SEMUA AMALAN
AKAN DITIMBANG DI AKHIRAT
Disusun oleh : Azwir
B. Chaniago
Mati disebut juga
sebagai kiamat kecil yaitu tanda berakhirnya tahap kehidupan seseorang di
dunia. Tetapi ketahuilah bahwa hakikatnya mati itu bukan masalah besar bagi
seorang hamba. Masalah besar adalah BAGAIMANA KEHIDUPAN YANG AKAN DIJALANI
SETELAH MATI.
Oleh karena itu Rasululllah Salallahu 'alaihi Wasallam mengingatkan tentang TANDA ORANG YANG CERDAS, sebagaimana sabda beliau :
أَفْضَلُ
المُؤْمِنِينَ أَحْسَنُهُمْ خُلُقًا وَ أَكْيَسُهُمْ أَكْثَرُهُم لِلمَوتِ ذِكْرًا
وَ أَحْسَنُهُم لَهُ اسْتِعْدَادًا أُولَئِكَ الأَكْيَاسُ
Orang mukmin yang paling utama adalah orang yang paling baik akhlaknya. Orang mukmin yang paling cerdas adalah orang yang paling banyak mengingat kematian dan PALING BAGUS PERSIAPANNYA UNTUK MENGHADAPI KEMATIAN. Mereka semua adalah orang-orang cerdas. (H.R at Tirmidzi).
Allah Ta'ala telah mengingatkan tentang persiapan menghadapi kehidupan setelah mati, sebagaimana firman-Nya :
يَا
أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَلْتَنْظُرْ نَفْسٌ مَا قَدَّمَتْ
لِغَدٍ وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ خَبِيرٌ بِمَا تَعْمَلُونَ
Wahai orang orang yang beriman. Bertakwalah kepada Allah dan hendaknya setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok, dan bertakwalah kepada Allah, Sesungguhnya Allah Mahateliti terhadap apa yang kamu kerjakan. (Q.S al Hasyr 18).
Ketahuilah bahwa sungguh di akhirat kelak SEMUA AMAL PERBUATAN KITA AKAN DIPERLIHATKAN, DITIMBANG DAN HARUS DIPERTANGGUNG JAWABKAN. Dan barangsiapa yang berat timbangan amal kebaikannya maka dialah ORANG YANG BERUNTUNG. Allah Ta’ala berfirman :
وَالْوَزْنُ
يَوْمَئِذٍ الْحَقُّ ۚ فَمَنْ ثَقُلَتْ مَوَازِينُهُ فَأُولَٰئِكَ هُمُ
الْمُفْلِحُونَ
وَمَنْ
خَفَّتْ مَوَازِينُهُ فَأُولَٰئِكَ الَّذِينَ خَسِرُوا أَنْفُسَهُمْ بِمَا كَانُوا
بِآيَاتِنَا يَظْلِمُونَ
Timbangan pada hari itu (menjadi ukuran) kebenaran. Maka barangsiapa yang berat timbangan (kebaikan) nya , mereka itulah orang yang beruntung. Dan barangsiapa ringan timbangan (kebaikan) nya maka mereka itulah orang yang telah merugikan dirinya sendiri, karena mereka mengingkari ayat ayat kami. (Q.S al A’raf 8-9).
Allah Ta’ala berfirman :
وَنَضَعُ
الْمَوَازِينَ الْقِسْطَ لِيَوْمِ الْقِيَامَةِ فَلَا تُظْلَمُ نَفْسٌ شَيْئًا ۖ
وَإِنْ كَانَ مِثْقَالَ حَبَّةٍ مِنْ خَرْدَلٍ أَتَيْنَا بِهَا ۗ وَكَفَىٰ بِنَا
حَاسِبِينَ
Dan Kami akan tegakkan timbangan yang adil pada hari Kiamat, sehingga tidak seorang pun yang dirugikan walaupun sedikit. Jika amalan itu hanya seberat biji sawi pun, pasti Kami akan mendatangkan (pahala) nya. Dan cukuplah Kami sebagai pembuat perhitungan. (Q.S al Anbiya’ 47).
Jadi, amal shalih sekecil apapun akan memberatkan timbangan kebaikan dan begitupun sebaliknya. Oleh karena itu janganlah seseorang mengabaikan amal baik sekecil apapun dan tetap menghindar dari amal buruk sekecil apapun. Dalam perkara ini Imam Hasan al Bashri memberi nasehat berharga, beliau berkata :
= Wahai
anak Adam, engkau kelak akan melihat seluruh amalmu akan ditimbang, yang
baiknya maupun yang buruknya. Maka, janganlah engkau meremehkan sebuah amalan
kebaikan.
= Walau amalanmu itu kecil, kelak engkau akan berbahagia kala melihatnya. Dan janganlah engkau meremehkan sebuah amal buruk. Walaupun kecil, kelak engkau akan bersedih jika melihatnya. (Abu Nu'aim, Hilyatul Auliya').
Wallahu
A'lam. (2.852).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar