PENGHALANG JALAN KEBENARAN
Oleh : Azwir Chaniago
Muqaddimah.
Syaikh Abu Bakr Jabir memberi nasehat : Hendaklah seorang
muslim mencintai dan melaksanakan kebenaran, baik dalam perkataan maupun
perbuatan.
Kebenaran dan petunjuk kepada jalan kebenaran yang diturunkan
Allah melalui RasulNya adalah bertujuan untuk menyelamatkan kehidupan manusia
di dunia dan di akhirat. Sungguh merupakan nikmat yang agung dari Allah jika
seseorang cinta kepada kebenaran sehingga dia selalu berusaha mencari dan
berdiri diatas kebenaran. Dia akan tegar diatas kebenaran meskipun orang lain
terkadang mencelanya, bahkan menghina ataupun memusuhinya.
Tapi sungguh banyak
manusia yang terhalang dari kebenaran. Terkadang kebenaran dilihatnya sebagai
suatu yang aneh, tidak masuk akal karena tidak sesuai dengan keinginannya atau
keinginan kelompoknya. Bahkan menurutnya kebenaran itu adalah apa yang dilakukan
banyak orang. Jika dia
melihat sesuatu dikerjakan atau
diamalkan orang banyak maka itulah kebenaran, katanya.
Hakikat kebenaran.
Sungguh kebenaran itu dari Allah. Allah berfirman : “Al
haqqu min rabbika, falaa takun minal
mumtariin” Kebenaran itu dari Rabbmu, maka janganlah engkau menjadi orang-orang
yang ragu. (Q.S Ali Imran 60)
Jadi kebenaran tidaklah apa yang ditentukan atau dilakukan
orang banyak tetapi kebenaran adalah sesuatu yang disandarkan kepada apa yang diturunkan Allah
melalui Rasul-Nya.
Allah berfirman :
“Wain tuthi’ aksyara man fil ardhi, yudhilluka ‘an sabilillah. In yattabi’una
illazh zhanna wain hum illa yakhrushuun.” Dan jika kamu mengikuti kebanyakan
orang di muka bumi niscaya mereka akan menyesatkan kamu dari jalan
(kebenaran) Allah. Mereka
hanyalah mengikuti sangkaan belaka. Dan mereka
hanyalah berkata bohong. (Q.S al An’am
116).
Syaikh Abdul Aziz bin Baaz berkata : Orang yang berakal sehat
jangan tertipu dengan kebanyakan manusia. Kebenaran tidak ditentukan karena
banyak orang yang melakukannya. Akan tetapi kebenaran adalah syari’at yang
diturunkan Allah kepada Rasulullah
Salallahu ‘alaihi wa sallam.
Penghalang kepada kebenaran.
Sungguh sangatlah banyak penghalang bagi seorang hamba
untuk menerima kebenaran, diantaranya
adalah :
Pertama : Tidak memiliki ilmu.
Imam Ibnul Qayyim berkata : Sebab-sebab yang menghalangi
(manusia) menerima kebenaran banyak sekali. Diantaranya adalah kebodohan
terhadap kebenaran.
Imam Ahmad bin Hambal berkata : Sesungguhnya penyelisihan
yang datang dari orang yang menyelisihi adalah karena sedikitnya pengetahuan
mereka terhadap apa yang datang dari Rasulullah Salallahu ‘alaihi wa Sallam.
Jadi salah satu obat mujarab untuk bisa menerima kebenaran
adalah belajar ilmu untuk menghilangkan kebodohan.
Kedua : Adanya sikap sombong.
Sikap sombong adalah salah satu penghalang
yang utama dalam menerima kebenaran. Orang yang sombong merasa dirinya
lebih sempurna dan lebih baik dari orang lain. Akibatnya dia tidak suka
menerima nasehat, meskipun itu suatu kebenaran.
Rasulullah telah memberikan isyarat yang jelas bahwa orang
yang sombong itu akan menolak kebenaran . Beliau bersabda : “Al kibru
batharul haqqi wa ghamdunnas” Kesombongan itu
adalah menolak kebenaran
dan merendahkan manusia. (H.R Imam Muslim).
Ketiga : Banyak berbuat dosa dan maksiat.
Takutlah terhadap dosa dan maksiat. Racun dosa dan maksiat
akan membuat hati tertutup dan mati. Jika hati tertutup dan mati maka sangat
sulit menerima kebenaran.
Imam Ibnul Qayyim dalam Kitab ad Daa’ wa ad Dawaa’
menyebutkan 51 macam akibat buruk tersebab berbuat dosa dan maksiat. Satu
diantaranya kata beliau adalah : membutakan hati dan melemahkan akal.
Jika hati telah buta maka ia tidak dapat mengenal kebenaran.
Keempat : Taqlid buta.
Muqallid adalah orang yang mengikuti tanpa mengetahui
dalil. Seorang muqallid akan mudah
terhalang dari kebenaran karena dia hanya mengikuti sesuatu yang dia dengar dan tidak mau tahu dalilnya. Perkataan
pimpinan kelompoknya, guru atau kiyainya lebih utama baginya daripada kebenaran
yang disampaikan oleh yang bukan orang panutannya.
Imam Ibnu Hazm berkata : Orang yang taqlid adalah orang yang
merasa ridha ditipu akalnya. Sementara itu Imam Ibnu Badran mengatakan : Taqlid
menjauhkan (seseorang ) dari kebenaran dan melariskan kebatilan.
Kelima : Menganggap orang yang menyimpang berada diatas
kebenaran.
Salah satu musibah besar yang bisa memalingkan seseorang dari
kebenaran adalah meyakini bahwa orang atau kelompok yang sebenarnya menyimpang dianggap berada diatas
kebenaran.
Lebih repot lagi adalah menganggap bahwa orang
yang menasehati tentang kebenaran
adalah salah dan bisa-bisa dianggap sebagai musuh.
Keenam : Takut kepada seseorang atau kelompok.
Termasuk penghalang dalam menerima kebenaran adalah adanya kekuatan atau pengaruh dari pihak lain. Merasa tidak enak dengan orang lain ataupun lingkungan. Dan yang lebih parah lagi adalah karena takut kehilangan pergaulan, pangkat , jabatan bahkan merasa takut kehilangan rizki. Meskipun dia tahu bahwa itu suatu kebenaran tapi mereka tidak mau menerima karena terhalang oleh takut dan segan kepada seseorang, kelompok ataupun lingkungannya.
Termasuk penghalang dalam menerima kebenaran adalah adanya kekuatan atau pengaruh dari pihak lain. Merasa tidak enak dengan orang lain ataupun lingkungan. Dan yang lebih parah lagi adalah karena takut kehilangan pergaulan, pangkat , jabatan bahkan merasa takut kehilangan rizki. Meskipun dia tahu bahwa itu suatu kebenaran tapi mereka tidak mau menerima karena terhalang oleh takut dan segan kepada seseorang, kelompok ataupun lingkungannya.
Semoga Allah selalu mengokohkan hati kita untuk menerima
kebenaran, mengamalkan kebenaran dan membela kebenaran yang datang dari Allah
melalui Rasul-Nya.
Allahu a’lam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar