BELAJAR ILMU SYAR’I BUKAN UNTUK TUJUAN DUNIA
Oleh :
Azwir B. Chaniago
Belajar ilmu terutama ilmu syar’i
adalah sangat utama bahkan dihukumi wajib dalam syariat Islam. Oleh karena itu
tidaklah pantas jika seorang hamba melalaikannya. Rasulullah bersabda : “Thalibul ilmi faridhatun ‘ala kulli
muslim” Belajar ilmu adalah wajib bagi setiap Muslim. (H.R Imam Ahmad dan
Imam Ibnu Majah).
Ketahuilah
bahwa diantara bentuk keutamaan belajar ilmu dan agungnya ilmu, terutama ilmu
syar’i, adalah bahwa menuntut ilmu lebih
baik dari pada ibadah-ibadah sunnah. Ibnu Nuaim dan Ulama ulama yang lainnya
menyebutkan dari beberapa sahabat Rasulullah shallahu ‘alaihi wasallam bahwa
beliau bersabda : “Keutamaan ilmu itu jauh lebih baik dibandingkan dengan
amal amalan yang hukumnya sunnah, dan agama kalian yang paling baik adalah al
wara’ (menjauhi syubhat dan maksiat). (H.R Abu Nuaim, kitabnya Hilyatul
Aulia)
Dan
juga banyak sekali perkataan ulama salaf tentang perkara ini. Di antaranya
adalah perkataan Imam asy Syafii. Ar Rabi’
berkata, aku mendengar Imam asy Syafii berkata : Menuntut ilmu lebih afdhal
(lebih utama) dari shalat sunnah.
Namun
demikian perlu dipahami benar bahwa belajar ilmu syar’i bukanlah untuk tujuan
dunia. Tujuan yang hakiki belajar ilmu sya’i
adalah ikhlas untuk mencari ridha Allah semata mata. Sangatlah banyak
sabda Rasulullah Salallahu ‘alaihi Wasallam yang mengingatkan tentang perkara
ini, diantaranya :
Pertama : Rasulullah bersabda : “Innallaha la yuqbalu minal ‘amalu illa maa kaana lahu khalisa
wabtughiya bihi wajhuhu.” Sesungguhnya
Allah tidak akan menerima dari semua jenis amalan kecuali yang murni (ikhlas)
untuk-Nya. (H.R an Nasa’i, lihat Silsilah ash Shahihah).
Kedua : Rasulullah bersabda : “Barangsiapa
menuntut ilmu, dimana dituntut darinya keikhlasan kepada Allah, sementara dia
melakukannya karena ingin mendapatkan kesenangan dunia maka ia tidak akan
mencium bau surga” (H.R Imam Ahmad dan yang lainnya, dishahihkan oleh Syaikh al
Albani).
Ketiga : Rasulullah bersabda : “Janganlah
kalian menuntut ilmu untuk membanggakan diri di hadapan para ulama atau untuk
mendebat orang orang bodoh. Janganlah kalian membuat kelompok kelompok di dalam
sebuah majlis. Barangsiapa yang melakukan hal tersebut maka nerakalah,
nerakalah. (H.R al Hakim).
Keempat : Rasulullah bersabda : “Man
ta’allama ‘ilman li ghairillahi au araada bihi ghairallah, fal yatabau-wa’
maq’adahu minan naar.” Barangsiapa yang mencari ilmu karena selain Allah atau
(diniatkan) untuk selain Allah maka siap siaplah dia menempati tempat duduknya
di neraka. (H.R at Tirmidzi, hadits Hasan).
Syaikh Bakr bin Abdullah Abu Zaid
berkata : Apabila ilmu tidak didasari
dengan keikhlasan niat, dia akan berobah dari ibadah yang paling mulia menjadi kemaksiatan yang paling hina. Dan tidak ada yang bisa menghancurkan
ilmu semisal riya, baik riya yang sampai
kepada kesyirikan ataupun riya yang menghilangkan keikhlasan.
Oleh karena itu seorang yang belajar ilmu haruslah terus
menerus memeriksa dan
menjaga niatnya SEBELUM BELAJAR, SAAT BELAJAR DAN SESUDAH BELAJAR. Jangan
sampai niatnya terganggu oleh tujuan lain kecuali ikhlas untuk mencari ridha
Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Insya
Allah ada manfaatnya bagi kita semua. Wallahu A’lam. (1.187)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar