ORANG BERIMAN DILARANG MENYEMBUNYIKAN ILMU
Oleh : Azwir B. Chaniago
Sangatlah banyak orang yang diberi hidayah
oleh Allah Ta’ala untuk belajar ilmu
syar’i serta ilmu ilmu yang bermanfaat bagi kaum muslimin. Nah, ketika ilmu
telah menjadi miliknya maka tidaklah
boleh baginya untuk menyembunyikannya apalagi ketika ada yang minta diajarkan.
Dia berkewajiban untuk menyebarkan ilmunya
sehingga bermanfaat bagi orang lain karena ilmu yang ada pada dirinya adalah
merupakan anugerah Allah Ta’ala kepadanya. Ketahuilah diantara makna ilmu yang
bermanfaat adalah diamalkan dan didakwahkan.
Sungguh merugi
orang orang yang mengetahui
sesuatu tentang hukum hukum agama, mengetahui tentang halal dan haram tapi dia sengaja menyembunyikannya, tidak mau
mengajarkan dan menjelaskannya kepada orang lain yang membutuhkan. Pada hal
jika dia mau mengajarkan maka akan memperoleh nilai yang amat besar disisi
Allah Ta’ala.
Allah memuji orang yang berdakwah atau
mengajarkan ilmu. Allah berfirman:
وَمَنْ أَحْسَنُ قَوْلًا مِمَّنْ دَعَا إِلَى اللَّهِ وَعَمِلَ
صَالِحًا وَقَالَ إِنَّنِي مِنَ الْمُسْلِمِينَ
Siapakah yang lebih baik perkataannya dari pada
orang-orang yang menyeru (orang lain) kepada (mentaati) Allah dan mengerjakan
amal shalih dan berkata, sungguh aku termasuk orang orang yang berserah diri.
(Q.S Fussilat 33).
Syaikh Abdul Aziz as Sayyid Nada berkata :
Menyebarkan ilmu merupakan zakat ilmu syar’i. Yang demikian itu adalah hak
Allah atas orang ‘alim dan penuntut ilmu. Dia harus mengajarkan manusia sebagaimana Allah telah mengajarkannya,
menyebarkan ilmu syar’i ditengah tengah mereka. Mengajak mereka kepada kebaikan
dan menyebarkan sunnah kepada mereka. Jika itu dilakukan niscaya dia akan
mendapatkan pahala yang besar.
Rasulullah telah memberi kabar gembira kepada
orang orang yang mengajarkan ilmunya, sebagaimana sabda beliau :
Dari Uqbah bin ‘Amr bin Tsa’labah,
bahwa Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:
من دَلَّ على خيرٍ فله مثلُ أجرِ فاعلِه
Barangsiapa yang menunjuki kepada kebaikan
maka dia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengerjakannya” (HR.
Muslim no. 1893).
خَيْرُكُمْ مَنْ تَعَلَّمَ الْقُرْآنَ
وَعَلَّمَهُ .
Sebaik-baik kalian adalah orang yang belajar
Al-Qur`an dan mengajarkannya. (H.R
Imam Bukhari dan Imam Muslim)
Jadi, sungguh beruntunglah orang yang berilmu
yang senantiasa mengajarkan dan mendakwahkan ilmunya. Sebaliknya sangatlah
merugi orang yang tak mau mengajarkan ilmunya. Ketahuilah bahwa Allah
melaknat orang yang menyembunyikan ilmunya.
Allah berfirman :
إِنَّ الَّذِينَ يَكْتُمُونَ مَا
أَنْزَلْنَا مِنَ الْبَيِّنَاتِ وَالْهُدَى مِنْ بَعْدِ مَا بَيَّنَّاهُ لِلنَّاسِ
فِي الْكِتَابِ أُولَئِكَ يَلْعَنُهُمُ اللَّهُ وَيَلْعَنُهُمُ اللاعِنُونَ * إِلا
الَّذِينَ تَابُوا وَأَصْلَحُوا وَبَيَّنُوا فَأُولَئِكَ أَتُوبُ عَلَيْهِمْ
وَأَنَا التَّوَّابُ الرَّحِيمُ
Sesungguhnya
orang-orang yang menyembunyikan apa yang telah Kami turunkan berupa
keterangan-keteranganng yang (yang
jelas) dan petunjuk, setelah Kami menerangkannya kepada manusia dalam Al Kitab,
mereka itu dilaknati Allah dan dilaknati (pula) oleh semua (mahluk) yang dapat
melaknati.
Kecuali mereka yang
telah bertaubat dan mengadakan perbaikan dan menerangkan (kebenaran), Maka
terhadap mereka itulah aku menerima taubatnya dan Akulah yang Maha menerima
taubat lagi Maha Penyayang. (Q.S al Baqarah 159-160).
Dari Abu Hurairah, Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda :
من سئل عن علم فكتمه ألجم يوم القيامة
بلجام من نار
Barangsiapa ditanya tentang suatu ilmu,
kemudian ia meyembunyikannya, maka kelak ia akan dibungkam mulutnya dengan api
neraka. (H.R Abu Dawud, at Tirmidzi, Ibnu Majah, Ibnu Hibban, Al-Baihaqi dan
Al-Hakim)
Imam al Munawi berkata : Hadits ini berisi
sangsi hukum atas sebuah dosa, karena sesungguhnya Allah subhanahu wa ta’ala
telah mengambil perjanjian dari Ahli Kitab agar mengajarkannya kepada manusia
dan jangan menyembunyikannya. Hal itu merupakan anjuran mengajarkan ilmu, sebab
menimba ilmu itu tujuannya adalah menyebarkannya dan mengajak manusia kepada
kebenaran.
Orang yang menyembunyikan ilmu pada hakikatnya
telah membatalkan tujuan ini. Ia amat jauh dari sifat orang yang bijaksana dan
mutqin (kokoh ilmunya). Oleh karena itu balasannya adalah diikat atau dikekang.
Seperti hewan yang dikendalikan dengan tali kekang, dikekang dari apa yang
dikehendakinya. Salah satu karakter seorang yang berilmu adalah mengajak
manusia kepada kebenaran dan membimbing mereka kepada jalan yang lurus.
(Faidhul Qadir)
Oleh karena itu, orang beriman seharusnya
bersemangat menuntut ilmu. Setelah berilmu dia tak memiliki sedikit pun niat
menyembunyikan tetapi ingin mengajarkannya sehingga ilmunya bermanfaat bagi orang lain.
Insya Allah ada manfaatnya bagi kita semua.
Wallahu A’lam. (1.256)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar