BERLETIH LETIH
DI DUNIA DEMI KESENANGAN ABADI DI AKHIRAT
Disusun oleh : Azwir
B. Chaniago
Sungguh, puncak
tertinggi keinginan orang orang beriman adalah kesenangan di akhirat dengan
mendapat surga. Ketahuilah bahwa surga adalah tempat yang paling baik, paling
nyaman dan paling istimewa kenikmatannya. Allah Ta'ala menyediakannya untuk
orang yang beriman dan beramal shalih.
Surga adalah tempat yang sangat menyenangkan di akhirat kelak dan
tak ada yang mengetahui keindahannya. Allah Ta’ala berfirman:
فَلا
تَعْلَمُ نَفْسٌ مَا أُخْفِيَ لَهُمْ مِنْ قُرَّةِ أَعْيُنٍ جَزَاءً بِمَا كَانُوا
يَعْمَلُونَ
Tidak ada seorangpun yang mengetahui apa yang
disembunyikan untuk mereka yaitu (bermacam nikmat yang tinggi di Surga) yang menyedapkan
pandangan mata, balasan terhadap apa yang telah mereka kerjakan. (Q.S as Sajdah
17).
Imam Ibnu Katsir berkata : Arti ayat di atas, tidak
ada seorangpun yang mengetahui agungnya ganjaran (kebaikan) yang Allah
sembunyikan (dan sediakan) bagi mereka (orang-orang yang beriman) di Surga,
berupa kenikmatan yang abadi dan berbagai macam kelezatan yang belum pernah
disaksikan semisalnya oleh seorangpun. (Tafsir Ibnu Katsir).
Gambaran tentang begitu hebatnya kenikmatan ini
dinyatakan dalam hadits qudsi yang shahih, Allah Ta’ala berfirman : Dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu, Rasulullah
shallallahu alaihi wa sallam bersabda :
قَالَ
اللهُ عَزَّ وَجَلَّ: أَعْدَدْتُ لِعِبَادِي الصَّالِحِينَ مَا لاَ عَيْنٌ رَأَتْ،
وَلاَ أُذُنٌ سَمِعَتْ، وَلاَ خَطَرَ عَلَى قَلْبِ بَشَرٍ
Allah
‘Azza wa jalla berfirman : Aku telah menyediakan bagi hamba-hamba-Ku yang
shalih kenikmatan yang belum pernah mata melihatnya, belum pernah telinga
mendengarnya, dan belum pernah pula terbetik dalam kalbu manusia. (H.R Imam
Bukhari, Imam Muslim dan juga yang selainnya)
Artinya adalah bahwa semua kenikmatan dan
keindahan di dunia yang pernah dilihat oleh mata, didengar oleh telinga atau
dibayangkan dalam hati manusia, maka kenikmatan di Surga jauh melebihi semua
itu. (Faidhul Qadiir).
Shahabat yang mulia, Abdullah bin Abbas
radhiallahu’anhu berkata : Tidak ada sesuatupun di dunia yang serupa dengan apa
yang ada di Surga kecuali namanya (saja). Ibnu Jarir ath Thabari
Ketika seseorang yang
ingin mendapatkan sesuatu YANG TERBAIK DAN YANG PALING BAIK maka haruslah pula
di awali atau dibarengi perbuatan yang paling baik pula. Oleh karena itu untuk
mendapatkan tempat di surga maka hamba hamba Allah HARUSLAH SIAP UNTUK BERLETIH
LETIH DAN BERPAYAH PAYAH KETIKA DI DUNIA menyiapkan bekal terutama sekali
adalah AMAL SHALIH YANG DILANDASI IMAN.
Sungguh amal shalih
yang di syariat untuk dilakukan oleh hamba hamba Allah sangatlah banyak jumlah
dan jenisnya. Diantara amal amal shalih itu ada yang ringan bahkan sangat
ringan untuk dilakukan. Tetapi adapula amal shalih yang terasa agak berat bagi
sebagian hamba hamba Allah.
Lihatlah bagaimana
seorang hamba harus berusaha terus menerus melakukan shalat berjamaah lima
waktu di masjid. Lalu bagaimana pula dengan ibadah puasa yang harus menahan makan dan minum sekitar 14 jam
serta menjaga hal hal yang membatalkannya.
Dan juga disyariatkan
untuk beribadah di sepertiga malam terakhir meskipun tidak wajib. Dan juga ada kewajiban berhaji
yang membutuhkan tenaga dan harta. Ada pula disyariatkan untuk mengeluarkan
sebagian harta zakat, infak dan sedekah dan yang lainnya.
Meskipun sebagian
ibadah yang disyariatkan itu terkadang terasa berat terkadang tanpa istirahat
tetapi bagi orang orang yang betul betul menginginkan KESENANGAN YANG ABADI DI
NEGERI AKHIRAT maka tetap dilakukan meskipun harus berletih letih di dunia.
Sungguh hakikatnya,
bagi orang orang beriman tidak ada istirahat total di dunia, kecuali di akhirat kelak. Ulama ulama terdahulu
memberi nasehat dalam perkara ini :
(1) Wahb bin Munabbih rahimahullah
berkata : Seorang mukmin itu tidaklah memiliki waktu istirahat melainkan ketika
ia telah memasuki Surga. (Mausuu'ah Ibnu Abid Dunya).
(2) Imam Ibnul Jauzi raimahullah
berkata : Wahai jiwa-jiwa, berletih-letihlah sedikit (dalam beramal shalih),
maka engkau pun (kelak) akan banyak beristirahat di surga Firdaus. (Dari Kitab
al-Mawaa'izh).
(3) Imam Ibnul Qayyim rahimahullah
berkata : Barangsiapa yang lebih mementingkan untuk beristirahat (di dunia),
pasti akan terlewatkan untuk mendapat istirahat (di akhirat). (Miftaah Daaaris
Sa’aadah)
Wallahu A'lam. (2.853)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar