DOSA KECIL BISA JADI BESAR
Oleh : Azwir B. Chaniago
Muqaddimah.
Sebagai orang beriman kita lebih waspada terhadap
dosa-dosa besar. Dengan pertolongan Allah kita tidak lagi akan melakukan dosa dosa besar. Sekuat tenaga kita akan menghindar dari berbagai dosa besar seperti kesyirikan, berurusan dengan
dukun dan sihir, durhaka
terhadap orang tua,
minum khamer memakan harta anak yatim dan dosa dosa besar lainnya.
Lalu bagaimana terhadap dosa-dosa kecil. Kadang-kadang kita lalai atau mungkin juga mengabaikannya.
Ketahuilah bahwa dosa-dosa kecil perlu diwaspadai dan ditakuti karena bisa
menjadi dosa besar. Dosa
dosa kecil yang menumpuk dengan sangat mudah akan menjadi dosa besar. Para
ulama mengingatkan kita bahwa dosa dosa kecil yang kita lakukan adalah fondasi untuk membangun
dosa besar. Bukankah orang
bijak berkata : “Gunung yang besar terdiri dari butiran-butiran pasir”.
Iman Ibnu Qudamah dalam kitabnya
Minhajus Qashidin, membuka satu pasal khusus dengan judul “Dosa Besar”.
Beliau rahimahullah menjelaskan beberapa penyebab kenapa dosa kecil bisa
menjadi besar.
Pertama : Jika dosa kecil dilakukan terus menerus.
Ketahuilah bahwa dosa besar yang
dilakukan lalu bertaubat dengan taubat nasuha, lebih bisa diharapkan
ampunan-Nya dari pada dosa kecil yang dilakukan terus menerus“
Tidak ada dosa kecil selagi terus
menerus dikerjakan dan tidak ada dosa besar selagi dimohonkan ampun (H.R Ad
Dailami, sebagian ulama mendha’ifkan hadits ini).
Kedua : Jika dosa kecil dianggap remeh.
Jika suatu dosa kecil dianggap
remeh seperti ada orang berkata : “Ah, inikan cuma dosa kecil mudah untuk diampuni. Allah-kan Maha pengampun,
dosa besar saja diampuni apalagi dosa kecil”
Ibnu Qadimah berkata : Selagi
suatu dosa kecil dianggap besar oleh seorang hamba maka dosa itu akan (tetap) menjadi kecil
disisi Allah.
Begitupun sebaliknya, jika dosa kecil dan dianggap remeh maka akan menjadi
besar disisi Allah. Kenapa, karena dia telah meremehkan maksiat yang
dilakukannya kepada Allah yang Maha-agung.
Bilal bin Sa’id berkata : “Janganlah kalian melihat kecilnya suatu kesalahan
(dosa) tetapi lihatlah kepada siapa kalian telah bermaksiat. Sungguh yang
kalian maksiati adalah dzat yang maha Agung yaitu Allah Subhanahu wa ta’ala.
Imam al Bukhari meriwayatkan
sebuah atsar dari Anas bin Malik: “Sesungguhnya kalilan benar-benar telah
melakukan berbagai macam perbuatan dosa yang dalam pandangan kalian lebih kecil
dari sehelai rambut. Andaikan kami melihatnya pada masa Rasulullah, maka itu
adalah dosa sebesar gunung Uhud."
Ketiga : Merasa senang melakukan dosa kecil.
Ini adalah fenomena yang ada
disebagian orang muslim yaitu seseorang telah melakukan dosa kecil lalu dengan senang hati disebut-sebut. Maka ini bisa
berubah menjadi besar, karena disebut-sebut dan merasa senang dengannya.Semestinya, seseorang
yang punya dosa meskipun kecil tentu takut kepada Allah dan segera minta ampun.
Keempat : Menceritakan dosa yang telah dilakukan
Seseorang menceritakan dosanya
tidak lepas dari dua perkara yaitu dia tidak merasa menyesal telah berbuat dosa dan ini adalah
indikasi bahwa dia bangga dengan dosanya. Sungguh adalah suatu perbuatan tercela jika seseorang bangga dengan maksiat yang telah dilakukannya. Akibatnya adalah akan menambah koleksi dosanya.
Kelima : Dosa
kecil yang dilakukan seorang berilmu.
Orang yang berilmu biasanya
menjadi panutan sehingga dia harus lebih berhati-hati dalam berbicara dan berbuat. Dia
haruslah memberi contoh yang baik dalam aqidah, ibadah, akhlak dan muamalah.
Jika suatu waktu dia melakukan
perbuatan buruk atau maksiat meskipun kecil ini sangat mungkin diikuti oleh
orang lain. Akibatnya
dosanya menjadi besar karena memberi contoh buruk yang mendatangkan dosa.
Allahu a’lam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar