MENJADI MANUSIA MULIA DENGAN TAKWA
Oleh : Azwir B. Chaniago
Hampir semua orang ingin menjadi manusia mulia. Cuma saja ada
yang keliru memilih diantara dua kemuliaan. Ada yang memilih kemuliaan dunia
semata tanpa menghiraukan kemuliaan di akhirat kelak.
Ketahuilah bahwa dua kemuliaan yang dipilih manusia untuk
dikejar itu memiliki kriteria yang sangat berbeda. Jauh sekali perbedaannya.
Bahkan serasa tak pantas diperbandingkan, diantara kriteria itu adalah :
Pertama : Kriteria kemuliaan dunia adalah hasil pemikiran manusia, reka reka dan
anggapan manusia. Diantaranya disebutkan bahwa kemuliaan di dunia ditentukan
oleh pangkat, jabatan, harta, nasab atau keturunan darah (biru ?) dan yang
lainnya berupa perhiasan dunia.
Manusia umumnya menghormati dan memuliakan manusia yang
memiliki kriteria tersebut. Apalagi disertai pula dengan kepentingan orang yang
memuliakan itu. Mungkin ada juga benarnya ?. Tetapi ketahuilah bahwa semua itu
adalah sangat sementara, semu bahkan terkadang fatamorgana.
Selain itu, kemuliaan di dunia ditandai dengan berbagai
pujian dan hakikat suatu pujian adalah menjadi
musuh terbesar dan penghambat dalam berbuat ikhlas.
Ketahuilah bahwa orang orang yang mulia di dunia bisa hina
dan sengsara di akhirat jika mereka tidak memanfaatkan kemuliannya untuk
mencari ridha Allah.
Kedua : Kriteria kemuliaan di akhirat ditentukan oleh Allah Ta’ala sebagaimana
firman-Nya : : “Inna akramakum ‘indallahi atqaakum” Sesungguhnya yang
paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling bertakwa. (Q.S
al Hujurat 13).
Jadi bertakwa adalah tanda kemuliaan yang hakiki pada diri
seorang hamba, bukan yang lain. Lalu bagaimana penjelasan tentang takwa
itu ?.
Pertama : Ali bin Abi Thalib pernah ditanya tentang takwa. Beliau
memberikan jawaban : Takwa adalah (1) Beriman kepada Allah (2) Mengamalkan apa
yang diturunkannya (berupa al Qur-an dan as Sunnah). (3) Merasa cukup dengan yang sedikit (qana’ah)
dan (4) Bersiap diri untuk menempuh perjalanan yang panjang yaitu kematian.
(Tafsir ath Thabari).
Kedua : Ibnu Mas’ud berkata
bahwa bertakwa dengan sebenar benar takwa adalah : (1) Taat kepada Allah
dan tidak bermaksiat. (2) Ingat kepada-Nya dan tidak lupa. (3) Bersyukur
kepada-Nya, tidak kufur. Inilah takwa.
Ketiga : Imam Ibnul Qayyim berkata : Hakikat takwa ialah melakukan ketaatan kepada Allah
dilandasi keimanan dan mengharapkan pahalanya karena ada perintah dan larangan
sehingga seseorang melakukan perintah dengan mengimani Dzat yang
memerintah dan membenarkan janjinya. Dan ia meninggalkan apa yang Allah larang
baginya dengan mengimani Dzat yang melarangnya dan takut terhadap ancamannya.
Ketahuilah bahwa seorang hamba
yang mencari kemuliaan di negeri akhirat maka umumnya mereka juga mendapat dan
merasakan kemuliaan dunia dalam dirinya. Oleh karena itu seorang beriman jangan tertarik dengan
kemuliaan di dunia yang sementara, tetapi kejarlah kemuliaan yang abadi di
akhirat.
Insya Allah ada manfaatnya bagi kita semua. Wallahu A’lam.
(1.240)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar