PERLUKAH MENGIKUTI KEBANYAKAN MANUSIA
?
Oleh : Azwir B. Chaniago
Sangatlah sering kita mendengar dan melihat orang orang yang
suka mengikuti apa yang dikatakan dan dilakukan orang banyak. Mereka mengikuti berbagai perkara dari orang banyak
apakah urusan dunia ataupun yang berkaitan dengan urusan akhirat. Bahkan
adapula manusia yang berkata : Aku ikut orang banyak sajalah.
Sangatlah baik untuk kita ketahui bahwa untuk berbagai
perkara apalagi perkara akhirat tidaklah mesti mengikuti apa yang dikatakan dan
dilakukan orang banyak. Memang tak sepenuhnya salah jika mengikuti orang banyak
TAPI DENGAN CATATAN bahwa kelompok orang
banyak yang akan diikuti itu haruslah
kelompok pengikut kebenaran yaitu
kebenaran yang datang dari Allah dan
Rasul-Nya.
Kebenaran itu dari Allah
bukan dari orang banyak. Allah
berfirman : “Al haqqu min rabbika, falaa takun minal mumtariin” Kebenaran itu dari
Rabbmu, maka janganlah engkau menjadi orang-orang yang ragu. (Q.S Ali Imran 60)
Allah Ta’ala berfirman : “Fattaqullaha wa ashlihu dzaata bainikum, wa
athii’ullaha wa rasuulahuu inkuntum mu’miniin”
Maka bertakwalah kepada Allah dan perbaikilah hubungan diantara
sesamamu. Dan taatlah kepada Allah dan Rasul-Nya jika kamu orang orang yang
beriman. (Q.S al Anfaal 1).
Allah berfirman : “Dan ikutilah sebaik baik apa yang telah
diturunkan kepadamu (al Qur an) dari Rabb-mu sebelum datang adzab kepadamu secara tiba tiba sedang kamu tidak
menyadarinya” (Q.S az Zumar 55).
Ketahuilah, Allah Ta’ala telah menjelaskan kepada kita
bagaimana keadaan kebanyakan manusia
dalam menjalani hidup di dunia ini, diantaranya adalah :
Pertama : Kebanyakan manusia fasik.
Allah Ta’ala berfirman : “Wa inna katsiiran minan naasi la
faasiquun”. Dan sungguh kebanyakan manusia adalah orang yang fasik. (Q.S al
Maidah 49).
Allah Ta’ala befirman : “Wa laakinna kasiran minhum
faasiquun”. Tetapi banyak di antara mereka orang orang yang fasik. (Q.S
al Maidah 81)
Kedua : Kebanyakan manusia menyesatkan dan melampaui batas.
Allah Ta’ala berfirman : “Wainna katsiiran la yudhilluuna bi ahwaa i-him bi
ghairi ‘ilmin inna rabbaka huwa a’lamu bil mu’tadiin”. Dan sungguh, banyak
yang menyesatkan orang dengan keinginannya tanpa dasar ilmu. Rabb-mu lebih
mengetahui orang yang melampaui batas. (Q.S al An’am 119).
Ketiga : Kebanyakan manusia mengingkari pertemuan dengan
Rabb-nya.
Allah Ta’ala berfirman : “Wa inna katsiran minan naasi bi
liqaa-i rabbihim lakaafiruun”. Dan sesungguhnya banyak di antara manusia benar benar mengingkari
perteman dengan Rabb-nya. (Q.S ar Ruum 8)
Keempat : Kebanyakan manusia tak bersyukur.
Allah
Ta’ala berfirman : “Sesungguhnya Allah memberikan karunia kepada manusia
tetapi kebanyakan mereka tidak bersyukur”. (Q.S al Baqarah 243).
Allah
Ta’ala berfirman : “Dan sungguh, Kami telah menempatkan kamu di bumi dan di sana
Kami sediakan (sumber) penghidupan untukmu. (Tetapi) sedikir sekali kamu
bersyukur”. (Q.S al A’raf 10).
Dan
Dialah yang telah menciptakan bagimu pendengaran,penglihatan dan hati nurani,
tetapi sedikit sekali kamu bersyukur. (Q.S al Mu’minun 78).
Az
Zamakhsyari menyebutkan dalam kitab
tafsirnya tentang Umar bin Khaththab yang mendengar doa seseorang. Dari Umar radhiyallahu ‘anhu, ia
mendengar seseorang memanjatkan doa : Ya Allah jadikanlah aku bagian dari
orang-orang yang sedikit. Umar terheran heran dan berkata, “Doa apa ini
?” Orang tersebut menjawab : Aku pernah mendengar firman Allah (yang
artinya): Sedikit di antara hamba-Ku yang mau bersyukur. Aku pun berdoa pada
Allah agar aku termasuk yang sedikit.” Umar pun berkata : Ternyata setiap orang lebih tahu dari Umar.
Mari kita perhatikan keadaan kebanyakan manusia di
negeri kita ini yang tak mau patuh mengikuti apa yang Allah perintahkan bagi
mereka. Diantara contohnya :
Pertama
: Sangatlah banyak manusia melalaikan shalat.
Pada hal
Allah telah mengancam orang yang lalai dengan kecelakaan. Allah berfirman : “Fa wailul lil mushalliin. Alladziina hum
‘an shalaatihim saahuun”. Maka kecelakaanlah bagi orang orang yang shalat.
(Yaitu) orang orang yang lalai dari shalatnya. (Q.S al Maa-uun 4-5).
Kedua : Sangatlah
banyak laki laki yang tak mau shalat ke masjid.
Sungguh Rasulullah dan sahabat senantiasa shalat
berjamaah di masjid. Beliau memberi peringatan bagi yang tak mau shalat ke
masjid.
(1) Hadits dari Ibnu Abbas : Rasulullah
bersabda : “Man sami’an nadaa-a falam yaktihi falaa shalaata
lahu illaa min ‘udzri”. Barangsiapa mendengar panggilan adzan lalu ia tidak
mendatanginya, maka tidak ada shalat baginya (shalatnya tidak sempurna, pen.) kecuali
karena ada suatu udzur (halangan) H.R Ibnu Majah, Ibnu Hibban dan Abu Dawud,
dishahihkan oleh Syaikh al Albani).
(2) Hadits dari Abu Hurairah. Rasulullah bersabda : “ Sungguh aku
ingin memerintahkan agar segera dikumandangkan iqamah untuk shalat, lalu aku
akan menyuruh salah seorang untuk mengimami sekelompok manusia. Kemudian aku
pergi bersama beberapa orang yang membawa seikat kayu bakar menuju orang orang
yang tidak menghadiri shalat berjamaah
lalu aku akan membakar rumah rumah mereka” (Mutafaq ‘alaih).
Ketiga
: Sangatlah banyak wanita yang tak mau menutup aurat.
Pada hal
Allah Ta’ala telah memerintahkan mereka untuk menutup aurat, sebagaimana
firman-Nya.
Pertama : Surat an Nuur 31, Allah
berfirman :
Dan
katakanlah kepada para perempuan yang beriman agar mereka menjaga pandangannya
dan memelihara kemaluannya. Dan janganlah menampakkan perhiasannya (auratnya)
kecuali yang biasa terlihat. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kerudung ke
dadanya.
Kedua : Surat al Ahzaab 59, Allah
berfirman :
Wahai Nabi !. Katakanlah kepada istri
istrimu, anak anak perempuanmu dan isteri isteri orang Mukmin hendaklah mereka
mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka. Yang demikian itu supaya mereka
lebih mudah untuk dikenal sehingga mereka tidak diganggu. Dan Allah adalah Maha
Pengampun lagi Maha Penyayang.
Lalu
kalau begitu keadaannya maka apakah kita masih perlu mengikuti kebanyakan
manusia ?. Perhatikanlah firman Allah
ini :
Allah berfirman : “Wain tuthi’ aksyara man fil ardhi,
yudhilluka ‘an sabilillah. In yattabi’una illazh zhanna wain hum illa
yakhrushuun.” Dan jika kamu mengikuti kebanyakan orang
di muka bumi niscaya mereka akan menyesatkan kamu dari jalan (kebenaran) Allah. Mereka hanyalah mengikuti
sangkaan belaka. Dan mereka hanyalah berkata
bohong. (Q.S al An’am 116).
Syaikh Abdul Aziz bin Baaz berkata : Orang yang berakal sehat
jangan tertipu dengan kebanyakan manusia. Kebenaran tidak ditentukan karena
banyak orang yang melakukannya. Akan tetapi kebenaran adalah syari’at yang
diturunkan Allah kepada Rasulullah
Salallahu ‘alaihi wa sallam.
Sebagai penutup tulisan ini perhatikanlah hadits
berikut ini. Rasulullah bersabda : “Taraktu fiikum amraini lan tadhilluu maa
tamassanaktum bi himaa : KITABULLAHI WA SUNNATA RASUULIH”. Aku telah
tinggalkan pada kamu dua perkara. Kamu tidak akan tersesat selama berpegang
kepada keduanya (yaitu) Kitab Allah dan Sunnah Rasul-Nya. (H.R Imam Malik, al
Hakim dan Baihaqi, dishahihkan oleh Syaikh Salim al Hilali).
Insya Allah ada manfaatnya bagi kita semua. Wallahu
A’lam. (1.195)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar