Senin, 05 Maret 2018

WANITA MENJAGA KEHORMATAN BOLEH MEMILIH PINTU SURGA



WANITA MENJAGA KEHORMATAN
BOLEH MEMILIH PINTU SURGA

Oleh : Azwir B. Chaniago

Wanita shalihah adalah termasuk perhiasan dunia yang paling baik. Abdullah bin Amr meriwayatkan sabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam :

   الدُّنْيَا مَتاَعٌ وَخَيْرُ مَتَاعِ الدُّنْيَا الْمَرْأَةُ الصَّالِحَةُ

Sesungguhnya dunia itu adalah perhiasan dan sebaik-baik perhiasan dunia adalah wanita shalihah. (H.R Imam Muslim no. 1467).

Salah satu tanda wanita shalihah adalah selalu menjaga kehormatan dirinya. Mereka dijanjikan oleh Nabi menjadi orang yang beruntung yaitu mendapat surga. Bahkan dia boleh masuk melalui pintu manapun yang dia inginkan dari delapan pintu surga. Ini tentu menjadi idaman bagi setiap wanita yang beriman.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

إِذَا صَلَّتِ الْمَرْأَةُ خَمْسَهَا وَصَامَتْ شَهْرَهَا وَحَفِظَتْ فَرْجَهَا وَأَطَاعَتْ زَوْجَهَا قِيلَ لَهَا ادْخُلِى الْجَنَّةَ مِنْ أَىِّ أَبْوَابِ الْجَنَّةِ شِئْتِ

Jika seorang wanita selalu menjaga shalat lima waktu, juga berpuasa sebulan (di bulan Ramadhan), menjaga kemaluannya (kehormatannya) dan taat pada suaminya, maka dikatakan pada wanita tersebut, “Masuklah ke surga melalui pintu manapun yang engkau suka. (H.R Imam Ahmad).

Lalu  perbuatan apa saja yang dilakukan seorang wanita sehingga dia bisa disebut sebagai wanita shalihah yang menjaga kehormatan dirinya. Diantaranya adalah : 

Pertama :  Tidak sering keluar rumah.
Allah perintahkan agar para wanita lebih banyak tinggal di dalam rumah. Karena rumah adalah hijab yang paling syar’i bagi wanita. Allah berfirman :

وَقَرْنَ فِي بُيُوتِكُنَّ وَلَا تَبَرَّجْنَ تَبَرُّجَ الْجَاهِلِيَّةِ الْأُولَى

Tetaplah tinggal di rumah kalian, dan janganlah kamu berhias dan (bertingkah laku) seperti orang jahiliyah yang dahulu. (Q.S al Ahzab 33).

Syaikh as Sa’di berkata : “Dan tetaplah tinggal di rumah kalian)”, maksudnya, tinggallah selalu di dalam rumah kalian, sebab yang demikian itu lebih selamat dan lebih menjaga kehormatan kalian. 

“(Dan janganlah kalian berhias dan bertingkah laku seperti orang orang Jahiliyah dahulu)”  Maksudnya, janganlah kalian banyak keluar rumah dengan berhias atau memakai wangi wangian sebagaimana kebiasaan wanita Jahiliyah dahulu yang sama sekali tidak memiliki pengetahuan dan agama. Semua itu adalah untuk mencegah keburukan dan segala pemicunya.  (Tafsir Taisir Karimir Rahman).
 
Rasulullah bersabda :

الْمَرْأَةُ عَوْرَةٌ فَإذَا خَرَجَتْ اِسْتَشْرَفَهَا الشَّيْطَانُ

Wanita itu aurat maka bila ia keluar rumah syaitan menyambutnya. (H.R at Tirmidzi no. 1183, dishahihkan oleh Syaikh al Albani dalam Irwaul Ghalil no. 273)

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah berkata : Tidak halal seorang istri keluar rumah kecuali dengan izin suaminya. Apabila seorang istri keluar rumah tanpa izin suaminya maka dia telah nusyuuz (membangkang) telah bermaksiat kepada Allah dan Rasulnya serta berhak mendapat hukuman. (Majmu’ Fatawa).

Kedua : Tidak mengizinkan laki laki yang bukan mahram masuk ke rumahnya.
Diantara hak suami yang menjadi kewajiban istri adalah dia  tidak boleh mengizinkan laki laki yang bukan mahramnya masuk ke rumahnya. Dari Abu Hurairah, Rasulullah bersabda : 

لَا يَحِلُّ لِلْمَرأَةِ أَن تَصُومَ وَزَوجُهَا شَاهِدٌ إِلاَّ بِإِذنِهِ ، وَلَاْ تَأْذَن فِي بَيتِهِ إِلاّ بِإِذنِهِ

Tidak halal bagi wanita untuk puasa sunah, sementara suaminya ada di rumah, kecuali dengan izin suaminya. Dan istri tidak boleh mengizinkan orang lain masuk ke rumahnya kecuali dengan izin suaminya.” (H.R Imam Bukhari 4899 dan Imam Muslim 1026).

Ketiga : Tidak melembut lembut suara dan selalu berkata yang baik.
Wanita beriman tidak boleh menghaluskan, memerdukan, atau mendesahkan suara ketika berbicara dihadapan laki laki (yang bukan mahramnya). Hal-hal ini dilarang  karena bisa menimbulkan syahwat kaum lelaki. Allah Ta’ala berfirman :

فَلاَ تَخْضَعْنَ بِالْقَوْلِ فَيَطْمَعَ الَّذِي فِي قَلْبِهِ مَرَضٌ وَقُلْنَ قَوْلًا مَّعْرُوفًا

Maka janganlah kamu tunduk (melemah lembutkan suara) dalam berbicara sehingga bangkit nafsu orang yang ada penyakit dalam hatinya dan ucapkanlah perkataan yang baik. (Q.S al Ahdzab 32).  

Syaikh as Sa’di berkata : (Maka janganlah kamu tunduk berbicara), maksudnya, dalam berbicara kepada kaum laki laki atau pembicaraan yang mana laki laki dapat mendengarnya. Lalu kalian bersikap halus dan dan berbicara dengan perkataan lembut yang dapat merangsang sehingga berkeinginanlah “orang yang ada penyakit dalam hatinya”.

Dan ketika Allah Ta’ala melarang mereka bersikap lembut dalam berkata maka bisa jadi muncul dugaan salah bahwa mereka diperintah untuk memperkasar perkataan. Hal ini disingkirkan dengan firman-Nya : “Dan ucapkanlah perkataan yang baik”. Maksudnya, tidak kasar dan tidak kering, sebagaimana (perintah Allah untuk) tidak lembut lagi tunduk. (Tafsir Taisir Karimir Rahman). 

Oleh karena maka wanita yang beriman hendaklah berusaha menjaga kehormatannya sehingga memperoleh surga yang boleh dimasukinya dari pintu mana saja yang dia kehendaki.
Insya Allah ada manfaatnya bagi kita semua. Wallahu A’lam. (1.242)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar