MENDAPAT JALAN KELUAR DENGAN BERTAKWA
Oleh
: Azwir B. Chaniago
Dalam
menjalani kehidupan di dunia, manusia sering menghadapi berbagai kesulitan baik
dalam urusan diri, keluarga dan hartanya. Itulah ujian atau cobaan yang Allah
tetapkan bagi orang orang beriman. Allah berfirman :
أَحَسِبَ النَّاسُ أَنْ يُتْرَكُوا أَنْ
يَقُولُوا آمَنَّا وَهُمْ لَا يُفْتَنُونَ
Apakah manusia
itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan : Kami telah beriman,
sedang mereka tidak diuji lagi ?.
Rasulullah
bersabda : “Matsalul mu’mini
kamatsaliz zar’i, laatazaalur riihu tamiiluhu, walaa yazaalul mu’minu
yushiibuhul bala’. Perumpamaan seorang mu’min tak ubahnya seperti tanaman,
angin akan selalu meniupnya, ia akan selalu mendapat cobaan (H.R Imam Muslim)
Oleh karena itu
seorang hamba hendaklah senantasa menjaga ketakwaannya kepada Allah Ta’ala.
Jika seorang hamba bertakwa maka Allah
Ta’ala akan memberikan jalan keluar atas
masalah, kesulitan atau ujian yang datang kepadanya. Allah Ta’ala berfirman :
وَمَنْ
يَتَّقِ اللَّهَ يَجْعَلْ لَهُ مَخْرَجًا
Barangsiapa
bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan membukakan jalan keluar baginya. (Q.S ath Thalaq 2).
Dalam ayat ini paling tidak ada dua
perkara penting yang disebutkan yaitu : TAKWA SEBAGAI SYARAT dan JALAN KELUAR YANG AKAN
DIBERIKAN.
Pertama
: Tentang takwa, ada beberapa penjelasan, diantaranya :
(1) Ibnu Mas’ud berkata bahwa bertakwa dengan sebenar benar takwa
adalah : (a) Taat kepada Allah dan tidak bermaksiat. (b) Ingat kepada-Nya dan
tidak lupa. (c) Bersyukur kepada-Nya, tidak kufur. Inilah takwa.
(2) Imam Ibnul Qayyim berkata : Hakikat takwa ialah melakukan ketaatan kepada Allah
dilandasi keimanan dan mengharapkan pahalanya karena ada perintah dan larangan
sehingga seseorang melakukan perintah dengan mengimani Dzat yang memerintah dan membenarkan janjinya.
Dan ia meninggalkan apa yang Allah larang baginya dengan mengimani Dzat yang
melarangnya dan takut terhadap ancamannya.
Kedua
: Tentang jalan keluar yang akan diberikan Allah Ta’ala.
Abdullah ibnu Mas'ud
mengatakan bahwa sesungguhnya : (1) Ayat yang paling global dalam Al-Qur'an
adalah firman Allah Ta’ala : Sesungguhnya
Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat kebajikan. (Q.S an Nahl 90)
dan (2) Ayat yang paling besar mengandung jalan keluar dalam Al-Qur'an adalah
firman Allah Ta’ala : Barang siapa yang bertakwa kepada Allah, niscaya Dia
akan membukakan jalan keluar baginya. (Q.S
ath Thalaq 2)
Ali
ibnu Abu Talhah telah meriwayatkan dari Ibnu Abbas sehubungan dengan makna
firman-Nya: Barang siapa yang bertakwa kepada Allah, niscaya Dia akan
mengadakan baginya jalan keluar. (Ath-Thalaq: 2) Bahwa Allah akan
menyelamatkannya dari setiap kesusahan di dunia dan akhirat.
Ar-Rabi'
ibnu Khaisam telah mengatakan sehubungan dengan makna firman-Nya : niscaya
Dia akan mengadakan jalan keluar baginya.
Maksudnya, jalan keluar dari setiap
perkara yang menyempitkannya, yakni menyusahkannya.
Qatadah
telah mengatakan sehubungan dengan makna firman-Nya: Barang siapa yang
bertakwa kepada Allah, niscaya Dia akan mengadakan jalan keluar baginya. Yaitu dari semua
kesulitan urusannya dan kesusahan di saat menjelang kematiannya.
As
Saddi mengatakan bahwa seorang lelaki dari kalangan sahabat Rasulullah
Salallahu ‘alaihi wa Sallam, dikenal dengan nama Auf ibnu Malik al Asyja'i
mempunyai seorang putra yang tertawan di kalangan kaum musyrik. Dan anaknya itu
berada di tangan kaum musyrik, sedangkan ayahnya selalu mendatangi Rasulullah
Salallahu ‘alaihi wa Sallam mengadukan nasib yang dialami oleh putranya itu
dan juga tentang kemiskinan yang menimpa dirinya.
Dan
Rasulullah Salallahu ‘alahi wa Sallam selalu menganjurkan kepadanya untuk
bersabar menghadapi semua musibah itu dan bersabda kepadanya : Sesungguhnya
Allah akan menjadikan bagimu jalan keluar. Tidak lama kemudian ternyata
putranya itu dapat meloloskan diri dari tangan musuh dan melarikan diri. Pada
saat melarikan dia bertemu dengan iringan
ternak kambing milik musuhnya. Lalu dia menggiring ternak kambing itu dan
pulang ke rumah ayahnya dengan membawa ternak kambing hasil jarahannya. Lalu
diturunkanlah ayat berkenaan dengan
peristiwa ini, yaitu firman-Nya :
وَمَنْ يَتَّقِ اللَّهَ يَجْعَلْ لَهُ مَخْرَجًا
وَيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُ ۚ وَمَنْ يَتَوَكَّلْ عَلَى
اللَّهِ فَهُوَ حَسْبُهُ
Barang
siapa yang bertakwa kepada Allah, niscaya Dia akan mengadakan jalan keluar baginya, Dan Dia memberinya
rezeki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. (Q.S ath Thalaq 2-3)
Demikianlah
menurut apa yang diriwayatkan oleh Ibnu Jarir.
Diriwayatkan
pula kisah semisal bahwa kaum musyrikin telah menangkap dan mengikat
anak Malik al Asyja’i itu pada sebuah tiang, lalu tiang itu roboh dan ia dapat
melepaskan diri dari ikatannya. Maka ia keluar melarikan diri. Tiba-tiba ia menjumpai
seekor unta milik kaum musyrikin (yang mengikatnya). Maka dia langsung
menaikinya dan memacunya. Ketika di tengah jalan ia menjumpai sekumpulan ternak
yang banyak jumlahnya milik kaum yang telah menawannya dan yang telah
mengikatnya. Lalu ia menggiring ternak unta itu hingga semua ternak unta lari
mengikutinya tanpa ada seekor untapun yang tertinggal.
Tiada
yang mengejutkan kedua orang tuanya kecuali seruan anaknya di depan pintu rumah
mereka. Maka ayahnya berkata : Dia Auf, demi Rabb yang memiliki Ka'bah. Dan
ibunya berkata : Waduh, hebatnya si Auf, padahal dia telah diikat pada tiang
oleh musuhnya. Lalu keduanya berebutan menuju ke pintu rumah dan juga pelayan
keduanya. Tiba-tiba mereka melihat Auf
telah datang dengan membawa ternak unta yang memenuhi halaman rumah mereka.
Kemudian Auf menceritakan kepada kedua orang
tuanya nasib yang dialaminya dan perihal ternak unta yang dibawanya itu. Maka
ayahnya berkata : Tahanlah sikapmu berdua, aku akan menghadap terlebih dahulu
kepada Rasulullah Salallahu ‘alaihi wa Sallam untuk menanyakan apa yang harus
kita lakukan dengan ternak unta ini.
Ayahnya datang menghadap kepada Rasulullah
Salallahu ‘alaihi wa Sallam., lalu menceritakan kepada beliau perihal berita
tentang Auf anaknya dan ternak unta yang dibawanya.
Maka
Rasulullah Salallahu ‘alaihi wasallam bersabda: Berbuatlah sesuka hatimu dengan
ternak unta itu, ternak unta itu sekarang telah menjadi milikmu. Lalu
turunlah firman Allah Subhanahu wa Ta’ala. yang mengatakan : Barang siapa
yang bertakwa kepada Allah, niscaya Dia akan mengadakan jalan keluar baginya, dan memberinya rizki
dari arah yang tiada disangka-sangkanya. (Q.S ath Thalaq 2-3). Lihat Tafsir
Ibnu Katsir dengan diringkas.
Demikianlah firman Allah Ta’ala yang
wajib menjadi perhatian dan pegangan bagi kita hamba hamba Allah yang selalu berharap
kepada-Nya. Jadi teruslah berusaha memelihara ketakwaan sehingga Allah Ta’ala
selalu memberi jalan keluar terhadap kesulitan yang kita hadapi.
Insya Allah ada manfaatnya. Wallahu
A’lam. (1.292).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar