Minggu, 11 Maret 2018

SYAITHAN MENAKUT NAKUTI DENGAN KEMISKINAN JIKA BERINFAK



SYAITHAN MENAKUT NAKUTI DENGAN KEMISKINAN 
JIKA BERINFAK

Oleh : Azwir B. Chaniago

Sungguh berinfak atau bersedekah adalah suatu perbuatan mulia dan sangat dianjurkan dalam syariat Islam. Bahkan berinfak dianjurkan bukan hanya pada saat lapang tapi juga dalam keadaan sempit. Itulah salah satu tanda orang bertakwa.

Allah berfirman : 

الَّذِينَ يُنْفِقُونَ فِي السَّرَّاءِ وَالضَّرَّاءِ

(Orang yang bertakwa yaitu) orang yang berinfak baik di waktu lapang maupun diwaktu sempit. (Q.S Ali Imran 134). 

Syaikh as Sa’di berkata tentang ayat ini : Yaitu pada saat keadaan mereka sedang sulit atau keadaan mereka sedang lapang. Bila mereka lapang maka mereka (orang yang takwa ini) akan berinfak lebih banyak. Apabila mereka sedang kesulitan mereka tidak menganggap remeh suatu kebaikan walaupun hanya (berinfak) sedikit (Tafsir Karimur Rahman) 

Ketahuilah bahwa apa saja yang diinfakkan untuk kebaikan karena Allah maka Allah siapkan ganti lebih baik. Karenanya, tidak akan berkurang harta yang disedekahkan. Tidak akan jatuh miskin orang yang dermawan, suka menunaikan infak dan mengeluarkan sedekah. Bahkan dengan banyak berinfak, Allah Ta’ala akan tambahkan harta dan melapangkan rizki seorang hamba.

Allah Subahanahu wa Ta'ala berfirman :

وَمَا أَنْفَقْتُمْ مِنْ شَيْءٍ فَهُوَ يُخْلِفُهُ وَهُوَ خَيْرُ الرَّازِقِين

Dan barang apa saja yang kamu nafkahkan, maka Allah akan menggantinya dan Dia lah Pemberi rezeki yang sebaik-baiknya. (Q.S Saba ' 39)

Imam Ibnu Katsir rahimahullah berkata : Apapun yang kamu infakkan dalam apa yang diperintahkan kepadamu atau yang dimubahkan bagimu, maka Dia akan memberikan gantinya untukmu di dunia, dan di akhirat dengan ganjaran dan pahala.

Beliau tambahkan penjelasan tafsir ini dengan firman Allah pada satu hadits Qudsi,

أَنْفِقْ أُنْفِقْ عَلَيْكَ
Berinfaklah, niscaya Aku berinfak kepadamu. (Muttafaq 'alaih)

Rasulullah menjelaskan pula bahwa sungguh berinfak tak akan mengurangi harta seorang hamba yaitu sebagaimana sabda beliau kepada Bilal :

أَنْفِقْ بِلَالًا وَلَا تَخْشَ مِنْ ذِي الْعَرْشِ إِقْلَالًا

Berinfakanlah wahai Bilal, jangan takut pemilik ‘Arsy (Allah) mengurangi hartamu. (H.R al Baihaqi dan ath Thabrani, dishahihkan oleh Syaikh al Albani).

Bahkan Allah Ta’ala telah menjelaskan bahwa infak dan sedekah sangat tegas disebutkan dalam al Qur'an, akan menjadi sebab bertambahnya harta dan lapangnya rizki. Allah Subahanahu wa Ta'ala berfirman :

مَنْ ذَا الَّذِي يُقْرِضُ اللَّهَ قَرْضًا حَسَنًا فَيُضَاعِفَهُ لَهُ أَضْعَافًا كَثِيرَةً وَاللَّهُ يَقْبِضُ وَيَبْسُطُ وَإِلَيْهِ تُرْجَعُونَ

Siapakah yang mau memberi pinjaman kepada Allah, pinjaman yang baik (menafkahkan hartanya di jalan Allah), maka Allah akan melipat gandakan pembayaran kepadanya dengan lipat ganda yang banyak. Dan Allah menyempitkan dan melapangkan (rezeki) dan kepada-Nya-lah kamu dikembalikan. (Q.S al Baqarah 245)

Syaikh as Sa’di berkata : Siapa saja yang menginfakkan hartanya dalam kebaikan, khususnya jihad fi sabilillah, dari harta yang halal dan hanya mencari ridha Allah, maka Allah akan lipat gandakan pahala dan balasan untuknya. Satu kebaikan menjadi sepuluh sampai tujuh ratus kali lipatnya. Bahkan sampai jumlah tak terbatas. Ini sesuai kondisi orang berinfak, niat dan kebutuhannya. (Tafsir Taisir Karimir Rahman).

Dalam ayat ini, Allah  membantah dengan keras tentang anggapan sebagian orang yang jika dia mengeluarkan infak apalagi dalam jumlah yang banyak maka akan jatuh miskin. Sungguh Allah yang mengatur rizki para hamba-Nya. Dialah yang melapangkan dan menyempitkan rizki seseorang. Orang yang berinfak tidaklah menyempitkan rizkinya. Sebaliknya, pelit dalam berinfak tidaklah melapangkan rizkinya.

Ketahuilah bahwa  syaithan selalu menakut nakuti orang beriman akan jatuh miskin sehingga tidak mau menginfakkan hartanya di jalan Allah.

الشَّيْطَانُ يَعِدُكُمُ الْفَقْرَ وَيَأْمُرُكُمْ بِالْفَحْشَاءِ وَاللَّهُ يَعِدُكُمْ مَغْفِرَةً مِنْهُ وَفَضْلا وَاللَّهُ وَاسِعٌ عَلِيمٌ

Syaithan menjanjikan (menakut-nakuti) kamu dengan kemiskinan dan menyuruh kamu berbuat kejahatan (kikir); sedang Allah menjanjikan untukmu ampunan daripada-Nya dan karunia. Dan Allah Mahaluas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui. (Q.S Al-Baqarah 268)

Ibnu Katsir berkata tentang firman Allah Ta'ala : "Syaithan menjanjikan (menakut-nakuti) kamu dengan kemiskinan", maksudnya, dia menakut-nakuti kalian dengan kefakiran supaya kalian tetap menggenggam tangan kalian (menahan harta), sehingga tidak menginfakkanya dalam keridhaan Allah.

Dan menyuruh kamu berbuat kejahatan (kikir)” maksudnya, bersamaan dengan melarang kalian berinfak karena takut miskin, syaithan menyuruh kalian berbuat maksiat, dosa, keharaman, dan menyelisihi keridhaan pencipta (Allah).” Tafsir Ibnu Katsir.

Ibnul Qayyim rahimahullah juga menjelaskan : Adapun Allah menjanjikan ampunan untuk dosa-dosa hambanya, dan menjanjikan karunia dengan memberi ganti yang lebih banyak dan berlipat-lipat atas apa yang sudah diinfakkannya, baik di dunia atau di dunia dan di akhirat.” (Thariq al Hijratain)

Syaikh Ibnu Utsaimin dalam berkata : Apabila seseorang bersedekah maka syaithan berkata kepadanya : Apabila kamu sedekah hartamu pasti berkurang. Kamu punya 100 riyal, apabila kamu sedekahkan 10 riyal, maka hartamu tinggal 90 riyal. Jika hartamu berkurang, jangan bersedekah. Karena setiap engkau sedekah maka hartamu berkurang. (Syarah Riyadush Shalihin)

Sungguh Rasulullah  Shallallahu 'Alaihi Wasallam secara tegas dan terang memberitahukan kepada umatnya bahwa  hakikat sebenarnya sedekah tidaklah mengurangi harta.

مَا نَقَصَتْ صَدَقَةٌ مِنْ مَالٍ

"Sedekah tidaklah mengurangi harta." (H.R Imam Muslim dari  Abu Hurairah).

Insya Allah ada manfaatnya bagi kita semua. Wallahu A’lam. (1.248)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar