ORANG BERIMAN TAK MEREMEHKAN DOSA
SEKECIL APAPUN
Oleh : Azwir B. Chaniago
Berbuat maksiat atau melakukan dosa adalah sesuatu yang
sangat ditakuti oleh orang orang beriman. Bahkan mereka senantiasa bersegera memperbanyak
amal shalih sebagai bekal dan berusaha menjauhi dosa sekecil apapun.
Abdullah bin Amr bin ‘Ash menggambarkan keadaan jiwa seorang
mukmin ketika melakukan maksiat, dia berkata : Sungguh jiwa orang yang beriman
lebih terguncang karena melakukan kesalahan dibanding terguncangnya buru ketika
dilempar. (Az Zuhud, Ibnul Mubarak).
Sebuah atsar pula yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari, dari
Ghailan, dari Anas bin Malik, dia berkata : Sesungguhnya kalian benar benar
melakukan perbuatan yang lebih kecil dari rambut dalam pandangan kalian padahal
kami (para sahabat) pada masa Nabi menilainya sebagai dosa dosa yang
membinasakan.
Atsar ini ditujukan oleh Anas kepada tabi’in murid beliau.
Semestinya atsar ini membuat seorang beriman bertanya : Seberapa besarkan dosa
para tabi’in. Bagaimana bandingannya dengan dosa kita di zaman ini. Kalimat
apakah kira kira yang akan dikatakan Anas seandainya beliau menyaksikan
perbuatan dan dosa kita saat ini. Wallahu a’lam.
Ketahuilah bahwa meremehkan dosa kecil termasuk dosa besar.
Imam al Auza’i berkata : Terus menerus melakukan dosa adalah apabila seseorang
melakukan dosa (kecil) tapi dianggap remeh. (Az Zuhud, Ibnul Mubarak).
Sungguh Rasulullah telah memberikan permisalan yang mendalam
tentang bahaya berhimpunnya dosa dosa pada diri seorang hamba, sebagaimana
sabda beliau : “Berhati hatilah kalian terhadap dosa dosa yang dianggap
remeh, seperti kaum yang singgah di perut lembah. Lalu seseorang dating membawa
ranting dan seorang lainnya membawa ranting sehingga mereka dapat mematangkan
roti mereka. Sesungguhnya dosa dosa yang diremehkan, kapan saja pelakunya
dihukum karenanya, maka dosa dosa itu dapat membinasakannya”. (H.R Imam
Ahmad, ath Thabrani, dan al Baihaqi).
Dalam satu riwayat
disebutkan bahwa Rasulullah Salallahu ‘alaihi wasallam mengingatkan Aisyah : “Yaa
a-‘isyatu, iyyaki wa muhaqqaraatil a’maali, fa inna laha minallahi thaaliban”.
Wahai Aisyah !. berhati hatilah terhadap perbuatan (dosa) yang dianggap remeh,
karena sesungguhnya aka nada yang menuntutnya yang dating dari sisi Allah. (H.R
Ibnu Majah dan ad Darimi).
Ulama shalaf memberikan
nasehat kepada kita agar tak melakukan dosa sekecil apapun karena bisa
menjadi besar dan mendatangkan kegelapan hati dan kelemahan dalam beramal,
diantaranya adalah sebagaimana diriwayatkan oleh al Baihaqi dalam Syu’ab al
Iman :
Pertama : Ka’ab berkata bahwa sesungguhnya seorang hamba benar benar melakaukan
dosa kecil tapi dia tidak menyesal dan tidak pula beristighfar karenanya maka
dosa itu menjadi besar di sisi Allah sehigga menjadi sebesar gunung.
Sementara itu seorang hamba yang melakukan dosa besar lalu
dia menyesal dan beristighfar karenanya maka dosa itu menjadi kecl di sisi
Allah Ta’ala sehingga Dia pun mengampuninya.
Kedua : Fudhail bin Iyadh berkata bahwa sejauh mana kamu menganggap kecil
dosamu maka sejauh itu pula dosamu menjadi besar di sisi Allah. Dan sejauh mana
kamu menganggap besar dosamu maka sejauh itu pula dosamu menjadi kecil di sisi
Allah Ta’ala.
Ketiga : Imam Hasan al Bashri berkata bahwa barangsiapa yang melakukan
kebajikan meskipun kecil maka hal itu akan menimbulkan cahaya di dalam hatinya
dan kekuatan dalam amalnya. Jika dia melakukan perbuatan buruk mekipun
kecil, namun dia menganggapnya remeh maka hal itu menimbulkan kegelapan dalam
hatinya dan kelemahan dalam amalnya.
Oleh karena itu orang orang beriman tak mau meremehkan dosa sekecil apapun karena bisa
membinasakan dirinya baik di dunia apalagi di akhirat. Wallahu A’lam. (1.193).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar