ALLAH TA’ALA HANYA MENERIMA YANG BAIK BAIK
Oleh : Azwir B. Chaniago
Salah satu dari nama Allah Yang Mahaindah, Asma’ul Husna,
adalah ATH THAYYIB yaitu MAHABAIK. Syaikh Abdurrazzaq bin Muhsin al Badr
menjelaskan bahwa Mahabaik adalah : Allah Ta’ala suci dan bersih dari segala
kekurangan dan aib. Sebab kata ath thayyib (yang baik) pada dasarnya berarti
bersih dan selamat dari segala yang kotor. Allah senantiasa dan akan senantiasa
Mahasempurna pada Dzat-Nya dan sifat sifa-Nya.
Sementara itu seluruh perbuatan dan
perkataan-Nya keluar (dari-Nya) DENGAN PENUH KESEMPURNAAN. Allah Ta’ala
Mahasempurna maka Dia melakukan
perbuatan yang sesuai dengan kesempurnaan-Nya. (Fikih Asma’ul Husna).
Rasulullah Salallahu ‘alaihi Wasallam
menjelaskan tentang Allah ath Thayyib dan hanya menerima yang baik, dalam sabda
beliau :
إِنَّ اللَّهَ طَيِّبٌ لَا يَقْبَلُ
إِلَّا طَيِّبًا
Sesungguhnya Allah Ta’ala itu baik, tidak
menerima kecuali yang baik baik. (H.R Imam Muslim).
Syaikh Muhammad bin Shalih al Utsaimin berkata
: “Tidak menerima kecuali yang baik baik”. Maknanya adalah : Dia, Allah
Ta’ala tidak akan menerima perkataan yang buruk, perbuatan yang buruk dan
selainnya. Setiap yang buruk akan tertolak di sisi Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Dia hanya menerima yang baik dan bersih saja.
Diantaranya adalah shadaqah dengan harta yang
tidak halal, Allah tidak akan menerimanya. Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda :
مَنْ تَصَدَّقَ بِعَدْلِ تَمْرَةٍ
مِنْ كَسْبٍ طَيِّبٍ وَلاَ يَقْبَلُ اللهُ إِلاَّ الطَّيِّبَ فَإِنَّ اللهَ يَقْبَلُهَا
بِيَمِيْنِهِ ثُمَّ يُرَبِّيْهَا لِصَاحِبِهِ كَمَا يُرَبِّيْ أَحَدُكُمْ
فَلُوَّهُ، حَتَّى تَكُوْنَ مِثْلَ الْجَبَلِ.
Barangsiapa yang bersedekah dengan
sesuatu yang senilai dengan sebutir kurma dari usaha yang halal, sedangkan
Allah tidaklah menerima kecuali yang thayyib (yang baik), maka Allah akan
menerima sedekahnya dengan tangan kanan-Nya kemudian mengembangkannya untuk
pemiliknya seperti seorang di antara kalian membesarkan kuda kecilnya hingga
sedekah tersebut menjadi besar seperti gunung. (H.R Imam Bukhari dan Imam
Muslim). Lihat Syarah Arba’in an Nawawiyah.
Syaikh Abdurrazzaq bin Muhsin al Badr berkata : “Dia
tidak menerima melainkan yang baik baik saja”. Ini menunjukkan bahwa Allah
Ta’ala tidak akan menerima dari amalan amalan dan perbuatan perbuatan kecuali
yang tersifati dengan kebaikan. Hal ini
umum mencakup seluruh perbuatan dan perkataan.
Oleh karena
itu : (1) Jangan sampai seorang beriman
beramal, kecuali yang shalih atau baik. (2) Jangan berkata kecuali yang baik.
(3) Jangan berusaha kecuali dengan usaha yang baik, dan (4) Jangan berinfak
kecuali dari hasil yang baik.
Sesungguhnya
kebaikan dapat dijadikan sifat bagi (semua) (1) Amalan. (2) Perkataan, dan (3)
Keyakinan. Ketiga hal ini terbagi menjadi dua, YAITU BAIK DAN BURUK. Yaitu
sebagaimana firman-Nya :
قُلْ
لَا يَسْتَوِي الْخَبِيثُ وَالطَّيِّبُ وَلَوْ أَعْجَبَكَ كَثْرَةُ الْخَبِيثِ ۚ
Katakanlah (
Muhammad) : Tidaklah sama yang buruk dengan yang baik meskipun banyaknya
keburukan itu menarik hatimu. (Q. S al Maidah 100).
Oleh karena itu maka orang orang
beriman akan selalu berusaha berkata yang baik, melakukan amalan yang baik dan
memiliki keyakinan yang baik. Insya Allah ada manfaatnya bagi kita semua.
Wallahu A’lam. (1.578).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar