AKHLAK SEBAGAI MEDIA DAKWAH
Oleh : Azwir B. Chaniago
Makna akhlak
Imam Ibnul Qayyim al Jauziah dalam Kitab Madarijus Saalikin
menjelaskan bahwa makna akhlak (terhadap sesama) adalah mencakup tiga hal :
1.
Berbuat baik kepada orang lain.
2.
Menghindari sesuatu yang menyakiti atau yang tidak disukai orang lain.
3.
Menahan diri jika disakiti atau diperlakukan tidak baik oleh orang lain.
Makna dakwah.
Secara bahasa makna dakwah adalah menyeru atau mengajak. Jadi
berupa seruan atau ajakan.
Secara istilah dakwah adalah : “ Mengajak manusia agar
beriman kepada Allah dan segala yang dibawa oleh Rasul-Nya dengan membenarkan
apa yang diberitakan dan mengikuti apa yang diperintahkan. (Imam Ibnul Qayyim,
Madarijus Saalikin).
Kewajiban berdakwah.
Setiap muslim pada dasarnya memiliki kewajiban untuk
berdakwah, mengajak manusia kepada kebaikan dan mencegah dari kemungkaran. Ini
bisa dilakukan sesuai kemampuan, sarana dan kesempatan yang ada. Allah
berfirman : “Laa yukallifullahu nafsan illa wus’ahaa” Allah tidak membebani
seseorang kecuali sesuai dengan kemampuannya. (Q.S al Baqarah 286).
Allah Ta’ala berfirman : “Waman ahsanu qaulan mimman da’aa
ilallahi. Dan siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang-orang
yang menyeru (orang lain) kepada (menta’ati) Allah. (Q.S Fussilat 33).
Akhlak adalah media dakwah yang sangat ampuh.
Sungguh keberhasilan dakwah dimulai dengan akhlak. Bukankah
Rasulullah merupakan seseorang yang paling baik akhlaknya dan paling berhasil
pula dakwahnya. Kebaikan akhlak beliau berbanding lurus dengan keberhasilan
dakwah beliau.
Bahwa inti dari dakwah adalah merebut hati manusia agar mau
taat kepada Allah. Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Abu Ya’la dan Aba
Dzar, Rasulullah bersabda : “Kalian tidak bisa merebut
hati manusia dengan harta kalian, tapi
kalian bisa merebut hati manusia dengan
wajah berseri-seri dan akhlak yang
mulia”.
Oleh karena itu dapat
dikatakan bahwa berdakwah tidak hanya milik ustadz, kiyai atau orang-orang
berilmu saja. Bagi orang awam juga terbuka kesempatan untuk berdakwah kepada
manusia yaitu dengan melazimkan dan menunjukkan akhlak yang mulia
ditengah-tengah umat.
Banyak kasus, dimana seseorang mendapat petunjuk kepada
kebenaran setelah melihat seseorang yang baru ngaji, ilmunya masih sangat
sedikit tapi dia memiliki akhlak yang mulia.
Dakwah Rasulullah sangat sering berhasil tanpa membacakan ayat-ayat Allah tapi
dengan menunjukkan akhlak yang terpuji.
Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad,
disebutkan suatu kisah ketika Fathul Makkah. Beberapa saat setelah Rasulullah
dan para sahabat memasuki kota Makkah, Abu Bakar ash Shiddiq memapah ayahnya
yang sudah tua dan lemah, bernama Abu Kuhafah, mendatangi Rasulullah salallahu
‘alaihi wasallam. Abu Kuhafah waktu itu masih musyrik, belum masuk Islam.
Pada saat bertemu Rasulullah, maka Rasulullah berkata :
“Wahai Abu Bakar, seandainya engkau biarkan ayahmu beristirahat saja dan jika
beliau ada keperluan maka akulah yang akan
mendatangi kerumahnya untuk memenuhi keperluannya.
Subhanallah, perkataan Rasulullah tersebut ternyata membuat
Abu Kuhafah sangat kagum kepada akhlak Rasulullah yang luar biasa mulianya.
Kenapa sangat kagum, karena Abu Kuhafah tahu betul bahwa :
Pertama : Muhammad adalah Rasulullah.
Kedua : Muhammad adalah Kepala Negara Islam.
Ketiga : Muhammad adalah Panglima perang
yang hebat. Pernah menghancurkan pasukan kafir Quraisy di Perang Badar.
Keempat : Hari ini Muhammad telah menaklukkan kota Makkah bahkan tanpa
perlawanan.
Kelima : Pada saat penaklukan Makkah hari ini pastilah Muhammad memiliki urusan
dan kesibukan yang banyak.
Keenam : Dengan keadaan yang demikian itu, ternyata Muhammad masih berniat
datang kerumahku bila aku ada keperluan dengannya. Bukan aku yang harus datang
menemuinya. Sungguh, kata Abu Kuhafah ia
sangat menghargaiku sebagai orang tua yang sudah lemah dan disuruh untuk
beristirahat saja di rumah. Alangkah mulianya akhlak Rasulullah ini.
Seketika itu juga, masih dalam keadaan kagum yang luar biasa, tanpa ada yang
menyuruh, Abu Kuhafah lalu mengucapkan dua kalimat syahadat, masuk Islam.
Ketahuilah, bahwa dalam peristiwa ini, Rasulullah tidaklah
membacakan satu ayatpun untuk mengajak Abu Kuhafah masuk Islam. Beliau hanya mengucapkan perkataan yang
terpuji karena menghormati orang tua
yang sudah lemah. Dan inilah akhlak mulia. Sungguh akhlak mulia adalah media
dakwah yang sangat bermutu. Jadi jangan diabaikan.
Allahu a’lam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar