BERDZIKIRLAH DI SETIAP WAKTU DAN KEADAAN
Oleh : Azwir B. Chaniago
Salah satu kewajiban orang beriman terhadap
Rabb-nya adalah selalu mengingat-Nya atau berdzikir kepada Allah Ta’ala dalam
setiap keadaan. Sungguh Allah Ta’ala telah mengingatkan dalam firman-Nya :
ٱلَّذِينَ يَذْكُرُونَ ٱللَّهَ قِيَٰمًا وَقُعُودًا وَعَلَىٰ
جُنُوبِهِمْ وَيَتَفَكَّرُونَ فِى خَلْقِ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلْأَرْضِ رَبَّنَا مَا
خَلَقْتَ هَٰذَا بَٰطِلًا سُبْحَٰنَكَ فَقِنَا عَذَابَ ٱلنَّارِ
(Orang yang berakal yaitu) orang orang yang mengingat Allah
sambil berdiri, duduk atau dalam keadaan berbaring dan mereka memikirkan
tentang penciptaan langit dan bumi. (Q.S Ali Imran 191)
Ketahuilah bahwa dzikir atau mengingat Allah
Ta’ala maksudnya adalah mengingat Allah Ta’ala, diantaranya :
(1) Mengingat Allah dengan hati seperti
datangnya perasaan takut kepada Allah
Ta’ala ketika meninggalkan perintah-Nya atau melanggar apa yang dilarangnya.
(2) Mengingat Allah dengan lisan seperti
berdoa, mengucapkan bacaan bacaan dzikir baik yang muqayyad ataupun yang
mutlak.
(3) Mengingat Allah dengan membaca al Qur an
dan kitab kitab Sunnah Rasulullah Salallahu ‘alaihi wasallam.
(4) Mengingat Allah dengan anggota badan
seperti melaksanakan shalat, puasa dan amalan lainnya secara ikhlas dan sesuai
dengan petunjuk Rasulullah Salallahu ‘alaihi Wasallam.
Sungguh berdzikir kepada Allah haruslah terus
menerus dan setiap keadaan. Berdzikir bukan hanya dalam keadaan sempit saja tapi
juga dalam keadaan lapang. Berdzikir bukan hanya ketika sakit tapi juga dalam keadaan
sehat. Bukan pula ketika setelah tua tapi juga ketika masih muda.
Dan juga berdzikir haruslah setiap saat selama
masih hidup. Mulailah berdzikir atau mengingat Allah saat hendak tidur hingga
bangun tidur, sebelum dan sesudah makan, masuk rumah dan keluar rumah, masuk
masjid dan keluar masjid. Bahkan masuk dan keluar kamar kecil dan banyak lagi
yang lain, sesuai dengan yang diajarkan Rasulullah Salallahu ‘alaihi Wasallam.
Sungguh sangatlah banyak keutamaan yang akan
diperoleh seorang hamba yang selalu berdzikir, diantaranya adalah :
Pertama : Membuat hati menjadi tenang dan
tenteram.
Memiliki hati yang tenang dan tenteram adalah
harapan semua orang. Berbagai cara dilakukan orang orang agar mendapatkan hati
yang tenang. Tapi ini hanya akan dicapai dengan selalu mengingat Allah dan
berdzikir kepada-Nya. Allah Ta’ala berfirman :
(Yaitu)
orang orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat
Allah, Ketahuilah hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenteram. (Q.S ar
Ra’du 28).
Syaikh as Sa’di berkata : Makna firman Allah :
“Tathma-iinul qulub”- hati menjadi
tenteram, adalah hilangnya segala
sesuatu (yang berkaitan dengan) kegelisahan, dan kegundah-gulanaan dari dalam
hati. Dan dzikir tersebut akan menggantikannya dengan rasa keharmonisan
(ketenteraman), kebahagiaan dan kelapangan. Dan maksud firman-Nya : alaa bi
dzikrillahi tathma-innul quluub” adalah sudah nyata dan sudah sepantasnya
hati (manusia) tidak akan pernah merasakan ketenteraman, kecuali dengan dzikir
(mengingat) Allah. (Kitab Tafsir Taisir Karimir Rahman).
Umar bin Khaththab berkata : Wajib bagi kalian
berdzikir kepada Allah karena yang demikian merupakan obatnya hati.
Jauhilah menyebut aib manusia karena hal itu merupakan penyakit hati.
Kedua : Dzikir agar seorang hamba diingat
Allah Ta’ala.
Sungguh Allah Ta’ala menyuruh hamba
hamba-Nya untuk selalu berdzikir (mengingat-Nya, tidak melupakan-Nya).
Ketahuilah bahwa berdzikir adalah cara terbaik agar si hamba tak dilupakan pula
oleh Allah Ta’ala. Allah berfirman :
فَاذْكُرُونِي
أَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوا لِي وَلَا تَكْفُرُونِ
Maka ingatlah kepada-Ku, Aku pun
akan ingat kepadamu. Bersyukurlah kepada-Ku dan janganlah kamu ingkar
kepada-Ku. (Q.S al Baqarah 152).
Syaikh as
Sa’di berkata : (Dalam ayat ini) Allah Ta’ala memerintahkan hamba hamba-Nya
untuk mengingat-Nya dan menjanjikan baginya sebaik baik balasan yaitu bahwa
Allah akan mengingatnya pula yaitu bagi orang orang yang ingat kepada-Nya.
(Tafsir Taisir Karimir Rahman).
Ketiga : Dzikir melebihi amal amal shalih lainnya
bahkan melebihi jihad.
Rasulullah Salallahu ‘alaihi Wasallam
mengingatkan umatnya bahwa bedzikir kepada Allah Ta’ala adalah sebaik baik amal
bahkan melebihi jihad yaitu sebagaimana sabda beliau :
أَلَا أُخْبِرُكُمْ بِخَيْرِ أَعْمَالِكُمْ وَ أَزْكَاهَا عِنْدَ
مَلِيْكِكُمْ وَ أَرْفَعِهَا فِيْ دَرَجَاتِكُمْ وَ خَيْرٍ لَكُمْ مِنْ إِنْفَاقِ
الذَّهَبِ وَ الْفِضَّةِ وَ مِنْ أَنْ تَلْقَوْا عَدُوَّكُمْ فَتَضْرِبُوْا
أَعْنَاقَهُمْ وَ يَضْرِبُوْا أَعْنَاقَكُمْ؟ قَالُوْا: بَلَى يَا رَسُوْلَ اللهِ،
قَالَ: ذِكْرُ اللهِ
Maukah kamu aku beritahukan sebaik-baik amal perbuatan
sekaligus yang paling suci di mata Tuhan dan paling tinggi dalam (mengangkat)
derajat serta yang lebih baik bagi kalian daripada menginfakkan emas dan perak,
dan lebih baik pula bagi kalian daripada berhada-hadapan dengan musuh kemudian
kalian menebas leher mereka dan mereka juga menebas leher kalian?” Para sahabat
menjawab: “Ya, wahai Rasulullah.” Beliau bersabda : DZIKIR (KEPADA) ALLAH. (H.R Imam Ahmad, at
Tirmidzi, dan al Hakim).
Keempat : Seolah olah berada dalam benteng.
Imam Ibnul Qayyim berkata : Orang yang
berdzikir (seolah olah) berada dalam benteng. Ketika dia lalai (dari berdzikir)
maka pintu benteng itu terbuka. Lalu musuh pun akan memasukinya dan orang ini
akan kesulitan untuk mengeluarkan musuh (syaithan) yang telah masuk.
Oleh karena itu perbanyaklah berdzikir, jangan
lalai karena dzikir adalah SALAH SATU BENTENG
YANG AKAN MELINDUNGI MANUSIA DARI BISIKAN BISIKAN SYAITHAN.
Sungguh
Allah Ta’ala mengingatkan orang beriman untuk banyak berdzikir, sebagaimana
firman-Nya :
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا
اذْكُرُوا اللَّهَ ذِكْرًا كَثِيرًا
Wahai orang orang yang beriman !. Berdzikirlah
kepada Allah dengan mengingat (nama-Nya) sebanyak banyaknya. (Q.S al Ahzaab
41).
Insya Allah ada manfaatnya bagi kita semua.
Wallahu A’lam. (1.483)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar