslim).
Namun demikian ketahuilah
bahwa memberi nasehat harus dengan ilmu,
sesuai syariat. Jangan sembarang memberi
nasehat. Bisa jadi nasehat kita salah bila ditimbang dengan dalil syar’i. Jadi
haruslah berilmu dulu sebelum berkata, sebelum berbuat apalagi memberi nasehat.
Tidak cukup dengan niat baik saja.
Bukankah seseorang yang tidak bisa mengendarai mobil seharusnya tidak menasehati orang lain tentang cara mengendarai mobil yang baik. Ini urusan dunia. Apalagi urusan akhirat. Kalau mau memberi nasehat tentang cara shalat yang baik, maka harus punya ilmu tentang cara shalat yang benar. Jika tidak, maka bisa mendatangkan kesalahan bahkan kesesatan. Allah Ta'ala berfirman :
وَلَا تَقْفُ مَا
لَيْسَ لَكَ بِهِۦ عِلْمٌ ۚ إِنَّ ٱلسَّمْعَ وَٱلْبَصَرَ وَٱلْفُؤَادَ كُلُّ
أُو۟لَٰٓئِكَ كَانَ عَنْهُ مَسْـُٔولًا
Dan janganlah
kamu mengikuti sesuatu yang tidak kami ketahui. Sesungguhnya pendengaran,
penglihatan dan hati nurani , semua itu akan diminta pertanggung jawabannya.
(Q.S al Israa’ 36).
Sungguh Rasulullah Salallahu 'alaihi Wasallam melarang memberi nasehat TANPA PETUNJUK YANG BENAR yaitu sebagaimana sabda beliau :
مَنْ تَقَوَّلَ عَلَيَّ مَا
لَمْ أَقُلْ ، فَلْيَتَبَوَّأْ مَقْعَدَهُ مِنَ النَّرِ، وَمَنِ اسْتَشَارَهُ أَخُوهُ
الْمُسْلِمُ ، فَأَشَارَ عَلَيْهِ رُشْدٍ فَقَدْ خَانَهُ ، وَمَنْ أُفْتِيَ فُتْيًا
بِغَيْرِ ثَبْتٍ ، فَإِمُهُ عَلَى مَنْ أَفْتَاهُ .
Barangsiapa berbicara mengatasnamakan aku sesuatu yang tidak aku ucapkan maka hendaklah dia bersiap menempati tempat duduknya di neraka. Dan barangsiapa dimintai pandangan oleh saudaranya sesama muslim lalu ia memberinya NASEHAT TAN SUATU PETUNJUK YANG BAIK maka ia telah berkhianat kepadanya. Dan barangsiapa diberi fatwa tanpa dasar yang benar maka dosanya ada pada orang yang memberi fatwa kepadanya. (Lihat al Adabul Mufrad, Imam Bukhari).
Berkata Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah : Barangsiapa berbicara dalam agama ini tanpa
ilmu maka ia adalah seorang pendusta, meskipun ia tidak ada niat untuk berdusta. (Majmu’ al-Fatawa).
Oleh karena itu hamba hamba Allah jangan
bermudah mudah memberi nasehat tanpa MEMILIKI ILMU YANG SHAHIH. Kalau tidak
maka bisa sesat dan menyesatkan.
Wallahu A'lam. (3.181)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar