BERBOHONG YANG DIANGGAP REMEH
Oleh : Azwir B. Chaniago
Berhohong adalah kelakuan yang sangat tercela
dalam syariat Islam. Imam adz Dzahabi, dalam Kitab al Kaba-ir memasukkan
perbuatan bohong sebagai salah satu dosa besar. Ketahuilah bahwa dosa hanya bisa dihapus dengan betu
betul bertaubat atau taubat nashuha.
Sungguh berbohong bisa merusak tatanan hidup
berkeluarga, bermasyarakat bahkan bernegara. Bayangkan bagaimana buruk dan
susahnya kehidupan suatu keluarga kalau suami selalu berbohong kepada istri,
istripun demikian. Ibu berbohong kepada anak anaknya. Anak anak berbohong pula
kepada orang tua dan saudara saudaranya. Kalau sudah begini apakah kehidupan
tidak kacau balau ?.
Yang lebih parah lagi adalah ketika
pemimpin membohongi orang orang yang
dipimpinnya. Apalagi berbohongnya sangat sering dan dalam banyak hal. Oleh
karena itu Rasulullah Salallahu ‘alaihi
wasallam menyebutkan secara khusus BAHWA ANCAMAN UNTUK PEMIMPIN YANG BEBOHONG
SANGATLAH BERAT yaitu diterlantarkan Allah di akhirat dan diberi adzab yang
pedih.
Satu riwayat
dari Abu Hurairah radiyallahu anhu
menyebutkan bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam
bersabda :
ثَلاَثَةٌ لاَ يُكَلِّمُهُمُ
اللَّهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَلاَ يُزَكِّيهِمْ وَلاَ يَنْظُرُ إِلَيْهِمْ
وَلَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ شَيْخٌ زَانٍ وَمَلِكٌ كَذَّابٌ وَعَائِلٌ مُسْتَكْبِرٌ
Tiga orang yang Allah enggan berbicara dengan mereka pada hari kiamat
kelak. (Dia) tidak sudi memandang muka mereka, (Dia) tidak akan membersihkan
mereka daripada dosa (dan noda). Dan bagi mereka disiapkan siksa yang sangat
pedih. (Mereka ialah ): Orang tua yang berzina, PENGUASA YANG SUKA BERBOHONG
dan orang miskin yang takabur.” (H.R Imam Muslim).
Ketahuilah
bahwa ada bentuk kebohongan yang TAK TERASA oleh seseorang bahwa dia telah
berbohong. Lalu dianggap remeh dan terus dilakukan tanpa beban. Diantaranya
adalah :
Pertama :
Ketika seseorang membicarakan semua yang didengarnya.
Begini haditsnya, dari Hafsh bin
‘Ashim, dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa
sallam, beliau bersabda :
كَفَى بِالْمَرْءِ كَذِبًا أَنْ
يُحَدِّثَ بِكُلِّ مَا سَمِعَ
Cukup seseorang dikatakan dusta,
jika ia menceritakan segala apa yang ia dengar. (H.R Imam Muslim).
Bisa jadi seseorang mendengar satu
informasi atau mendapat satu tulisan lalu disampaikan kepada orang lain pada
hal informasi itu belum tentu benar. Terkadang dengan ringannya dia mengatakan
: Saya kan menyampaikan apa yang saya dengar dan yang saya baca. Dalam hal ini,
jika berita itu bohong atau semacam hoax maka yang menyampaikan atau
mengedarkannya TIDAK TERBEBAS DARI PERBUATAN BOHONG.
Kedua : Berbohong untuk
membuat orang tertawa
Dua hadits berikut ini mudah mudahan memberi
pemahaman yang baik kepada kita bahwa bercanda dengan sesuatu yang tidak benar
atau dibumbui dengan kebohongan adalah terlarang dalam syariat Islam.
(1) Dari Abu
Hurairah, Para sahabat berkata : Wahai Rasulullah ! Sesungguhnya engkau
mencandai kami. Beliau bersabda :
إِنِّي لأَمْزَحُ , وَلا
أَقُولُ إِلا حَقًّا
(Benar, akan
tetapi) aku tidak mengucapkan (dalam bercanda) sesuatu kecuali yang benar. (H.R at Tirmidzi, hadits Hasan Shahih)
(2) Dari
Bahz bin Hakim, ia berkata bahwa ayahnya, Hakim telah menceritakan bahwa ia
pernah mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
وَيْلٌ لِلَّذِى يُحَدِّثُ
فَيَكْذِبُ لِيُضْحِكَ بِهِ الْقَوْمَ وَيْلٌ لَهُ وَيْلٌ لَهُ
Celakalah bagi yang
berbicara lantas berdusta hanya karena ingin membuat suatu kaum tertawa.
Celakalah dia, celakalah dia. (H.R Abu
Dawud dan at Tirmidzi).
Perhatikanlah
ancaman berat yaitu celaka bagi
orang yang berbicara dusta, yaitu diantaranya dengan membuat dan menyampaikan
cerita bohong untuk membuat orang tertawa. Nabi mengulangi perkataan CELAKA
DIA, SAMPAI DUA KALI.
Nah bagi
sebagian orang, bercanda dengan perkataan atau cerita cerita bohong dianggap kebohongan
yang remeh saja pada hal mereka tak akan
terbebas dari keburukan berkata bohong.
Dan juga, orang orang yang mendengar cerita bohong dalam
bercanda ini sepertinya merasa enjoy saja karena mereka menganggap ini adalah
suatu yang remeh dan biasa pada hal itu termasuk perbuatan bohong yang diharamkan dalam syariat
Islam.
Oleh karena itu berhati hatilah dengan
perbuatan bohong yang dianggap remeh ini karena terkadang tak berasa bahwa
seseorang telah berbohong. Memang terkadang seseorang tak berasa berbuat bohong
tapi adzab-Nya pasti terasa. Na’udzubillah.
Insya Allah ada manfaatnya bagi kita semua. Wallahu
A’lam. (1.492)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar