DAPAT PAHALA KETIKA MEMAKAI DAN MELEPAS
ALAS KAKI
Oleh :
Azwir B. Chaniago
Sungguh agama Islam ini
sangatlah sempurna. Semua hal telah diatur dengan sangat baik. Tujuannya adalah
untuk keselamatan umatnya di dunia dan di akhirat. Bahkan sampai sampai hal yang
dianggap kecil (?) diatur dalam Islam. Perhatikanlah bahwa dalam Islam, memakai
dan melepaskan alas kaki pun diajarkan dengan jelas.
Rasulullah bersabda : “Idzan ta’ala ahadukum fal yabda’ bil
yamini, wa naza’a fal yabda’ bisy syimaali, wal takun alyumna auwalahumaa
tun’alu, wa aakhirahumaa tunza’u”. Jika salah seorang dari kalian
menggunakan sandal, maka mulailah dengan menggunakan sandal bagian kanan. Jika
dia melepaskan sandalnya maka hendaknya dia mulai dengan melepaskan sandal yang
kiri terlebih dahulu. Maka jadikanlah sandal yang kanan yang pertama dipakai
dan jadikanlah sandal yang kanan pula yang terakhir dilepas. (Mutafaqun
‘alaihi).
Hal ini diperkuat pula
dengan hadits yang umum tentang mendahulukan yang kanan untuk perkara perkara
yang baik. Rasulullah bersabda : “Kaana
nabiyyu shalallahu ‘alaihi wa sallama (yu’jibuhut tayammunu, fii tana’ulihi, wa
tarajjulihi, wa thuhuurihi, wa fii sya’nihi kullih”. Bahwasanya Rasulullah
Salallahu ‘alaihi wa Sallam suka menggunakan (mendahulukan) yang kanan dalam
memakai sandal, memakai baju, makan dan minum menggunakan tangan kanan dan
mengambil perkara perkara yang baik menggunakan tangan kanan.
Kedua hadits diatas menjelaskan
tentang disunahkan mendahulukan yang kanan dari yang kiri. Hadits ini juga memberi isyarat kepada kita tentang adanya kesempatan
mendapat pahala ketika memakai dan melepas sandal. Caranya adalah ketika
kita akan memakai sandal mulai dari kaki kanan. Kemudian ketika melepas sandal
mulai dengan kaki kiri.
Lalu niatkan bahwa yang kita lakukan itu adalah dalam
rangka mengamalkan sunnah Rasulullah Salallahu ‘alaihi wasallam.
Bahwa ketika memasukkan kaki
kanan terlebih dahulu ketika hendak memakai sandal begitupun sebaliknya yaitu
ketika melepas sandal dimulai dengan kaki kiri. Maka dengan mengingat sunnah Rasulullah tentang perkara ini, insya
Allah kita akan diberi pahala.
Sungguh seorang beriman ingin mengumpulkan pahala sebanyak
banyaknya baik dari amalan yang besar maupun amalan yang kecil. Ketahuilah
bahwa di akhirat kelak yang akan ditimbang, dihisab adalah amal shalih.
Barangsiapa yang berat timbangan amal baiknya maka dia menjadi orang yang
beruntung.
Allah berfirman : Wal waznu yaumaidzinil haqqu. Fa man
tsakulat mawaaziinuhuu fa ulaa-ika humul muflihuun”. Timbangan pada hari
hari itu (menjadi ukuran) kebenaran. Maka barangsiapa berat timbangan
(kebaikan) nya, mereka itulah orang yang beruntung. (Q.S al A’raaf 8).
Oleh karena seorang beriman
akan terus berlomba melakukan amal shalih untuk mendapatkan pahala yang banyak
dari amalan wajib dan amalan sunnah. Dan juga dari amalan amalan besar dan juga dari amalan yang mungkin (?) kelihatan kecil.
Insya Allah ada manfaatnya
bagi kita semua. Wallahu A’lam. (1.178)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar