Senin, 05 Maret 2018

MENJAGA AMANAH DALAM BEKERJA



MENJAGA AMANAH DALAM BEKERJA

Oleh : Azwir B. Chaniago

Ada sementara pengusaha yang mengatakan :  Saat ini, mencari pekerja yang berpendidikan dan ahli di satu bidang pekerjaan tidaklah terlalu sulit tetapi untuk mendapatkan seorang yang amanah sangatlah sulit. Mungkin perkataan ini ada benarnya. Perhatikanlah berapa banyak, tentu tidak semua, para pekerja tidak amanah. Mereka melakukan perbuatan tercela dengan merugikan perusahaan atau instansi tempat dia bekerja.

Ketahuilah bahwa salah satu sifat mulia yang harus ada pada diri seorang beriman adalah menjaga amanah dan janji janjinya. Allah berfirman : 

وَالَّذِينَ هُمْ لِأَمَانَاتِهِمْ وَعَهْدِهِمْ رَاعُونَ

Dan orang orang yang memelihara amanah amanah (yang dipikulnya) dan janjinya. (Q.S al Mu’minun 8).

Sungguh tentang amanah, Allah Ta’ala telah mengingatkan orang beriman dalam firman-Nya :

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تَخُونُوا اللَّهَ وَالرَّسُولَ وَتَخُونُوا أَمَانَاتِكُمْ وَأَنْتُمْ تَعْلَمُونَ

Wahai orang orang yang beriman !. Janganlah kamu mengkhianati Allah dan Rasul dan (juga) janganlah kamu mengkhianati amanah amanah yang dipercayakan kepadamu sedang kamu mengetahui. (Q.S al Anfal 27).

Syaikh as Sa’di berkata : Barangsiapa menunaikan amanat, maka dia berhak mendapatkan pahala yang besar dari Allah. Dan barangsiapa mengkhianatinya dan tidak menunaikannya, maka dia berhak mendapatkan adzab yang keras dan dia menjadi pengkhianat Allah, Rasulullah dan amanatnya itu sendiri. Dia menodai dirinya sendiri karena dia telah mengambil sifat terburuk dari ciri terjelek yaitu khianat serta mengabaikan sifat yang paling baik dan sempurna yaitu (menunaikan) amanat. (Tafsir Taisir Karimir Rahman)

Rasulullah juga mengingatkan tentang kewajiban menunaikan amanah : “Addil amaanata ila mani’tamannaka wa laa wa laa takhun man khaanakan”. Tunaikan amanah kepada orang yang meng amanahkan kepadamu, dan janganlah kamu mengkhianati orag yang mengkhianatimu.  (H.R at Tirmidzi, dishihkan oleh Syaikh al Albani)

Termasuk juga dalam hal menjaga amanah adalah sungguh sungguh dalam bekerja. Rasulullah bersabda : “Inallaha yuhibbu idzaa ‘amila ahadukum ‘amalan an yutqinah”. Sesungguhnya Allah Mencintai jika salah seorang di antara kalian mengerjkan pekerjaan kemudian di membaguskan pekerjaannya. (Lihat ash Shahihah 1113).

Syaikh Utsaimin  mengingatkan : (Surat al Muthaffifin ayat 1-3),  meskipun berkaitan erat dengan kecurangan dalam takaran dan timbangan, hanya saja seorang buruh atau pegawai jika ia menginginkan gajinya utuh namun dia datang kerja terlambat atau pulang lebih awal (tidak amanah dalam jam kerja, pen.), ia termasuk muthaffifin yang diancam dengan neraka wail. Sebab jika gajinya dikurangi satu rial saja pasti dia akan berkata : Kok gaji saya dikurangi ?.

Ketahuilah bahwa tidak amanah atau mengkhianati amanah adalah salah satu sifat orang munafik. Rasulullah bersabda :  “Ayatul munafiqiina tsalatsa, idza hadatsa kadziba, idza wa’ada akhlafa, wa idza utmina khaana” Tanda orang munafik ada tiga , bila berkata dusta (tidak jujur), bila berjanji mengingkari dan bila diberi amanah ia khianat (Mutafaq ‘alaihi).

Sungguh orang munafik akan mendapat tempat paling buruk di akhirat kelak. Allah berfirman : 

إِنَّ الْمُنَافِقِينَ فِي الدَّرْكِ الْأَسْفَلِ مِنَ النَّارِ وَلَنْ تَجِدَ لَهُمْ نَصِيرً

Sungguh, orang orang munafik  itu (ditempatkan) pada tingkatan yang paling bawah dari neraka. Dan kamu tidak akan mendapat seorang penolong pun bagi mereka. (Q.S an Nisaa’ 145)  

Semoga Allah Ta’ala menjaga diri kita agar tetap amanah dalam setiap keadaan. Insya Allah ada manfaatnya bagi kita semua. Wallahu A’lam. (1.243)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar