ORANG
BERIMAN TAK PERNAH PUTUS ASA
MENGHADAPI MAKAR KAFIR
Oleh : Azwir B. Chaniago
Muqaddimah
Dalam menjalani hidup ini, orang beriman akan
mengalami berbagai keadaan. Bisa jadi menghadapi banyak ujian berupa kesulitan
dan hambatan. Bahkan yang lebih parah adalah menghadapi fitnah berupa rongrongan terhadap agama Islam yang mulia ini
yaitu dari orang orang kafir.
Larangan berputus asa.
Ujian berupa rongrongan seberat apapun yang
dilakukan orang kafir terhadap orang beriman,
mereka tidak akan pernah putus asa. Mereka tahu betul bahwa berputus asa bisa
merusak imannya. Selain itu orang beriman tidaklah akan berputus asa, karena :
(1) Allah berfirman : : “Fa inna
ma’al ‘usri yusraa. Inna ma’al ‘usri yusraa” Karena sesungguhnya bersama kesulitan itu ada kemudahan.
Sesungguhnya bersama kesulitan itu ada
kemudahan. Q.S al Insyiraah 5-6.
(2)
Sungguh yang berputus asa bukanlah orang orang yang beriman tapi orang kafir
atau orang yang sesat.Allah
berfirman : “Innahu laa yaiasu min
rauhillah illal qaumul kaafiruun” Sesungguhnya yang berputus asa dari
rahmat Allah hanyalah orang orang yang
kafir. (Q.S Yusuf 87).
Allah berfirman : “Qaala waman yaqnathu min rahmati rabbihii illadh dhaalluun. Dia
(Ibrahim) berkata, tidak ada yang berputus asa dari rahmat Rabb-nya kecuali orang yang sesat. (Q.S al Hijr
56).
Lalu apa
yang bisa dilakukan
Diantara
perkara yang dihadapi orang orang beriman terhadap agamanya adalah makar,
rongrongan atau perlakuan buruk dari orang orang kafir yang biasanya berkongsi
dengan orang munafik. Keadaan ini sungguh mudah kita saksikan di masyarakat
kita dewasa.
Lalu
dalam menghadapi makar atau tipu daya dari orang orang kafir ini maka orang
beriman tidak akan berputus asa. Tapi akan terus berjihad melawan mereka. Diantaranya adalah :
Pertama : Lakukan sesuatu untuk
menghadapi musuh Islam.
Selalu
waspada dan siap dengan menyingsingkan lengan baju menghadapi musuh musuh Islam.
Lakukan sesuatu apapun yang bisa
dilakukan untuk membela agama ini. Bisa
berjihad dengan harta, jiwa, perkataan, tulisan dan yang lainnya.
Sungguh Allah Ta’ala telah berjanji untuk
menolong orang yang menolong agama-Nya yaitu sebagaimana disebutkan dalam firman-Nya
: “Wala yanshurannallahu man yanshuruhuu,
innallaha la qawiyun ‘aziiz”. Sesungguhnya Allah pasti menolong orang yang
menolong (agama)-Nya. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha kuat lagi Maha
perkasa. (Q.S al Hajj 40).
Selain itu
Allah berjanji akan meneguhkan kedudukan orang yang beriman yang senantiasa
berusaha menolong (agama) Allah. Allah berfirman : “Yaa aiyuhal ladziina aamanuu in tanshurullaha yanshurkum wa yutsabbit
aqdaamakum”. Wahai orang orang yang beriman !. Jika kamu menolong (agama)
Allah niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu. (Q.S Muhammad 7).
Kedua : Minta pertolongan Allah dengan sabar dan shalat.
Allah
berfirman : Wahai orang orang yang beriman. Mohonlah pertolongan (kepada Allah)
dengan sabar dan shalat. Sungguh Allah beserta orang orang sabar. (Q.S al
Baqarah 153).
Syaikh
as Sa’di berkata : Allah Ta’ala memerintahkan orang orang beriman untuk memohon
pertolongan dalam segala urusan mereka baik dunia maupun akhirat dengan sabar
dan shalat.
Sabar
adalah pengendalian dan penjagaan diri
terhadap hal hal yang tidak disukai. Sedangkan shalat, tidak salah lagi bahwa
itu adalah sebesar besar penolong dari
segala perkara. (Tafsir Karimir Rahman).
Rasulullah
salallahu ‘alaihi wasallam, jika menghadapi masalah yang besar maka beliau
melakukan shalat sunat. Ini adalah sebagaimana kesaksian para sahabat.
Sebagaimana
kita ketahui dari banyak riwayat bahwa dalam perang Badar terlihat keadaan yang
sangat berat yang dihadapi oleh Rasulullah karena akan berhadapan dengan
pasukan kafir Quraisy yang berjumlah sekitar seribu orang sedangkan pasukan
kaum Muslimin hanya berjumlah sekitar tiga ratus orang dan dengan persenjataan
yang tidak disiapkan untuk berperang.
Kemudian
dalam perang Ahzab, kaum muslimin juga mengalami keadaan yang sangat berat.
Kota Madinah dikepung oleh sekitar 10.000 pasukan sekutu yang dimotori kafir
Quraisy dibawah komando Abu Sufyan.
Ali
bin Abi Thalib berkata : “Pada malam (sebelum) perang Badar, semua kami
tertidur kecuali Rasulullah. Beliau shalat dan berdoa sampai subuh”.
Diriwayatkan
dari Hudzaifah bin Yaman : “Pada malam perang Ahzab, saya menemui Rasulullah
dan senantiasa beliau shalat dan menutup tubuhnya dengan jubah. Hudzaifah juga
berkata : “Inna nabiyyu salallahu ‘alaihi wasalam idzaa hazabahu amrun
shalla” Nabi salallahu ‘alaihi
wasallam apabila dirundung masalah maka
beliau mengerjakan shalat”. (H.R Imam Abu Dawud, dihasankan oleh Syaikh al
Albani).
Ketiga : Berdoa kepada Allah Ta’ala.
Allah berfirman : “Wa qaala rabbukum, ud’uunii astajib lakum” Dan Rabb-mu berfirman : Berdoalah kepada-Ku
niscaya akan Aku perkenankan bagimu. (Q.S al Mu’min 60).
Pada ayat yang lain Allah menjelaskan
bahwa Dia dekat dan juga menjanjikan akan mengabulkan doa doa hamba hamba-Nya.
Allah berfirman : “Wa idza sa-alaka ‘ibaadii
‘annii fa innii qariib, ujiibu da’watad daa’i idza da’aan, fal yastajiibuulii
wal yu’minuu bii la’allakum yarsyuduun”. Dan apabila hamba hamba-Ku
bertanya kepadamu (Muhammad) tentang Aku, maka sesungguhnya Aku dekat. Aku
kabulkan permohonan orang yang berdoa kepada-Ku. Hendaklah mereka itu memenuhi
(perintah) Ku dan beriman kepada-Ku, agar mereka memperoleh kebenaran. (Q.S al Baqarah 186).
Diantara doa untuk melawan orang orang
kafir adalah sebagaimana yang diajarkan Allah
dan Rasul-Nya adalah :
(1) “Rabbanaa laa taj’alnaa fitnatal lil ladziina kafaruu waghfirlanaa
rabbanaa innaka antal ‘aziizul hakim”. Ya Rabb kami, janganlah Engkau
jadikan kami (sasaran) fitnah bagi orang orang kafir. Dan ampunilah kami.
Sesungguhnya Engkau, Engkaulah Yang Mahaperkasa lagi Mahabijaksana. (Q.S al
Mumtahanah 5).
(2) “Rabbanaa laa taj’alnaa fitnatal lil qaumizh zhaalimiina wa najjinaa bi
rahmatika minal qaumil kaafiriin”. Yaa Rabb kami, janganlah Engkau jadikan
kami sasaran fitnah bagi kaum yang zhalim. Dan selamatkanlah kami dengan
rahmat-Mu dari (tipu daya) orang orang yang kafir. (Q.S Yunus 85-86).
(3) “Rabbanaa wa laa tuhammilnaa maa laa thaqa lanaa bihii, wa’fu’annaa,
waghfirlanaa warhamnaa anta maulaanaa fanshurnaa ‘alal qaumil kaafiriin”. Yaa
Rabb kami, janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang tidak sanggup kami
memikulnya. Maafkanlah kami, ampunilah kami, dan rahmatilah kami. Engkaulah
pelindung kami, maka tolonglah kami menghadapi orang orang kafir. (Q.S al
Baqarah 286).
Keempat : Berserah diri kepada Allah Ta’ala.
Diantara cara berserah diri menghadapi musuh
adalah dengan membaca kalimat : Hasbunallahu
wa Ni’mal Wakiil. Ini adalah pelajaran yang dicontohkan oleh Nabi Ibrahim
‘alaihis salam dan Nabi Muhammad Salallahu ‘alaihi Wasallam. Oleh karena itu sangatlah dianjurkan jika
kita juga melazimkan untuk membaca kalimat ini di saat menghadapi kesulitan
yang dilakukan musuh musuh Islam. Ini adalah sebagai bukti menyerahkan segala sesuatu kepada keputusan
Allah Ta’ala.
Allah berfirman : “Sesungguhnya manusia telah mengumpulkan pasukan untuk menyerang engkau,
karena itu takutlah kepada mereka, tetapi perkataan itu malah menambah keimanan
mereka dan mereka berkata : Hasbunallahu wa Ni’mal Wakiil.
(Cukuplah Allah menjadi Penolong kami dan Allah adalah sebaik baik Pelindung)”
Q.S Ali Imran 173.
Ketahuilah bahwa membaca kalimat : Hasbunallahu wa Ni’mal Wakiil adalah
pelajaran yang dicontohkan oleh Nabi Ibrahim ‘alaihis salam dan Nabi Muhammad
Salallahu ‘alaihi Wasallam ketika mengalami kesulitan besar. Oleh karena itu sangatlah dianjurkan jika
kita juga melazimkan untuk membaca kalimat ini di saat saat menghadapi
kesulitan besar menghadapi musuh musuh Islam.
Ini adalah kalimat pernyataan seorang hamba untuk hanya bertawakal dan
berserah diri kepada Allah Ta’ala.
Imam Ibnul Qayyim berkata : Cukuplah Allah
sebagai pelindung orang orang yang bertawakal kepada-Nya dan Pelindung orang
yang berlindung kepada-Nya. Dialah yang mengamankan rasa takut orang yang takut
dan Pengayom orang yang bernaung. Maka barangsiapa menjadikan-Nya sebagai
pelindung, meminta tolong kepada-Nya dan bertawakal kepada-Nya serta memurnikan
segalanya kepada-Nya, niscaya Allah akan menolongnya, melindungi, memelihara
dan menjaganya. Barangsiapa takut dan bertakwa kepada-Nya niscaya Dia
mengamankannya dari apa yang ia takutkan dan ia khawatirkan serta Dia akan
mendatangkan manfaat yang dibutuhkannya.
Sungguh Allah Ta’ala telah
mengingatkan orang beriman untuk berserah diri kepadanya saja, sebagaimana
firman-Nya : “Wa ‘alallahi fa tawakkaluu
inkuntum mu’miniin”. Dan bertawakallah kamu hanya kepada Allah, jika kamu
orang yang beriman. (Q.S al Maidah 23).
Bagaimana
jika semua usaha TERASA kandas
Selanjutnya,
ketahuilah bahwa jika semua yang kita lakukan untuk mengalahkan
makar atau tipu daya orang kafir yang bertujuan menghancurkan Islam ini belum
berhasil maka yakinlah bahwa sungguh tidak ada kesangsian kita sedikitpun bahwa
Islam adalah agama di sisi Allah. Islam adalah agama yang benar dan Allah ridha dengannya.
Sungguh Islam ini tidak
akan punah. Jika sekiranya manusia sudah tidak punya kesanggupan membela agama
ini dihadapan musuh musuhnya maka pasti Allah Yang Maha Kuat akan membelanya.
Allah
berfirman : “Yuriiduuna liyuthfi’uu
nuurallahi bi afwaahihim, wallahu mutimmu nuurihii wa lau karihal kaafiruun”. Mereka hendak memadamkan cahaya (agama) Allah
dengan mulut (ucapan ucapan) mereka tetapi Allah tetap menyempurnakan
cahaya-Nya meskipun orang orang kafir membencinya. (Q.S as Saff 8).
Oleh karena
itu orang orang beriman tidak akan putus berjuang membela agama ini karena
Islam pasti menang. Teruslah berjuang dan berikanlah yang terbaik untuk
menolong agama Islam ini. Dibalik perjuangan orang orang beriman menolong agama
ini maka ada kekuatan yang Maha Kuat
yang membela. Ketahuilah bahwa Allah Ta’ala akan melihat usaha dan perjuangan
kita sedangkan hasilnya berada di tangan Allah.
Insya Allah
ada manfaatnya bagi kita semua. Wallahu A’lam (955)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar