ADAKAH
MANFAAT BERDEBAT ??
Oleh : Azwir B. Chaniago
Dalam KBBI disebutkan makna kata debat adalah : Pembahasan dan
pertukaran pendapat mengenai suatu hal dengan saling memberi alasan untuk
mempertahankan pendapat masing-masing. Sedangkan kata berdebat yaitu dalam bentuk kata kerja maknanya adalah bertukar
pikiran tentang suatu hal dengan saling memberi alasan untuk mempertahankan
pendapat.
Lalu
adakah kebaikan bagi orang yang suka
berdebat ?. Dalam hal ini mari sama sama kita
perhatikan nasihat Syaikh Muhammad bin Shalih
Al-‘Utsaimin berikut ini.
Kata
beliau : Debat secara umum akan menghilangkan berkah. Telah disebutkan
dalam Shahih al Bukhari, dari Aisyah radhiyallahu ‘anha, bahwa
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :“Orang yang paling dibenci oleh Allah adalah orang yang paling keras
debatnya.” (H.R Imam Bukhari, no. 4523, Imam Muslim, no. 2668)
Yang
dimaksud orang yang paling dibenci di sini adalah orang yang berdebat dengan
cara yang keras. Dia berdebat dengan cara yang bathil dan dia akan benar benar
membantah kebenaran.
Secara umum, seseorang tidak akan melayani perdebatan, melainkan
akan terhalang keberkahan ilmunya. Ini dikarenakan kebanyakan orang yang (suka)
melakukan perdebatan bertujuan hanya membela pendapatnya sendiri lewat perdebatan
tersebut. Oleh karena itu, dia tidak akan mendapatkan keberkahan ilmu.
Coba
lihat saja pada pelaku bid’ah yang ingin mendukung kebid’ahannya. Yang ada,
keberkahan ilmu pada dirinya berkurang. Ia sama sekali tidak bertujuan untuk
mencari kebenaran. Karena ia hanya ingin mencari-cari pembenaran untuk
mendukung pendapatnya saja. Bukan
sejatinya mencari kebenaran. Oleh karena itu, siapa saja yang berdebat hanya
untuk mencari menang, maka ia tidak diberi taufik dan tidak mendapatkan
keberkahan ilmunya.
Adapun yang berdebat (berdiskusi) karena ingin
meraih ilmu dan ingin meraih kebenaran serta menyanggah kebatilan, maka itu
sangatlah mudah dan sangatlah dekat. Tidak perlu diperdebatkan secara keras
karena kebenaran sudah sangat jelas.
Oleh
karena itu bagi siapa saja yang berdebat untuk mencari kebenaran, untuk
memastikan kebenaran dan mengalahkan kebathilan, maka perbuatan seeperti ini
sangat dianjurkan.
Allah
Ta’ala berfirman : “Ud’u ila sabiili
rabbika bil hikmati wal mau’izhatil hasanah”.
Serulah (manusia) kepada jalan Rabb-mu dengan hikmah dan pelajaran
yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. (Q.S an Nahal 125). Lihat
penjelasan Syaikh al Utsaimin, dalam Syarah Kitab al Kabair.
Berikut
ini dinukil beberapa hadits dari Rasulullah dan nasehat dari para sahabat
berkaitan dengan berdebat.
Pertama : Diriwayatkan dari
Abu Umamah, ia berkata, Rasulullah Salallahu ‘alaihi Wasallam bersabda : ‘Tidaklah
sesat suatu kaum setelah mendapat petunjuk kecuali karena mereka gemar
berdebat”.
Kemudian
Rasulullah Salallahu ‘alaihi wasallam membacakan ayat : “Mereka tidak
memberikan perumpamaan itu kepadamu melainkan dengan maksud membantah saja,
sebenarnya mereka adalah kaum yang suka bertengkar”. (Q.S az-Zukhruf 58).
(Hadits Hasan, H.R at Tirmidzi, Ibnu
Majah, Imam Ahmad dan al Hakim).
Kedua : Nabi Salallahu
‘alaihi wasallam bersabda : “Aku akan menjamin sebuah rumah di dasar surga bagi
orang yang meninggalkan debat meskipun dia berada dalam pihak yang benar. Dan
aku menjamin sebuah rumah di tengah surga bagi orang yang meninggalkan dusta
meskipun dalam keadaan bercanda. Dan aku akan menjamin sebuah rumah di bagian
teratas surga bagi orang yang membaguskan akhlaknya.” (H.R Abu Dawud dalam
Kitab al-Adab, no. 4167, dihasankan oleh
Syaikh al Albani dalam as-Shahihah).
Ketiga : Ibnu Abbas
radhiyallahu ‘anhumaa berkata : Cukuplah engkau sebagai orang zhalim bila
engkau selalu mendebat. Dan cukuplah dosamu jika kamu selalu menentang, dan
cukuplah dosamu bila kamu selalu (banyak) berbicara dengan selain dzikir kepada
Allah. (Al-Fakihi dalam Akhbar Makkah)
Keempat : Diriwayatkan
oleh Imam ad Darimi, Abu Darda radhiyallahu ‘anhu berkata : Engkau tidak
menjadi alim sehingga engkau belajar, dan engkau tidak disebut mengerti ilmu
sampai engkau mengamalkannya. Cukuplah dosamu bila kamu selalu mendebat, dan
cukuplah dosamu bila kamu selalu menentang. Cukuplah dustamu bila kamu selalu
berbicara bukan dalam dzikir tentang Allah.”
Oleh karena itu mari kita jaga dari
kita agar terhindar dari akibat buruk jika banyak berdebat apalagi debat kusir
yang sulit didapat ujung pangkalnya
sehingga menjadi sia-sia.
Insya Allah ada manfaatnya bagi kita
semua. Wallahu A’lam. (959).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar