APA MAKNA DUA KEBAHAGIAN KETIKA BERBUKA PUASA
Oleh Azwir B. Chaniago
Salah satu ibadah yang diwajibkan Allah Ta’ala
kepada orang orang beriman adalah
berpuasa pada bulan Ramadhan. Allah Ta’ala berfirman :
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا
كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ
Wahai orang orang yang beriman !. Diwajibkan
atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang orang sebelum kamu agar
kamu bertakwa. (Q.S al Baqarah 183).
Selain itu
ada banyak pula puasa yang tidak
wajib yang disyariatkan dalam Islam. Puasa yang disyariatkan baik yang Sunnah
apalagi yang wajib pastilah memiliki
keutamaan yang banyak dan sangat bermanfaat bagi dunia dan akhirat seorang
hamba.
Diantara keutamaan puasa yang dilakukan
seorang hamba adalah mendatangkan dua kebahagiaan. Hal ini sebagaimana
disebut dalam sebuah hadits qudsi. Allah Ta’ala berfirman :
للصائم فرحتان، فرحة عند فطره، وفرحة عند لقاء ربه
Bagi orang yang melaksanakan puasa ada dua kebahagiaan, kebahagiaan ketika berbuka, dan kebahagiaan ketika bertemu dengan Rabbnya. (Mutafaq ‘alaihi).
Hadits ini
adalah satu dari sekian banyak hadis yang menerangkan tentang keutamaan ibadah
puasa. Allah secara langsung menyatakan bahwa puasa dapat mendatangkan kebahagiaan
pada hati orang-orang yang mengamalkannya. Beban saat berpuasa menahan segala
keinginan syahwat kelak berakhir dengan banyaknya kebaikan yang menyenangkan dan akan diperoleh
baik di dunia, maupun di akhirat. Diantaranya adalah dua kebahagiaan
sebagaimana dimaksud dalam hadits qudsi diatas).
Syaikh
Muhammad bin Shalih Al-‘Utsaimin menjelaskan : (Ada dua ) Kebahagiaan ketika
berbuka maksudnya adalah karena :
(1) Ia merasa
senang atas nikmat yang diberikan oleh Allah kepadanya, yaitu bisa melaksanakan
puasa yang merupakan salah satu bentuk amal shalih yang paling utama. (Lihatlah)
betapa banyak manusia yang tidak memperoleh nikmat tersebut sehingga mereka
tidak berpuasa. Ia juga merasa senang atas makanan, minuman dan hubungan badan
yang kembali dihalalkan Allah baginya, setelah sebelumnya diharamkan pada saat
berpuasa.
(2) Adapun
kebahagiaan ketika bertemu dengan Rabb-nya adalah ia senang dengan ibadah
puasanya ketika ia mendapat balasannya di sisi Allah secara utuh pada saat ia
jauh membutuhkannya, ketika dikatakan kepada mereka : Di mana orang-orang yang
berpuasa ?. Lalu mereka pun dipersilahkan masuk ke pintu surga dari pintu
ar-Rayyan yang tidak akan dimasuki oleh seorang pun selain mereka. (Kitab Majaalisu Syahri Ramadhaan).
Oleh karena
maka orang orang beriman akan senantiasa melaksanakan puasa yang diwajibkan
kepadanya. Puasa sunnah pun akan dikerjakan sesuai kemampuannya. Dengan
demikian dua kebahagian ini akan diperoleh
dan juga manfaat serta keutamaan lainnya dengan mengamalkan ibadah puasa.
Insya Allah
ada manfaatnya bagi kita semua. Wallahu A’lam. (1.255).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar