BERBUAT BAIK KEPADA ORANG YANG BERBUAT BURUK
Oleh : Azwir B. Chaniago
Berbuat baik kepada orang orang yang telah memberikan kebaikan kepada kita umumnya sangatlah mudah
dilakukan. Bahkan demikianlah seharusnya. Itulah etika dalam bermuamalah dan
juga satu tanda seseorang bisa disebut sebagai tahu berterima kasih.
Rasulullah telah
mengingatkan kita untuk membalas kebaikan seseorang. Rasulullah bersabda
: “Barangsiapa telah berbuat kebaikan kepadamu maka balaslah kebaikannya
itu. Jika engkau tidak mendapati apa yang dapat membalas kebaikannya itu maka berdoalah
untuknya hingga engkau menganggap bahwa engkau benar benar telah
membalas kebaikannya” (H.R Imam Bukhari dalam Adabul Mufrad, Imam Ahmad dan
juga ahli hadits yang selainnya).
Bahkan dianjurkan pula untuk membalas dengan yang lebih baik.
Allah berfirman : Dan apabila kamu dihormati dengan suatu (salam)
penghormatan, maka balaslah penghormatan itu dengan yang lebih baik atau
balaslah (penghormatan itu yang sepadan)
dengannya. Sungguh Allah memperhitungkan segala sesuatu (Q.S an Nisa’ 86)
Ketahuilah bahwa agama kita yang mulia ini juga mensyariatkan
untuk bisa berbuat baik kepada seseorang yang telah berbuat buruk kepada kita, berbuat
buruk kepada orang lain ataupun menzhalimi dirinya sendiri.
Ada beberapa perkara yang bisa dilakukan untuk berbuat baik
kepada orang yang telah berlaku buruk.
Pertama : Memaafkan
kesalahannya.
Diantara makna memaafkan adalah engkau mempunyai hak untuk
membalas terhadap orang lain yang menzhalimi dirimu tetapi engkau melepaskan
(hakmu itu), tidak menuntut qishash atau denda kepadamya (Minhajul Qashidin,
Imam Ibnu Qudamah).
Imam Raghib Ashbahani berkata : Suka memaafkan adalah bagian
dari sikap santun. Orang yang santun adalah ketika dizhalimi dia bersikap
santun dan ketika dia mampu membalasnya dia malah memaafkan.
Oleh karena itu, jika pada satu saat seseorang diperlakukan tidak
baik atau dizhalimi maka sangatlah
dianjurkan untuk bisa bersabar dan memaafkan meskipun dia boleh membalas dengan
yang setimpal. Ini adalah sebagaimana
yang difirmankan Allah dalam surat asy Syuura ayat 43 : Walaman shabara wa
ghafara, inna dzaalika lamin ‘azmil umuur” Dan barangsiapa yang bersabar
dan memaafkan sungguh yang demikian itu termasuk perbuatan mulia.
Rasulullah salallahu ‘alaihi wasallam bersabda : …Wama
zadallahu ‘abdan bi’afwin illa ‘izza. Wama nawadha’a ahadun lillahi illa
ra’ahullah… Allah tidak akan menambah untuk seorang hamba karena maafnya (suka
memaafkan) kecuali kemuliaan. Dan tidaklah seorang merendahkan hatinya kecuali
Allah akan meninggikan (derajat) nya. (H.R Imam Muslim).
Sungguh sikap suka memaafkan adalah satu tanda orang
bertakwa. . Allah berfirman : “Alladzina yunfiquuna fissaraa-i wadhdharraa-i
wal kaazhiminal ghaizha, wal ‘aafiina ‘aninnaasi wallaahu yuhibbul muhsiniin”. (Orang
orang yang bertakwa adalah) Orang orang yang berinfak baik di waktu lapang
maupun di waktu sempit dan orang orang yang menahan amarahnya dan memaafkan
(kesalahan) manusia. Dan Allah mencintai orang orang yang berbuat baik (Q.S
Ali Imran 134).
Allah berfirman : “Wal ya’fuu wal yashfahuu, alaa
tuhibbuuna an yaghfirallaahu lakum wallaahu ghafuurur rahiim. Dan hendaklah
mereka memaafkan dan berlapang dada. Apakah kamu tidak menginginkan Allah
mengampunimu dan Allah Maha Pengampun dan Maha Penyayang (Q.S an Nuur 22)
Kedua : Menjaga aibnya.
Seorang muslim bisa saja pada suatu waktu melakukan kesalahan
atau berbuat buruk. Lalu jika seseorang yang mengetahuinya adalah sangat
dianjurkan untuk tidak menyebarkan aib saudaranya itu.
Rasulullah bersabda : “Man satara akhaahul muslima fid dun-ya
satarahullahu yaumal qiyaamah. ” Barang siapa menutup aib saudaranya di
dunia, niscaya Allah akan menutup aibnya pada hari Kiamat. (H.R Imam Ahmad,
lihat Shahihul Jami’)
Maka berbahagialah orang orang yang
mampu menahan diri untuk tidak membicarakan aib saudaranya karena Allah akan
menutup aibnya di akhirat kelak.
Ketiga : Berusaha
memperbaiki dan menasehatinya
Adalah sangat dianjurkan memberi nasehat kepada
seseorang agar dia berhenti dari
melakukan keburukan dan dosa. Inilah salah satu adab seorang muslim terhadap
muslim lainnya. Berilah nasehat dengan ikhlas dan dengan cara yang lemah
lembut.
Sungguh saling menasehati adalah merupakan salah satu jalan
bagi manusia untuk jauh dari kerugian. Allah berfirman : “Demi masa. Sesungguhnya manusia berada dalam kerugian kecuali orang
orang yang beriman dan mengerjakan amal shalih dan saling menasehati untuk
kebenaran dan saling menasehati untuk kesabaran” (Q.S al ‘Ashr 1-3)
Rasulullah bersabda : “Man da’aa ila hudan kaana lahu
minal ajri mitslu ujuuri, man tabi’ahu laa yanqushu dzalika min ujuurihim
syai-an, waman da-aa ila dhalaalatin kaana ‘alaihi minal itsmi mitslu aatsaami
man tabi’ahu laa yanqushu dzalika min aatsaamihim syai-an” Barang siapa mengajak kepada kebaikan maka ia akan mendapat pahala sebanyak pahala
yang diperoleh orang-orang yang mengikutinya tanpa mengurangi pahala mereka
sedikitpun. Barang siapa mengajak kepada
kesesatan, maka ia akan mendapat dosa sebanyak yang diperoleh orang-orang yang mengikutinya
tanpa mengurangi dosa mereka sedikitpun.(H.R Imam Muslim)
Keempat : Mendoakan
kebaikan baginya.
Terkadang kita
mendapati saudara saudara kita melakukan perbuatan tercela kepada orang lain
bahkan kepada dirinya sendiri. Ada kemunginan pula kita melihat ada beberapa
orang saudara kita menghabiskan waktunya seharian bermain catur, gaple atau yang lainnya. Lalu seorang hamba
sangatlah dianjurkan mendoakan kebaikan bagi orang orang yang melakukan
perbuatan tidak baik itu.
Janganlah
mencelanya karena mereka adalah saudara kita juga. Mereka melakukan keburukan
mungkin didorong oleh hawa nafsunya atau mengikuti bujukan syaithan. Doakan
mereka agar bisa meninggalkan perbuatan buruknya. Dan itu insya Allah akan
bermanfaat bagi yang didoakan dan juga bagi yang mendoakan.
Dari Abu Ad-Darda’ dia berkata, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wasallam
bersabda : “Maa min ‘abdin muslimin yad’u li akhiihi bi zhahril ghaibi illaa
qaala malaku wa laka bimitslih” Tidak ada seorang muslim pun yang mendoakan
kebaikan bagi saudaranya (sesama muslim) tanpa sepengetahuannya, melainkan
malaikat akan berkata : Dan bagimu juga kebaikan yang sama (seperti yang kamu
minta dalam doamu itu). (H.R Imam Muslim).
Insya Allah ada manfaatnya bagi kita semua. Wallahu A’lam.
(951).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar