HAKIKATNYA
PUJIAN DAN CELAAN MANUSIA TAK MEMBAHAYAKAN
Disusun oleh : Azwir
B. Chaniago
Kita semua paham bahwa celaan memang
pahit, tidak enak dirasakan sehingga banyak yang berusaha menghindar darinya.
Pujian memang manis terasa nikmat sehingga banyak yang ketagihan dibuatnya.
Namun perlu disadari bahwa kedua kondisi tersebut tak baik untuk dituruti. Jika
dituruti akan mendatangkan keburukan.
Al-Imam Abul Faraj Ibnu Qudamah al Maqdisi berkata : Ketahuilah
bahwa kebanyakan manusia celaka dikarenakan kekhawatiran terhadap celaan
manusia dan kecintaan kepada pujian mereka, sehingga setiap gerak-gerik mereka
selalu menyesuaikan keridhaan manusia, berharap pujian dan takut celaan mereka.
(Mukhtashar Minhajul Qashidin).
Sungguh pujian dan
celaan manusia tak akan membahayakan seorang hamba kalau disikapi dengan bijak.
Ada baiknya diabaikan saja. Ketahuilah bahwa kelebihan dan kekurangan seseorang
dalam berbicara, berbuat dan dalam banyak hal tetap akan menuai pujian dan juga
akan menuai celaan.
Oleh karena itu, terutama
dalam beramal shalih seorang hamba harus mengabaikan pujian dan celaan manusia. Lalu lakukanlah
yang terbaik, ahsanu 'amala, yaitu dengan :
(1) Beramal ikhlas
karena Allah Ta'ala. Allah Ta'ala berfirman :
وَمَا
أُمِرُوا إِلَّا لِيَعْبُدُوا اللَّهَ مُخْلِصِينَ لَهُ الدِّينَ
Padahal mereka hanya disuruh menyembah Allah dengan ikhlas mentaati-Nya semata mata karena (menjalankan) agama. (Q.S al Baiyinah 5).
(2) Ittiba' yaitu mengikuti contoh yang diajarkan Rasulullah Salallahu 'alaihi Wasallam, beliau bersabda :
مَنْ عَمِلَ عَمَلاً لَيْسَ عَلَيْه ِأَمْرُنَا فَهُوَ
رَدٌّ
Barangsiapa beramal yang tidak ada
perintahnya dari kami maka amalannya tertolak. (H.R Imam Muslim).
Ketika seseorang telah beramal dengan ikhlas dan
ittiba' akan ada saja orang yang memuji dan ada pula yang mencela. Oleh karena
itu, sekali lagi abaikan saja pujian dan celaan manusia.
Ustadz Dr. Firanda Andirja memberi nasehat : Untuk apa engkau ujub dan bangga dengan pujian manusia. Apakah pujian tersebut akan merubah hakekatmu ?.Sedikitpun tidak akan mengangkat derajatmu di sisi Allah….jika memang engkau rendah di sisi Allah.
Buat apa pula engkau terlalu bersedih dengan celaan
karena penilaian manusia… Toh celaan tersebut tidak akan merendahkanmu di sisi
Allah jika memang engkau mulia di sisi-Nya…
Carilah keridhaan Allah…jangan pernah
mencari keridhaan manusia… Bagaimanapun engkau dipuji orang pasti ada orang
lain yang mencelamu….sebagaimana bagaimanapun engkau dicela pasti ada saja
yang memujimu (https://firanda.com)
Sungguh kemulian seorang hamba di sisi Allah Ta'ala
tak ada terkait dengan pujian atau celaan manusia, tetapi terkait sangat erat
dengan ketakwaan. Allah Ta'ala berfirman :
إِنَّ
أَكْرَمَكُمْ عِندَ ٱللَّهِ أَتْقَىٰكُمْ ۚ إِنَّ ٱللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ
Sungguh, yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa. Sungguh Allah Maha Mengetahui, Mahateliti. (Q.S al Hujurat 13).
Wallahu A'lam. (2.841).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar