KEWAJIBAN
BIRRUL WALIDAIN
Oleh
: Azwir B. Chaniago
Muqaddimah.
Birrul Walidain adalah kewajiban seorang hamba untuk
berbuat baik kepada kedua orang tua. Apakah ketika orang tua masih hidup atau
sudah wafat. Ini adalah amal yang paling
utama.
Rasulullah
bersabda :Dari Abdullah bin Mas'ud
radhiallahu ‘anhu, dia berkata, "Saya pernah bertanya kepada Rasulullah
SAW, '"Apakah perbuatan paling
utama?" Beliau menjawab, "Shalat tepat pada waktunya" Dia
berkata : Saya bertanya lagi, kemudiaan apa ?.Beliau menjawab : Berbuat baik kepada
kedua orang tua. Dia berkata : "Saya bertanya
lagi, lalu apa?" Beliau menjawab, "Jihad di jalan Allah" Maka
saya tidak menambah pertanyaan melainkan untuk melaksanakan dan menjaga hal
tersebut (H.R Imam Muslim)
Allah
berfirman”… jangan mempersekutukan-Nya dengan apapun, berbuat baik kepada ibu
bapak, …” (Q.S. al Israa’ 23).Perhatikanlah, pada ayat diatas Allah telah
menempatkan perintah berbuat baik kepada orang tua langsung setelah larangan untuk mempersekutukan-Nya.
Selanjutnya
dalam surat Lukman ayat 14 Allah memerintahkan hamba-Nya untuk berbuat baik
kepada kedua orang tuanya. Pada ayat ini Allah
menggandengkan hak-Nya untuk
disyukuri dengan hak orang tua untuk
disyukuri pula.
Allah berfirman : “Dan
Kami perintahkan kepada manusia (agar berbuat baik) kepada
kedua orang tuanya. Ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang
bertambah-tambah (lemahnya) dan menyapihnya selama dua tahun. Bersyukurlah
kepada-Ku dan kepada kedua orang tuamu. Hanya kepada-Ku engkau akan kembali”.
Nasehat Syaikh
Abdurrzaq.
Syaikh Prof. Dr. Abdur Razzak
bin Abdul Muhsin al ‘Abbad, dalam tausiah beliau di satu radio dakwah , tanggal
21 Januari 2010, menjelaskan maksud ayat 14 surat Lukman tersebut, antara lain
sebagai berikut:
Dalam ayat ini terdapat
penunjukkan atau perintah yang tegas terhadap kewajiban seorang anak untuk
senantiasa berbakti kepada kedua orang tua.
Ayat
ini mengingatkan pula tentang kebaikan dan pengorbanan yang telah dilakukan
kedua orang tua, diantaranya adalah :
Pertama : Terutama ibu
yang telah mengandung dengan lemah bertambah lemah. Ibu sudah sangat repot
dengan mengandung anak selama 9 bulan.
Kedua : Melahirkan
anak yang membuatnya berada dalam posisi kritis.
Ketiga : Setelah
melahirkan, harus menyusui dan menjaga diri dan makanan kita. Bahkan ibu kita
sering terpaksa memakan makanan yang dia tidak suka sama sekali demi untuk
memperbanyak ASI agar kita bisa kenyang dan sehat.
Keempat : Kedua orang
tua sering begadang semalaman untuk kita (apalagi dikala kita sakit).
Melupakan
kebaikan orang tua adalah musibah besar.
Selanjutnya Syaikh
mengingatkan apakah dengan kerepotan dan pengorbanan yang begitu banyak
pantaskah kita melupakan jasa orang tua kita. Orang yang berakal tidak pantas
melupakannya. Jika ada yang melupakannya ini suatu musibah. Orang yang lalai
terhadap orang tuanya berarti dia telah melakukan kejahatan dan dosa yang
besar.
Syaikh
juga mengingatkan bahwa alah satu hak Allah terhadap makhluknya adalah
kewajiban makhluk untuk bersyukur kepada-Nya, karena Allah telah memberikan banyak
sekali nikmat kepada kita. Hak Allah untuk disyukuri ini digandengkan-Nya dengan hak orang tua untuk disyukuri pula oleh
anaknya. Ini menunjukkan ketegasan Allah kepada kita bahwa berbuat baik kepada
orang tua merupakan suatu perbuatan yang sangat agung.
Dalam
ayat ini Allah mengingatkan kita akan hari kiamat dan bahwa kita akan kembali
kepada-Nya yaitu untuk dihisab dan mempertanggung jawabkan apa yang telah
diperbuat selama berada didunia. Diantara yang akan dihisab dan
dipertanggungjawabkan dihadapan Allah adalah bagaimana kita telah memenuhi
kewajiban untuk berbuat baik kepada kedua orang tua.
Syaikh Abdur Razzak,
menjelaskan lebih lanjut tentang birrul walidain ini. Syaikh
mengingatkan bahwa banyak orang yang bersikap sangat baik kepada orang lain
seperti teman-temannya tapi bagaimana sikapnya terhadap kedua orang tuanya.
Dalam hal ini coba
bandingkan apa yang telah dikorbankan oleh orang lain terhadap kita dan apa
yang telah diberikan dan dikorbankan oleh kedua orang tua terhadap kita. Oleh
karena itu kita harus selalu mengingat-ingat kebaikan dan pengorbanan orang tua
kepada kita dan berusahalah melakukan kebaikan terhadapnya.
Seorang anak tidak akan
bisa membalas kebaikan orang tuanya.
Syaikh
membawakan sebuah kisah tentang seorang laki-laki yang membawa ibunya dengan
susah payah dari Yaman ke Makkah untuk menunaikan ibadah haji. Pada waktu
thawaf orang ini dengan susah payah pula, memikul ibunya, karena ibunya yang
sudah tua dan tidak kuat berjalan. Pada saat orang ini bertemu dengan Ibnu Umar dia bertanya : Apakah aku telah membalas
kebaikan dan pengorbanan ibuku dengan apa yang aku lakukan ini.
Ibnu
Umar menjawab : Belum, meskipun sekedar satu erangan (karena menahan sakit)
ibumu ketika melahirkan kamu. Tapi engkau telah berbuat baik kepada ibumu.
Allah akan memberikan balasan yang banyak kepadamu terhadap sedikit amal yang
engkau lakukan (Imam adz Dzahabi, Kitab al Kaba-ir).
Semoga Allah memberikan
kekuatan kepada kita untuk selalu menjaga perintah perintah-Nya. Kita juga bermohon
kepada Allah agar diberi kekuatan untuk
mampu berbuat baik kepada orang tua kita dikala keduanya masih hidup ataupun sudah
wafat.
Ya Allah ampunilah dosa
kami dan dosa kedua orang tua kami.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar