AGAR SELAMAT DARI PUJIAN
Oleh : Azwir B. Chaniago
Muqaddimah.
Imam al Gazali (wafat tahun 505 H), dalam Kitab Ihya
memasukkan pujian atau memuji sebagai salah satu bahaya
lisan. Sungguh pujian itu bisa membahayakan bagi yang menerima pujian.
Itulah sebabnya para ulama ulama yang mumpuni ilmunya tidak suka dengan pujian.
Namun demikian dalam kehidupan bermasyarakat kita tidak bisa
terbebas dari berbagai pujian dari orang lain. Pujian ini jika tidak disikapi
dengan bijak tentu bisa mendatangkan mudharat bagi diri kita.
Ketahuilah bahwa pujian adalah musuh utama keikhlasan karena
sengaja atau tidak setiap pujian bisa berdampak buruk kepada keikhlasan.
Seseorang yang sangat senang dipuji biasanya akan sulit mencapai ikhlas dalam
amalnya.
Sikap agar selamat dari dampak buruk pujian.
Ada beberapa cara yang dianjurkan untuk bisa selamat dari
berbagai pujian, diantaranya :
Pertama : Abaikan setiap pujian karena pujian manusia tidak akan membuat anda
mulia. Kalaupun akan mendatangkan kemuliaan, itu adalah semu dan sangat
sementara. Kemuliaan tidaklah datang bersama pujian tapi kemuliaan itu datang
dengan ketakwaan. Allah berfirman : “Inna akramakum ‘indallahi atqaakum” Sesungguhnya
yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling bertakwa.
(Q.S al Hujurat 13).
Kedua : Seseorang yang dipuji haruslah sungguh sungguh menyadari bahwa orang
yang memuji tidak mengetahui semua
keadaan dirinya. Apalagi yang ada didalam hatinya. Orang yang memuji biasanya
hanya melihat photo atau gambaran sesaat tidak melihat video sebagai gambaran
keseluruhan. Jika orang yang memuji mengetahui seluruh keadaan orang yang
dipuji tentulah dia tidak akan mau memberi pujian.
Ketiga : Jika menerima pujian maka
haruslah disikapi secara proporsional, dengan bijak sehingga selamat dari
perasaan ujub ataupun perasaan sombong. Selain itu seorang yang dipuji bisa
jadi merasa sudah hebat, sudah merasa lebih baik dari orang lain. Ini bisa jadi
akan melemahkan semangatnya untuk mencapai
prestasi berikutnya baik dalam ilmu, amal dan yang lainnya.
Sahabat dan ulama terdahulu tentang pujian.
Mari kita perhatikan tiga contoh, bagaimana sikap sahabat dan
ulama terdahulu jika mereka dipuji, diantaranya adalah :
Pertama : Umar bin Khaththab pernah dipuji oleh seseorang. Lalu Umar berkata :
“Apakah engkau akan merusak aku dan merusak dirimu ?.
Kedua : Ali bin Abi Thalib ketika
dipuji seseorang beliau berdoa : “Ya Allah, ampunilah diriku karena sesuatu
yang tidak mereka ketahui. Jadikanlah diriku lebih baik daripada yang mereka
sangka”
Ketiga : Sufyan bin Uyainah berkata : Pujian tidak akan berbahaya bagi orang
yang sadar siapa dirinya. Seorang shalih jika dipuji, maka ia berkata : “Ya
Allah, mereka tidak mengenal diriku, sedangkan Engkau Mahamengetahui tentang
diriku”.
Semoga Allah melindungi diri kita dari keburukan yang tampak dan yang tersembunyi
dari pujian manusia.
Allahu a’lam. (037)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar