MANUSIA YANG TERPEDAYA
DAN TERTIPU DENGAN KEHIDUPAN DUNIA
Disusun oleh : Azwir B. Chaniago
Sungguh, di zaman ini ada sebagian manusia yang
terpedaya bahkan tertipu oleh kehidupan dunia dengan segala pernak perniknya
yang tampak dihadapan mereka. Oleh karena itu mereka lalai atau mengabaikan
kehidupan akhirat yang tak tampak.
Bahkan diantara mereka yang terpedaya dan tertipu ini
berani dan lancang berkata : Kesenangan atau kenikmatan dunia telah dirasakan
sedangkan kesenangan dan kenikmatan akhirat sesuatu yang belum pasti, belum
terlihat buktinya.
Sebagian dari orang yang terpedaya dan tertipu ini
berani mengatakan : Tunai lebih baik daripada kredit. Dengan kata lain yang
diterima sekarang lebih baik daripada yang diterima nanti dan belum pasti.
Perkataan mereka jelas MENCERMINKAN KEADAAN MAREKA YANG PARAH DAN SANGAT
MEMBAHAYAKAN KARENA KETIADAAN IMAN DALAM DIRI MAREKA.
Sungguh, kenikmatan akhirat HANYA BISA DIBACA DENGAN
KACA MATA IMAN tak bisa dibaca dengan kacamata akal. Kenikmatan akhirat tidak
ditampakkan ketika berada di dunia karena itu adalah sebagai UJIAN APAKAH
SEORANG HAMBA PUNYA IMAN ATAU TIDAK.
Allah Ta’ala telah mengingatkan dalam firman-Nya :
وَمَا
الْحَيَاةُ الدُّنْيَا إِلَّا لَعِبٌ وَلَهْوٌ وَلَلدَّارُالْآَخِرَةُ خَيْرٌ
لِلَّذِينَ يَتَّقُونَ أَفَلَا تَعْقِلُونَ
Dan tiadalah kehidupan dunia ini, selain dari main-main dan senda gurau belaka. Dan sungguh kampung akhirat itu lebih baik bagi orang-orang yang bertakwa. Maka tidakkah kamu memahaminya ? (Q.S al An’aam 32).
Allah Ta’ala berfirman :
وَلَلْآخِرَةُ
خَيْرٌ لَكَ مِنَ الْأُولَىٰ
Dan sungguh yang kemudian itu lebih baik bagimu dari yang permulaan. (Q.S adh Dhuha 4).
Adapun sebagian orang yang mengatakan bahwa tunai lebih baik daripada kredit, Imam Ibnul Qayyim memberikan penjelasan : Jika suatu yang tunai dan kredit itu sama nilainya maka tunai lebih baik dibandingkan dengan kredit. Namun apabila berbeda yaitu ketika perkara kredit itu lebih banyak dan lebih baik maka tentulah yang kredit itu lebih utama.
Di dalam al Musnad karya Imam Ahmad dan juga at
Tirmidzi dari al Mustaurid bin Syaddad, ia berkata, Rasulullah Salallahu
'alaihi Wasallam bersabda :
قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
: وَاللَّهِ مَا الدُّنْيَا فِى
الآخِرَةِ إِلاَّ مِثْلُ مَا يَجْعَلُ أَحَدُكُمْ
إِصْبَعَهُ هَذِهِ – وَأَشَارَ يَحْيَى بِالسَّبَّابَةِ – فِى الْيَمِّ
فَلْيَنْظُرْ بِمَ يَرْجِعُ
Rasulullah
Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : Demi Allah, tidaklah dunia
dibandingkan akhirat melainkan seperti salah seorang dari kamu yang mencelupkan
jari tangannya ini, perawi bernama Yahya menunjuk jari telunjuk, ke lautan,
lalu hendaklah dia perhatikan apa yang didapat pada jari tangannya.
Imam
Ibnul Qayyim menambahkan penjelasan : Mendahulukan dunia yang tunai atas
akhirat yang kredit merupakan tipuan terbesar dan kebodohan yang paling buruk.
Jika hadits diatas tadi menjelaskan perbandingan antara dunia secara
keseluruhan dengan akhirat maka bagaimana pula dengan perbandingan antara usia
manusia dan akhrat ?.
Manakah
yang lebih utama bagi orang yang berakal (sehat) apakah mengedepankan yang
segera untuk jangka waktu yang singkat dan terhalang dari kebaikan yang abadi
di akhirat, ataukah meninggalkan sesuatu yang kecil, hina dan akan sirna dalam
waktu dekat dengan MENGAMBIL SESUATU YANG TIDAK TERKIRA NILAINYA, tidak ada
bahayanya, tidak terbatas bilangannya dan tidak ada limit waktunya. (Ad Daa' wad
Dawaa').
Wallahu
A'lam. (3.171).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar