TAK PERLU MARAH JIKA ENGKAU
DIHINA
ATAU DIREMEHKAN
Oleh : Azwir B. Chaniago
Dalam bergaul dengan masyarakat
terkadang seseorang mendapat penghinaan atau diremehkan melalui perkataan, perbuatan atapun tulisan.
Jika ini terjadi, pada umumnya, manusia tak terima bahkan bisa mendatangkan
kemarahan yang berujung kepada konflik.
Tidaklah suatu yang dianjurkan ketika
seseorang dihina lalu mengeluh dan marah. Bersikap bijaklah dan ambil manfaat
dari penghinaan yang diterima. Ini lebih utama, diantaranya :
Pertama : Hadapi dengan kesabaran.
Bersabar ketika menghadapi hinaan
manusia adalah perkara sulit. Tapi ketahuilah bahwa bersabar dalam hal ini
sangat dianjurkan karena memiliki kebaikan yang banyak.
Sungguh amatlah tinggi kedudukan
orang yang bersabar karena dia dijanjikan Allah Ta’ala untuk mendapat pahala yang tidak terbatas.
Sulaiman bin Qashim berkata : Setiap amalan
dapat diketahui ganjarannya kecuali kesabaran yang ganjarannya seperti air
mengalir. Kemudian beliau membacakan firman Allah Ta’ala :
إِنَّمَا يُوَفَّى الصَّابِرُونَ أَجْرَهُمْ بِغَيْرِ حِسَابٍ
Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang disempurnakan pahala mereka tanpa batas
(Q.S az Zumar 10)
Syaikh as Sa’di berkata : Allah
menganjurkan orang beriman kepada apa yang menyampaikan mereka kepada
kemenangan yaitu keberhasilan dengan
memperoleh kebahagian dan kesuksesan. Dan bahwa jalan yang menyampaikan kepada
hal itu adalah KONSISTEN TERHADAP
KESABARAN. Menahan diri dari perkara perkara yang dibenci berupa
meninggalkan kemaksiatan serta bersabar atas musibah dan terhadap perkara
perkara yang berat bagi jiwa. Allah memerintahkan mereka untuk bersabar atas
semua itu. (Tafsir Taisir Karimir Rahman).
Kedua : Memaafkan orang yang
menghina.
Orang bijak berkata : Implementasi
dari memaafkan itu adalah engkau senantiasa, terus menerus mengosongkan hatimu
dari semua kesalahan orang lain kepadamu. Ini sebenarnya mudah dilakukan jika
engkau menyadari dan juga sangat
mengharapkan maaf dari orang lain atas
kesalahanmu kepada mereka.
Sungguh memaafkan adalah salah satu
sikap terpuji dan sangat dianjurkan dalam Islam. Ketahuilah bahwa puncak keutamaan dari sikap suka memaafkan manusia
adalah memperoleh ampunan Allah.
Allah berfirman :
وَلْيَعْفُوا وَلْيَصْفَحُوا ۗ أَلَا تُحِبُّونَ أَنْ يَغْفِرَ
اللَّهُ لَكُمْ ۗ وَاللَّهُ غَفُورٌ رَحِيمٌ
Dan hendaklah mereka memaafkan
dan berlapang dada. Apakah kamu tidak menginginkan Allah mengampunimu dan Allah
Maha Pengampun dan Maha Penyayang (Q.S an Nuur 22).
Rasululllah
bersabda :
ثَلَاثٌ أُقْسِمُ عَلَيْهِنَّ مَا نَقَصَتْ صَدَقَةٌ مِنْ مَالٍ وَمَا زَادَ اللَّهُ عَبْداً بِعَفْوٍ إِلاَّ عِزًّا وَمَا تَوَاضَعَ أَحَدٌ لِلّهِ إِلاَّ رَفَعَهُ اللَّهُ
Ada tiga golongan yang berani bersumpah untuknya, tidaklah
berkurang harta karena shadaqah, dan tidaklah menambah bagi seorang pemaaf
melainkan kemuliaan, dan tidaklah seseorang bertawadhu’ (rendah hati)
melainkan akan diangkat derajatnya oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala. (H.R at Tirmidzi)
Ketiga : Lakukan muhasabah atau
introspeksi diri.
Bisa jadi pada suatu waktu beberapa tahun yang lalu kita
pernah merendahkan, menghina atau melecehkan seseorang lalu Allah
mentakdirkan ada orang lain yang merendahkan dan menghina kita saat ini. Sungguh
perbuatan baik akan dibalas dengan kebaikan begitupun sebaliknya.
Allah berfirman :
إِنْ أَحْسَنْتُمْ أَحْسَنْتُمْ لِأَنْفُسِكُمْ ۖ وَإِنْ أَسَأْتُمْ
فَلَهَا
Jika kamu berbuat baik (berarti) kamu
berbuat baik bagi dirimu sendiri. Dan jika kamu berbuat buruk maka (akibat
keburukan) itu untuk dirimu sendiri. (Q.S al Israa’ 7)
Keempat : Akan diterima transfer
pahala
Jika kita direndahkan atau dihina
berarti kita dizhalimi. Ketahuilah bahwa kezhaliman
yang diterima di dunia dengan sabar merupakan tabungan pahala yang
akan dipetik dikemudian hari. Akan ada transfer pahala dari orang yang menghina
kita di dunia.
Ketahuilah bahwa pada hari akhirat
kelak akan ada manusia yang datang dengan membawa pahala
amalnya. Tetapi akhirnya habis karena harus dipindahkan kepada orang orang yang
menuntutnya yaitu orang orang yang pernah dizhaliminya di dunia. Bahkan
setelah pahala amalnya habis maka dosa orang yang dizhalimi dipindahkan
kepadanya. Na’udzubillahi min dzalik.
Rasulullah Salallahu wa salam bersabda:
أَتَدْرُونَ مَا الْمُفْلِسُ قَالُوا : الْمُفْلِسُ فِينَا مَنْ لا دِرْهَمَ لَهُ وَلا مَتَاعَ ، فَقَالَ : إِنَّ الْمُفْلِسَ مِنْ أُمَّتِي يَأْتِي يَوْمَ الْقِيَامَةِ بِصَلاةٍ وَصِيَامٍ وَزَكَاةٍ وَيَأْتِي قَدْ شَتَمَ هَذَا وَقَذَفَ هَذَا وَأَكَلَ مَالَ هَذَا وَسَفَكَ دَمَ هَذَا وَضَرَبَ هَذَا فَيُعْطَى هَذَا مِنْ حَسَنَاتِهِ وَهَذَا مِنْ حَسَنَاتِهِ فَإِنْ فَنِيَتْ حَسَنَاتُهُ قَبْلَ أَنْ يُقْضَى مَا عَلَيْهِ أُخِذَ مِنْ خَطَايَاهُمْ فَطُرِحَتْ عَلَيْهِ ثُمَّ طُرِحَ فِي النَّارِ
Dari Abu
Hurairah, bahwasanya Rasulullah Salallahu ‘alaihi wa Sallam pernah
bertanya kepada para sahabat :"Tahukah kalian, siapakah orang yang bangkut
itu?" Para sahabat menjawab : Menurut kami, orang yang bangkrut
diantara kami adalah orang yang tidak memiliki uang dan harta kekayaan.
Rasulullah bersabda
: Sesungguhnya umatku yang bangkrut adalah orang yang pada hari kiamat
datang dengan shalat, puasa, dan zakat, tetapi ia selalu mencaci-maki, menuduh,
dan makan harta orang lain serta membunuh dan menyakiti orang lain. Setelah
itu, pahalanya diambil untuk diberikan kepada setiap orang dari mereka hingga
pahalanya habis, sementara tuntutan mereka banyak yang belum terpenuhi.
Selanjutnya, sebagian dosa dari setiap orang dari mereka diambil untuk
dibebankan kepada orang tersebut, hingga akhirnya ia dilemparkan ke neraka. (H.R
Imam Muslim).
Insya Allah ada manfaatnya bagi kita
semua. Wallahu A’lam. (1.288).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar