JANGAN MENUNDA NUNDA TAUBAT
Oleh : Azwir B. Chaniago
Diberi umur panjang agar bisa bertaubat
Rasulullah bersabda : “A’dzarallahu ilam ri-in akkhkhara
ajalahu hatta balagha sittiina sanah”
Allah telah memberi kesempatan kepada seseorang, dengan memanjangkan usianya
sampai enam puluh tahun. (H.R Imam Bukhari).
Para ulama mengatakan bahwa : Allah tidak akan memberikan
udzur atau alasan kepadanya, karena telah memberikan kesempatan yang cukup lama
dan telah memberinya kekuatan untuk mampu melaksanakan apa yang harus
dilakukan.
Syaikh Salim al Hilali mengatakan (bahwa hadits ini)
merupakan tanda luasnya rahmat Allah kepada hamba-hambaNya dengan memberi umur yang panjang agar dapat
bertaubat dengan sungguh sungguh. Dan seseorang
yang sudah mencapai usia enam puluh tahun, maka tidak ada alasan
baginya untuk tidak segera bertaubat dari segala macam kemaksiatan.
Wajib untuk segera bertaubat.
Wajib bagi seorang hamba untuk segera memohon ampun dan bertaubat
kepada Allah. Jangan sekali kali menunda nundanya. Allah berfirman : “Wa
saari’u ila maghfiratin min rabbikum” Dan bersegeralah kamu mencari ampunan
dari Rabbmu. (Q.S Ali Imran 133).
Imam Ibnul Qayyim berkata : Menyegerakan taubat dari dosa
merupakan kewajiban dan tidak boleh ditunda tunda. Jika menunda taubat maka
berarti telah bermaksiat dengan penundaan itu. Bila bertaubat dari dosa, maka
masih tersisa darinya taubat yang lain, yaitu taubat dari sikap menunda nunda
taubat itu. Hal ini jarang sekali terbetik dalam jiwa pelaku taubat, dia beranggapan
bahwa jika ia bertaubat dari dosa tidak ada lagi dosa yang tersisa darinya.
Padahal dia harus (pula) bertaubat terhadap dosa penundaan taubatnya.
Imam Ibnul Qayyim selanjutnya mengatakan : Seseorang tidak
akan selamat dari dosa penundaan taubat kecuali dengan
melakukan taubat secara menyeluruh dari dosa yang ia ketahui maupun yang tidak
ia ketahui. Dosa yang tidak diketahui oleh seorang hamba adalah lebih banyak dari dosa yang ia ketahui.
Semoga Allah memberikan kekuatan kepada kita untuk senantiasa
memohon ampun dan bertaubat kepada-Nya.
Yg Imam ibnul qoyyim di ambik dari kitab mana yaakk..? ?Mohon jawaban nya ustadz
BalasHapus