BERIBADAH MENURUT CARA NENEK MOYANG ?
Oleh : Azwir B. Chaniago
Tujuan
penciptaan manusia adalah untuk mengabdi, menymbah dan manghambakan diri kepada
Allah Ta’ala. Dalam Kitab Tafsir al Azhar, Prof. Dr. Hamka berkata : Bahwa tidak ada kegunaan manusia ini diciptakan Allah kecuali hanya
untuk beribadah kepada-Nya.
Aku
tidak menciptakan jin dan manusia kecuali agar mereka beribadah kepada-Ku. “Wa
maa khalaqtul jinna wal insa illaa li ya’buduun”. Aku tidak menciptakan jin dan manusia
melainkan agar mereka beribadah kepadaKu. (Q.S adz Dzariat 56).
Sungguh Allah Ta’ala telah memerintahkan dan mewajibkan manusia untuk menyembah kepada-Nya yaitu sebagaimana firman-Nya : Yaa aiyuhan naasu’
buduu rabbakumul ladzii khalaqakum walladziina min qablikum la’allakum
tattaquun”. Wahai manusia !. Sembahlah Rabb-mu yang telah menciptakan kamu
dan orang orang sebelum kamu agar kamu bertakwa. (Q.S al Baqarah 21).
Untuk memenuhi kewajiban beribadah kepada Allah Ta’ala maka hamba hamba Allah akan berusaha
menampilkan ibadah atau pengabdian yang paling baik kepada Rabb-nya.
Allah
Subhanahu wa Ta’ala juga berfirman : “Alladzii khalaqal mauta wal hayaata
liyabluakum aiyukum ahsanu amalaa”. Yang menjadikan mati dan hidup,
supaya Dia menguji kamu, siapa diantara kamu yang lebih baik amalnya.
Dan Dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun (Q.S. Al Mulk 2).
Imam Fudhail bin Iyadh mengatakan bahwa yang
lebih baik amalnya maksudnya adalah yang
paling ikhlas dan yang paling benar amalnya.
Selanjutnya kata beliau, yang paling ikhlas dan paling benar yakni : Sesungguhnya amalan apabila ikhlas tapi tidak benar maka tidak
diterima, demikian juga apabila benar tetapi tidak ikhlas maka tidak pula.
Orang yang ikhlas ibadahnya adalah yang beramal semata-mata karena Allah
sedangkan yang benar adalah orang yang mencontoh Rasulullah dalam beramal.
(Kitab Madarijus Salikin)
Nah,
kalau kita perhatikan sebagian manusia, ada diantaranya yang beribadah TIDAK
MENCONTOH APA YANG DIAJARKAN NABI DALAM BERIBADAH. Pada hal Rasulullah telah mengingatkan dalam
sabda beliau : “Man ‘amila ‘amalan laisa ‘alaihi
amruna fahuwa raddun” Barang siapa melakukan suatu amalan yang tidak ada petunjuk kami maka
amalan itu tertolak. (H.R Imam Bukhari dan Imam Muslim).
Diantara
sebagian manusia ada yang beribadah
dengan mengikuti cara cara yang diajarkan oleh nenek moyang meskipun nenek moyang mereka itu tak berilmu.
Akhirnya mereka jatuh amalan amalan yang salah dan keliru. Pada hal para ulama
memberikan petunjuk agar berilmu dulu baru beramal.
Perhatikanlah
peringatan Allah Ta’ala bagi yang mengikuti nenek moyang (dalam beramal) yaitu
sebagaimana firman-Nya :
Pertama : Surat al Baqarah 170.
Allah
Ta’ala berfirman : “Dan apabila
dikatakan kepada mereka, ikutilah apa yang dikatakan Allah, mereka menjawab
(Tidak !). Kami mengikuti apa yang kami dapati pada nenek moyang kami
(melakukannya).Pada hal nenek moyang mereka itu tidak mengetahui apapun dan
tidak mendapat petunjuk”.
Kedua : Surat al Maidah ayat 104.
Allah
Ta’ala berfirman : “Dan apabila dikatakan kepada mereka : Marilah (mengikuti)
apa yang diturunkan Alah dan (mengikuti) Rasul. Mereka menjawab : Cukuplah bagi
kami apa yang kami dapati nenek moyang kami (mengerjakannya). Apakah (mereka
akan mengikuti) juga nenek moyang mereka walaupun nenek moyang mereka itu tidak
mengetahui apa apa dan tidak (pula) mendapat petunjuk”.
Ketiga : Surat Luqman ayat 21.
Allah
Ta’ala berfirman : “Dan apabila dikatakan kepada mereka : Ikutilah apa yang
diturunkan Allah !. Mereka menjawab : (Tidak) tetapi kami (hanya) mengikuti
kebiasaan nenek moyang kami. Apakah mereka (akan mengikuti nenek moyang mereka)
walaupun sebenarnya syaithan menyeru mereka ke dalam adzab api yang menyala
nyala (neraka) ?.
Keempat : Surat az Zukhruf ayat 22.
Allah
Ta’ala berfirman : “Bahkan mereka berkata : Sesungguhnya kami mendapati
nenek moyang kami menganut suatu agama dan kami mendapat petunjuk untuk mengikuti
jejak mereka.
Syaikh as
Sa’di berkata : (“Sesungguhnya kami mendapati bapak bapak kami menganut satu
agama dan sesungguhnya kami adalah pengikut jejak jejak mereka”). Inilah
hujjah orang orang musyrik yang sesat karena mereka mengikuti nenek moyang yang
sesat. Mereka tidak bermaksud megikuti kebenaran dan petunjuk, tapi hanya
karena rasa fanatisme semata. Tujuannya adalah untuk mmbela kebathilan mereka. (Tafsir
Taisir Karimir Rahman).
Oleh
karena itu maka seorang hamba tidaklah beribadah dengan sekedar mengikuti nenek
moyang yang tak berilmu. Akan tetapi
beribadah dengan baik yaitu ikhlas karena Allah Ta’ala dan mengikuti apa yang
diajarkan dan dicontohkan Rasulullah Salallahu ‘alaihi wasalam.
Insya
Allah ada manfaatnya bagi kita semua. Wallahu A’lam. (1.198).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar