KEUTAMAAN MENGUNJUNGI ORANG SAKIT
Oleh : Azwir B. Chaniago
Muqaddimah.
Tidak ada diantara kita yang belum pernah mengunjungi orang
sakit. Ketahuilah bahwa mengunjungi orang sakit bukanlah bermakna sekedar etika pergaulan dan
bermasyarakat, tapi merupakan bagian dari Adab
Islam yang mulia dan bernilai pahala yang banyak.
Rasulullah bersabda : Haqqul muslimi ‘alal muslimi sittun …
wa idza maridha fa’udhu… Hak muslim terhadap muslim lainnya ada enam … jika dia
sakit hendaklah menjenguknya ….(H.R Imam Muslim No. 1424)
Banyak sekali keutamaan yang akan diperoleh seseorang yang mengunjungi
orang sakit. Pada tulisan ini akan dijelaskan hukum menjenguk orang sakit dan
beberapa keutamaannya.
Hukum menjenguk orang sakit.
Jika melihat kepada zhahir hadits diatas maka hukum
mengunjungi orang sakit adalah wajib. Disebutkan bahwa hak muslim
(yang sakit) adalah dijenguk maka bagi yang tidak sakit wajib menjenguk.
Kenapa, karena jika ada hak dari suatu pihak maka menjadi kewajiban bagi pihak lain. Tapi ketahuilah
bahwa jumhur ulama menghukuminya sebagai sunat bukan wajib.
Selain itu ada ulama, diantaranya adalah Syaikh Muhammad
Shalih al Utsaimin, yang menghukuminya sebagai fardhu kifayah. Tidak
ada ulama yang mengatakan sebagai fardhu ‘ain meskipun zhahir hadits menunjukkan
hukum yang wajib. Andaikata hukumnya fardhu a’in maka kita akan menghadapi
kesulitan karena tidaklah semua kita
memiliki kemampuan dan kesempatan untuk mengnjungi setiap orang muslim
yang sakit.
Keutamaan menjenguk orang sakit.
Sungguh sangatlah banyak keutamaan dan manfaat mengunjungi
orang sakit. Namun ada diantara manusia yang tidak terlalu bersemangat
melakukannya karena biasanya hampir
tidak ada kompensasi duniawi yang diperoleh. Yang ada hanyalah pengorbanan
waktu dan mungkin sedikit biaya untuk transportasi serta membeli hadiah. Oleh
karena itu ambillah kompensasi atau manfaat akhiratnya berupa kebaikan dan
pahala yang sangat besar dari Allah. Diantaranya adalah :
Pertama : Mendapat pahala yang banyak.
Rasulullah bersabda : “Man ‘aada maridhan lam yazal fii
khurfatil jannati hatta yarji’u” Barang siapa menjenguk orang sakit maka ia
tetap berada di khurfatul jannah sampai ia kembali. (H.R Imam Muslim).
Rasulullah bersabda bahwa khurfatul jannah adalah “kebun yang sedang berbuah di
surga”.
Imam Nawawi menjelaskan bahwa yang dimaksud adalah kebun yang
ada di surga. Dan barangsiapa yang menjenguk orang sakit maka dia seperti pergi
ke kebun yang ada disurga.
Imam Ibnu Hajar Ashqalani memberikan ilustrasi tentang pahala
yang diperoleh si penjenguk seperti berada di kebun yang sedang panen buah dan
ia mendapatkan buah yang banyak. Seperti itulah dia akan panen pahala
yaitu mendapat banyak pahala
karena mengunjungi saudaranya yang sedang sakit.
Kedua : Mendapat
doa dari Malaikat.
Rasulullah bersabda : “Ma min muslimin ya’uudu musliman ghudwatan illa shalla ‘alaihi sab’uuna alfa
malakin hatta yumsiya, wain ‘aadahu
‘asyiyatan illa shalla ‘alaihi sab’uuna alfa malakin hatta yushbiha wakana lahu
khariifun fil jannah.” Tidaklah seorang Muslim menjenguk saudaranya sesama
Muslim yang sakit pada waktu pagi, melainkan 70.000 malaikat akan mendoakannya
sampai waktu sore. Apabila ia menjenguknya pada waktu sore maka 70.000 Malaikat
akan mendoakannya sampai waktu pagi. Iapun akan mendapatkan taman di surga.
(H.R Abu Dawud dan Ibnu Majah, lihat Shahiihul Jaami’).
Sungguh ini adalah kenikmatan yang besar yang akan diperoleh
orang yang mengunjungi orang sakit. Didoakan oleh Malaikat. Bukan satu
malaikat, bukan sepuluh malaikat, bukan seratus malaikat, bukan seribu malaikat
bukan dua ributapi 70.000 ribu malaikat
yang akan mendoakan. Didoakan oleh teman atau guru kita atau orang orang shalih
tentu kita sudah sangat senang apalagi jika yang mendoakan kita adalah
malaikat.
Rasulullah bersabda : “Man ‘aada maridhan naada munaadin
minass samaa-i thibta wa thaaba mamsyaaka watabawa’ta minal jannati manzilaa.”
Barang siapa menjenguk orang sakit maka penyeru dari langit (Malaikat) berseru
: Kamu telah melakukan kebaikan dan langkah-langkahmu juga baik, serta semoga
kamu telah mendapatkan tempat tinggal di Surga. (H.R at Tirmidzi dan Ibnu
Majah).
Ketahuilah bahwa jika seseorang mendapat doa dari orang
shalih atau dari ustadz sudah sangat apalagi mendapat doa dari Malaikat.
Ketiga : Momentum terbaik untuk bersyukur.
Tidaklah banyak manusia yang bersyukur dengan kesehatan yang
diberikan Allah. Mereka menganggap bahwa kesehatan adalah haknya. Seolah-olah
tidak ada yang mengatur dia bisa menjadi sehat atau sakit setiap saat.
Kesehatan adalah ibarat mahkota berharga yang ada di kepala
orang yang sehat dan tidak ada yang bisa melihat mahkota tersebut kecuali orang
yang sedang mengalami sakit.
Oleh karena itu gunakan momentum menjenguk orang sakit
sebagai kesempatan untuk menumbuhkan rasa syukur.
Keempat : Sebagai obat untuk hati yang keras.
Pada suatu kali datang seseorang kepada “Aisyah minta
nasehat. : “Ya Ummul Mukminin, sesungguhnya aku memiliki penyakit. Adakah
engkau memiliki obatnya”. Lalu ‘Aisyah bertanya : Apa penyakitmu. Dijawab : Aku
memiliki hati yang keras. Kata ‘Aisyah : Itu adalah seburuk-buruk penyakit.
Lalu ‘Aisyah memberikan resep dengan tiga macam obat :
1. Sering-seringlah
engkau menjenguk orang sakit.
2.
Sering-seringlah engkau mengantarkan jenazah ke kubur dan perhatikan bagaimana
jenazah dimasukkan kedalam kuburnya.
3.
Sering-seringlah engkau mengingat kematian.
Orang yang sakit apabila dijenguk maka tentu akan sangat bermanfaat bagi diri dan keluarganya. Tapi cobalah perhatikan lebih
lanjut, sebenarnya orang yang menjenguk orang sakit juga mendapat manfaat atas
apa yang dia lakukan antara lain sebagaimana resep yang diberikan ‘Aisyah yaitu
sebagai obat hati yang keras.
Kelima : Terhindar dari tegoran Allah pada hari Kiamat.
Bagaimana pula hubungan menjenguk orang yang sakit dengan
tegoran Allah di hari Kiamat nanti. Perhatikanlah saudaraku bahwa Allah
berfirman dalam sebuah hadits qudsi yang diriwayatkan oleh Imam Muslim dari Abu
Hurairah :
“Pada hari Kiamat Allah Ta’ala berfirman : Wahai anak Adam,
Aku sakit tetapi kamu tidak menjengukKu. Ia menjawab : Wahai Rabbku, bagaimana
aku menjenguk-Mu sedangkan Engkau adalah Rabb semesta alam. Allah berfirman :
Tidakkah kamu mengetahui bahwa hamba-Ku si Fulan sakit, tetapi engkau tidak
menjenguknya. Tidakkah kamu tahu jika menjenguknya niscaya kamu akan
mendapati-Ku di sisinya.
Para ulama menjelaskan bahwa makna dari kalimat : “Niscaya
kamu akan mendapati–Ku di sisinya”
adalah engkau akan mendapat
rakhmatKu dan engkau akan mendapatkan pahala
dari-Ku.
Ketahuilah bahwa menjenguk orang sakit hukumnya memang tidak
fardhu a’in, tetapi tentu kita berusaha untuk mengunjungi orang sakit agar
terhindar dari tegoran Allah pada hari Kiamat.
Semoga kita akan senantiasa diberi kekuatan dan kesempatan oleh Allah Ta’ala untuk selalu bersegera mengunjungi saudara saudara kita yang sedang sakit.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar