MENCONTOH NABI KETIKA BERBUKA PUASA
Oleh : Azwir B. Chaniago
Sungguh Rasulullah Salallahu ‘alaihi Wasallam
adalah pembawa risalah Islam, agama yang sempurna. Beliau adalah contoh
tauladan terbaik bagi kita. Allah berfirman :
لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِي
رَسُولِ اللَّهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِمَنْ كَانَ يَرْجُو اللَّهَ وَالْيَوْمَ
الْآخِرَ وَذَكَرَ اللَّهَ كَثِيرًا
Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah
itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap
(rahmat) Allah dan (kedatangan) hari
Kiamat dan yang banyak menngingat Allah. (Q.S al Ahzab 21).
Ketahuilah bahwa Rasulullah haruslah menjadi
teladan bagi umatnya, bagi kita semua. Beliau haruslah menjadi tauladan kita
dalam segala aspek kehidupan kita. Beliau adalah uswah atau panutan kita
dalam hal aqidah, ibadah, akhlak dan muamalah. Manfaatnya adalah agar kita
bisa meraih kebahagiaan dunia dan keselamatan di akhirat karena mengikuti apa
apa yang beliau ajarkan tentang Islam ini.
Salah satu perkara yang sangat penting untuk
dicontoh dan diikuti adalah cara beliau
berbuka puasa. Diantara cara berbuka beliau adalah :
Pertama : Bersegera berbuka jika sudah
waktunya.
Rasulullah bersegera berbuka jika sudah
waktunya. Dan beliau menyuruh umatnya untuk melakukan yang demikian karena ada
kebaikan padanya.
وَعَنْ سَهْلِ بْنِ سَعْدٍ رَضِيَ
اللَّهُ عَنْهُ ، أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ
: لَا يَزَالُ النَّاسُ بِخَيْرٍ مَا عَجَّلُوا الْفِطْرَ
Dari Sahl bin Sa’ad bahwa
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : Manusia senantiasa berada dalam kebaikan
selama mereka menyegerakan waktu berbuka. (Muttafaqun ‘alaih).
Imam Ibnu
Hajar membawakan hadits ini di Kitab Bulugul Maram, yaitu hadits no. 658.
Kedua
: Berbuka lebih dahulu sebelum shalat maghrib.
Diantara
kebiasaan Rasulullah dalam berpuasa
adalah beliau berbuka lebih dahulu sebelum shalat maghrib.
Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu berkata, “Sesungguhnya
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak mengerjakan shalat Maghrib
hingga berbuka puasa kendati hanya dengan seteguk air.” (HR. Tirmidzi.
Hadits Hasan).
Mungkin ada sebagian dari saudara kita yang shalat maghrib
dulu sebelum berbuka karena waktu untuk shalat maghrib itu relati pendek. Dan
juga shalat maghrib itu adalah salah satu shalat wajib yang harus disegerakan.
Namun demikian ketahuilah bahwa Rasulullah biasa berbuka lebih dahulu barulah beliau shalat
maghrib.
Ketiga : Berbuka dengan kurma.
Dari Anas bin Malik ia berkata, “Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam biasa berbuka dengan beberapa biji ruthab (kurma masak yang
belum jadi tamr) sebelum shalat Maghrib; jika tidak ada beberapa biji ruthab,
maka cukup beberap biji tamr (kurma kering); jika itu tidak ada juga, maka
beliau minum beberapa teguk air.” (HR. Abu Dawud dan Tirmidzi. Hadits
Hasan Shahih)
Jadi,
termasuk kebiasaan
Rasulullah adalah berbuka dengan makan kurma atau minum beberapa teguk air.
Dalam beberapa riwayat disebutkan bahwa beliau makan kurma dalam jumlah ganjil.
Keempat : Berdoa setelah berbuka.
Ketika hendak membatalkan puasa dengan makan dan minum hendaklah membaca
basmalah sebagaimana keumuman sabda Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam berikut
ini :
إِذَا أَكَلَ أَحَدُكُمْ
فَلْيَذْكُرِ اسْمَ اللَّهِ تَعَالَى فَإِنْ نَسِىَ أَنْ يَذْكُرَ اسْمَ اللَّهِ
تَعَالَى فِى أَوّلِهِ فَلْيَقُلْ بِسْمِ اللَّهِ أَوّلَهُ وَآخِرَهُ
Apabila salah seorang di antara kalian makan, maka hendaknya ia
menyebut nama Allah Ta’ala. Jika ia lupa untuk menyebut nama Allah Ta’ala di
awal, hendaklah ia mengucapkan: “Bismillaahi awwalahu wa aakhirahu (dengan nama
Allah pada awal dan akhirnya)”. Hadits Shahih (H.R Abu Daud no. 3767, Ahmad
6/207-208 dan At Tirmidzi no. 1858 dari Aisyah Radhiallahu’anha. At Tirmidzi
mengatakan hadits tersebut hasan shahih. Syaikh al Albani menilai bahwa hadits
tersebut shahih di kitab Irwaul Ghalil Fi Takhrij Ahaadits Manaris Sabiil no.
1965)
Kemudian setelah berbuka puasa beliau langsung berdoa.
كَانَ رَسُولُ اللَّهِ
صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلّمَ، إِذَا أَفْطَرَ قَالَ
Rasulullah Shallallahu’alaihi wassalam apabila telah berbuka
puasa, beliau berdoa :
ذَهَبَ الظّـَمَأُ
وَابْتَلّـَتِ الْعُرُوقُ، وَثَبَتَ الْأَجْرُ إِنْ شَاءَ اللَّهُ
Dzahabazh zhama’u wabtallatil ‘uruqu wa tsabatal ajru insya Allah.
Telah hilanglah dahaga, telah basahlah kerongkongan, semoga ada
pahala yang ditetapkan, jika Allah menghendaki. (Hadits Hasan, H.R Abu Daud no.
2357, an-Nasa-i no. 3315 dan selainnya. Lihat Irwaul Ghalil no. 920).
Kita mengetahui bahwa ada satu doa berbuka puasa
yang tersebar dan popular di masyarakat kita. Namun doa tersebut bersumber dari
hadits yang lemah, yaitu :
اللَّهُمَّ لَكَ
صُمْتُ وَبِكَ آمَنْتُ وَعَلَى رِزْقِكَ أَفْطَرْتُ
Ya Allah,
kepada-Mu aku berpuasa dan kepada-Mu aku berbuka.
Doa dengan redaksi ini diriwayatkan oleh Abu Daud
dalam Sunan-nya no. 2358 secara mursal
(tidak ada perawi sahabat di atas tabi’in), dari Mu’adz bin Zuhrah. Sementara
Mu’adz bin Zuhrah adalah seorang tabi’in, sehingga hadis ini mursal. Dalam ilmu hadits, hadits mursal merupakan hadits dhaif disebabkan
sanad yang terputus.
Doa di atas dinilai dhaif oleh Syaikh al Albani,
sebagaimana keterangan beliau di Dhaif
Sunan Abu Daud
510 dan Irwaul Ghalil).
Jadi, setelah berbuka mari kita berdoa dengan doa
yang diajarkan dan biasa diucapkan Nabi.
Itulah diantara kebiasaan Rasulullah Salallahu
‘alaihi Wasallam ketika berbuka puasa dan bermanfaat sekali untuk kita ikuti.
Insya Allah ada manfaatnya bagi kita semua. Wallahu A’lam. (1.258).