MENJAGA AMANAH DALAM BEKERJA
Oleh : Azwir B. Chaniago
Ada
sementara pengusaha yang mengatakan :
Saat ini, mencari pekerja yang berpendidikan dan ahli di satu bidang
pekerjaan tidaklah terlalu sulit tetapi untuk mendapatkan seorang yang amanah
sangatlah sulit. Mungkin perkataan ini ada benarnya. Perhatikanlah berapa
banyak, tentu tidak semua, para pekerja tidak amanah. Mereka melakukan
perbuatan tercela dengan merugikan perusahaan atau instansi tempat dia bekerja.
Ketahuilah
bahwa salah satu sifat mulia yang harus ada pada diri seorang beriman adalah
menjaga amanah dan janji janjinya. Allah berfirman :
وَالَّذِينَ هُمْ لِأَمَانَاتِهِمْ وَعَهْدِهِمْ
رَاعُونَ
Dan
orang orang yang memelihara amanah amanah (yang dipikulnya) dan janjinya. (Q.S
al Mu’minun 8).
Sungguh
tentang amanah, Allah Ta’ala telah mengingatkan orang beriman dalam firman-Nya
:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تَخُونُوا اللَّهَ
وَالرَّسُولَ وَتَخُونُوا أَمَانَاتِكُمْ وَأَنْتُمْ تَعْلَمُونَ
Wahai orang orang yang beriman !. Janganlah
kamu mengkhianati Allah dan Rasul dan
(juga) janganlah kamu mengkhianati amanah amanah yang dipercayakan kepadamu
sedang kamu mengetahui. (Q.S al Anfal 27).
Syaikh as Sa’di berkata :
Barangsiapa menunaikan amanat, maka dia berhak mendapatkan pahala yang besar dari
Allah. Dan barangsiapa mengkhianatinya dan tidak menunaikannya, maka dia berhak
mendapatkan adzab yang keras dan dia menjadi pengkhianat Allah, Rasulullah dan
amanatnya itu sendiri. Dia menodai dirinya sendiri karena dia telah mengambil
sifat terburuk dari ciri terjelek yaitu khianat serta mengabaikan sifat yang
paling baik dan sempurna yaitu (menunaikan) amanat. (Tafsir Taisir Karimir Rahman)
Rasulullah
juga mengingatkan tentang kewajiban menunaikan amanah : “Addil amaanata ila
mani’tamannaka wa laa wa laa takhun man khaanakan”. Tunaikan amanah kepada
orang yang meng amanahkan kepadamu, dan janganlah kamu mengkhianati orag yang
mengkhianatimu. (H.R at Tirmidzi,
dishihkan oleh Syaikh al Albani)
Termasuk
juga dalam hal menjaga amanah adalah sungguh sungguh dalam bekerja. Rasulullah
bersabda : “Inallaha yuhibbu idzaa ‘amila ahadukum ‘amalan an yutqinah”. Sesungguhnya
Allah Mencintai jika salah seorang di antara kalian mengerjkan pekerjaan
kemudian di membaguskan pekerjaannya. (Lihat ash Shahihah 1113).
Syaikh
Utsaimin mengingatkan : (Surat al Muthaffifin ayat
1-3), meskipun berkaitan erat dengan
kecurangan dalam takaran dan timbangan, hanya saja seorang buruh atau pegawai
jika ia menginginkan gajinya utuh namun dia datang kerja terlambat atau pulang
lebih awal (tidak amanah dalam jam kerja, pen.), ia termasuk muthaffifin yang
diancam dengan neraka wail. Sebab jika gajinya dikurangi satu rial saja pasti
dia akan berkata : Kok gaji saya dikurangi ?.
Ketahuilah
bahwa tidak amanah atau mengkhianati amanah adalah salah satu sifat orang
munafik. Rasulullah bersabda : “Ayatul munafiqiina tsalatsa, idza hadatsa
kadziba, idza wa’ada akhlafa, wa idza utmina khaana”
Tanda orang munafik ada tiga , bila berkata dusta (tidak jujur), bila berjanji
mengingkari dan bila diberi amanah ia khianat (Mutafaq ‘alaihi).
Sungguh orang
munafik akan mendapat tempat paling buruk di akhirat kelak. Allah berfirman :
إِنَّ الْمُنَافِقِينَ فِي الدَّرْكِ الْأَسْفَلِ مِنَ
النَّارِ وَلَنْ تَجِدَ لَهُمْ نَصِيرً
Sungguh, orang orang munafik
itu (ditempatkan) pada tingkatan yang paling bawah dari neraka. Dan kamu
tidak akan mendapat seorang penolong pun bagi mereka. (Q.S an Nisaa’ 145)
Semoga Allah Ta’ala menjaga diri kita agar tetap amanah dalam
setiap keadaan. Insya Allah ada manfaatnya bagi kita semua. Wallahu A’lam.
(1.243)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar