INILAH RINCIAN SIFAT BURUK MANUSIA MUNAFIK
Oleh : Azwir B. Chaniago
Manusia munafik sudah ada sejak zaman Nabi berada di Madinah. Tapi siapa saja mereka, hampir tidak ada sahabat
yang tahu. Hanya Nabi dan Huzaifah bin Yaman yang mengetahui karena Huzaifah memang orang kepercayaan Nabi
dan diberi tugas mencatat siapa siapa
orang munafik di Madinah yaitu berdasarkan keterangan dari Nabi. Kenapa demikian ?, karena orang orang
munafik di zaman itu berusaha menyembunyikan kemunafikannya.
Di zaman kita ini sangatlah mudah mengetahui
siapa saja orang orang munafik. Dikatakan mudah untuk diketahui karena ketahuan
dari bicara atau komentarnya di depan umum tanpa malu. Kalau bicara selalu banyak bohongnya dari
pada benarnya, mudah membuat janji tapi tak memenuhi dan suka khianat jika dapat amanah.
Bahkan ada diantara mereka yang hampir tidak
pernah berkata jujur. Membolak balik fakta. Memusuhi Islam. Diantara mereka ada
pula yang bekerja sama dan membantu kepentingan orang orang kafir untuk melemahkan
Islam. INI TERJADI DISEBABKAN BERBAGAI KEPENTINGAN MEREKA SEPERTI HARTA,
JABATAN, POPULARITAS DAN PESAN SPONSORNYA. Semuanya bermuara kepada kepentingan
duniawi.
Rasulullah telah mengingatkan dalam satu
hadits yang sangat masyhur dikalangan kaum muslimin tentang tanda tanda orang
munafik. Beliau bersabda :
آيَةُ الْمُنَافِقِ ثَلَاث إِذَا
حَدَّثَ كَذَبَ، وَ إِذَا وَعَدَ أَخْلَفَ، وَ إِذَا اؤْتُمِنَ خَانَ
Tanda tanda orang munafik ada tiga (1) Apabila berbicara dia bohong. (2) Apabila berjanji ia mengingkari (3) Apabila diberi amanat ia berkhianat. (H.R Imam Muslim).
Tanda tanda orang munafik ada tiga (1) Apabila berbicara dia bohong. (2) Apabila berjanji ia mengingkari (3) Apabila diberi amanat ia berkhianat. (H.R Imam Muslim).
Diantara rincian sifat buruk munafik ini dapat
disebutkan sebagai berikut :
Pertama : Jika berbicara dia bohong.
Salah satu sifat tercela manusia munafik adalah
suka berbohong. Ketahuilah bahwa pembohong
tidak akan mendapat petunjuk. Allah
Ta’ala berfirman :
إِنَّ ٱللَّهَ لَا يَهْدِى مَنْ هُوَ
كَٰذِبٌ كَفَّارٌ
Sungguh Allah tidak memberi petunjuk KEPADA
PEMBOHONG dan orang orang yang sangat ingkar. (Q.S az Zumar 3).
Sungguh para pembohong akan sengsara di
akhirat kelak dan ini pasti, yaitu akan
dituntun ke neraka. Rasulullah Salallahu ‘alaihi Wasallam mengingatkan tentang
hal ini sebagaimana sabda beliau :
وَإِيَّاكُمْ وَالْكَذِبَ ، فَإِنَّ
الْكَذِبَ يَهْدِيْ إِلَى الْفُجُوْرِ ، وَإِنَّ الْفُجُوْرَ يَهْدِيْ إِلَى
النَّارِ ، وَمَا يَزَالُ الرَّجُلُ يَكْذِبُ وَيَتَحَرَّى الْكَذِبَ حَتَّى
يُكْتَبَ عِنْدَ اللهِ كَذَّابًا
Dan
hindarilah olehmu berlaku bohong karena kebohongan menuntunmu pada kejahatan,
dan kejahatan menuntunmu ke neraka. Dan seseorang senantiasa berlaku bohong dan
selalu berbohong sehingga dia tercatat di sisi Allah Ta’ala sebagai pembohong
(H.R Imam Muslim).
Itulah
diantara keburukan yang akan mendatangi orang orang munafik yang suka berbohong.
Kedua : Jika berjanji dia mengingkari.
Mengingkari janji adalah perbuatan sangat
tercela dalam syariat Islam. Apa yang dimaksud dengan janji ?. Janji adalah
suatu perkataan atau pengakuan yang dilakukan seseorang dalam keadaan sadar dan
tidak dalam keadaan terpaksa, yang bersifat mengikat dirinya sendiri terhadap
ketetapan apa yang telah dikatakannya.
Sungguh janji wajib untuk dipenuhi,
sebagaimana perintah Allah Ta’ala dalam firman-Nya :
ُ ۚ وَأَوْفُوا بِالْعَهْدِ ۖ إِنَّ
الْعَهْدَ كَانَ مَسْئُولًا
Dan penuhilah janji, karena sesungguhnya janji
itu pasti diminta pertanggung jawabannya. (QS al Isra' 34)
Ayat ini menunjukkan PERINTAH yang sangat
jelas. Ketahuilah bahwa hukum asal suatu perintah dalam Islam adalah
wajib, kecuali ada dalil yang
menjelaskan lain.
Tentang ayat ini, Syaikh as Sa’di berkata :
“Sesungguhnya janji itu pasti diminta pertanggung jawabnya” maksudnya
kalian bertanggung jawab tentang pemenuhannya atau tidak memenuhinya. Apabila
kalian memenuhinya maka kalian akan memperoleh pahala yang banyak. Akan tetapi,
jika kalian tidak memenuhi tanggung jawab akibatnya akan mendapat dosa yang
besar. (Tafsir Taisir Karimir Rahman).
Satu hadits dari Anas bin Malik, Rasulullah
bersabda : “Tidak ada iman bagi orang yang tidak amanah dan TIDAK ADA AGAMA
BAGI YANG TIDAK MEMENUHI JANJINYA”. (H.R
Imam Ahmad dan al Bazaar).
Secara tekstual hadits ini menunjukkan
bagaimana beratnya keburukan yang ditanggung bagi orang yang tak memenuhi
janjinya yaitu disebut sebagai tidak memiliki agama.
Ketiga : Jika diberi amanah dia berkhianat.
Sungguh Allah Ta’ala tidak suka kepada orang orang yang tak menjaga amanah yaitu para pengkhianat. Allah
berfirman :
إِنَّ اللَّهَ لَا يُحِبُّ
الْخَائِنِينَ
Sungguh Allah tidak menyukai orang yang
berkhianat. (Q.S al Anfal 58).
Ketahuilah bahwa diantara amanah yang besar
adalah amanah yang diberikan Allah Ta’ala kepada para penguasa di semua
tingkatan untuk mengurus dengan baik orang orang yang dipimpinnya. Nah, ketika
amanah ini diabaikan maka predikat munafik akan mendatanginya.
Ingatlah bahwa manusia harus mempertanggung
jawabkan semua perbuatan buruknya ketika berada di dunia. Allah Ta’ala
berfirman :
أَيَحْسَبُ الْإِنْسَانُ أَنْ يُتْرَكَ
سُدًى
Apakah manusia mengira dia akan dibiarkan
begitu saja (tanpa pertanggung jawaban) ?.
Q.S al Qiyaamah 36.
Sungguh sifat buruk orang orang munafik pasti mendatang murka Allah Ta’ala. Allah Ta’a
telah berjanji akan menempatkan mereka pada tempat yang paling buruk di akhirat
kelak. Allah Ta’ala berfirman :
إِنَّ الْمُنَافِقِينَ فِي الدَّرْكِ
الْأَسْفَلِ مِنَ النَّارِ وَلَنْ تَجِدَ لَهُمْ نَصِيرًا
Sungguh, orang orang munafik itu (ditempatkan) pada tingkatan yang paling
bawah dari neraka. Dan kamu tidak akan mendapat seorang penolong pun bagi
mereka. (Q.S an Nisaa’ 145).
Kita bermohon kepada Allah Ta’ala agar
dijauhkan dari sifat sifat munafik ini. Insya Allah ada manfaatnya bagi kita
semua. Wallahu A’lam. (1.581)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar