SEMUA ANGGOTA BADAN MENGELUH KARENA ULAH LISAN
Oleh :
Azwir B. Chaniago
Lisan atau lidah adalah salah satu
nikmat yang Allah Ta’ala anugerahkan kepada manusia. Betapa sulitnya menjalani kehidupan
ini kalau kita tidak memiliki lisan yang
bisa berbicara untuk berkomunikasi dengan manusia lain bahkan dalam berbagai
bahasa. Sungguh kemampuan lisan manusia jauh melebihi lisan hewan hewan di bumi
meskipun hewan juga memiliki lisan yang bentuknya mirip dengan lisan manusia.
Namun demikian ketahuilah
bahwa lisan ternyata salah satu anggota
badan yang bisa membuat semua anggota badan mengeluh karena ulahnya yaitu lisan
yang tak terjaga. Berbicara sesukanya tanpa mau memperhatikan akibat buruknya.Tentang
hal ini telah dijelaskan dalam sabda beliau :
Pertama : Rasulullah bersabda : “Jika
anak Adam memasuki pagi hari, sesungguhnya semua anggota badannya berkata
merendah kepada lisan, bertakwalah kepada Allah dalam menjaga hak hak kami.
Sesungguhnya kami ini tergantung kepadamu. Jika engkau istiqamah maka kami juga
istiqamah. Jika engkau menyimpang (dari
jalan petunjuk) maka kami juga menyimpang. (H.R at Tirmidzi no. 2407, dishahihkan oleh asy
Syaikh Salim al Hilali).
Kedua : Rasulullah bersabda : “Laisa
syai-un minal jasadi illaa yasykuu dzrabil lisaani ‘ala hiddatih”. Tidaklah
semua anggota badan melainkan mengadukan kerusakan lisan karena tajamnya. (H.R
al Baihaqi no. 3/58, dishahihkan oleh Syaikh al Albani).
Kenapa anggota badan semua mengeluh,
karena kesalahan dan keburukan ucapan lisan
memang bisa membuat semua anggota badan menjadi susah. Sering sekali
kita saksikan bagaimana sengsaranya anggota badan akibat ucapan lisan. Bahkan bisa jadi anggota badan dipukuli orang banyak, diperjarakan dan
dihina karena ulah lisan yang tidak baik.
Bisa jadi pula keburukan lisan bisa menjadi penghalang bagi
seorang hamba untuk mendapatkan surga dan melemparkannya kedalam neraka.
Rasulullah bersabda : “Iman seorang hamba tidak akan istiqamah
hingga hatinya istiqamah. Dan hati seorang hamba tidak akan istiqamah hingga
lisannya istiqamah. Dan orang yang tetangganya tidak aman dari kejahatan
kejahatannya, ia tidak akan masuk surga. (H.R Imam Ahmad).
Rasulullah
Salallahu ‘alaihi Wasallam bersabda :
“Sesungguhnya seorang hamba mengucapkan suatu kata yang Allah ridhai dalam keadaan
tidak terpikirkan oleh benaknya, tidak terbayang akibatnya, dan tidak menyangka
kata tersebut berakibat sesuatu, ternyata dengan kata tersebut Allah
mengangkatnya beberapa derajat.
Dan
sungguh seorang hamba mengucapkan suatu kata yang Allah murkai dalam keadaan
tidak terpikirkan oleh benaknya, tidak terbayang akibatnya, dan tidak menyangka
kata tersebut berakibat sesuatu ternyata karenanya Allah melemparkannya ke
dalam neraka Jahannam.” (H.R Imam Bukhari)
Namun demikian ketahuilah bahwa
kebaikan lisan yaitu dengan memelihara dan menguasainya, adalah merupakan
keselamatan bagi seorang hamba. Rasulullah bersabda : Dari ‘Uqbah bin Amir ia
berkata : Aku bertanya : Wahai Rasulullah !. apakah sebab keselamatan. Beliau
menjawab : “Kuasailah lidahmu, rumah yang
luas bagimu dan tangisilah kesalahanmu”. (H.R at Tirmidzi no.2406).
Rasulullah bersabda : “Barangsiapa menjamin untukku apa yang ada
diantara dua rahangnya (lisan/lidah) dan apa yang ada di antara dua kakinya
(farji’/kemaluan) niscaya aku menjamin surga baginya.” (H.R Imam Bukhari
no. 6474).
Satu hal lagi yang paling kita takuti
tentang ulah lisan adalah bahwa Allah
Ta’ala murka kepada orang kotor mulutnya yaitu sebagaimana sabda Rasulullah
Salallahu ‘alaihi wasallam : Dari Abdullah bin Amr sesungguhnya dia mendengar
Rasulullah bersabada : “Sesungguhnya
Allah marah kepada orang yang kotor mulutnya dan keji perangainya” (H.R Imam Ahmad no. 6872, di shahihkan oleh
Syaikh al Albani).
Lalu kalau Allah sudah marah kemana lagi kita akan mengadukan nasib dan
memohon pertolongan. Oleh karena itu ingatlah pesan Rasululllah tentang
kewajiban memelihara lisan yaitu selalu berbicara
yang baik
Rasulullah bersabda : “Man kaana yu’minu billahi wal
yaumil akhir falyaqul khairan au liyasmut.” Barang siapa beriman kepada
Allah dan hari akhir hendaklah ia berbicara
yang baik atau diam. (Mutafaq ‘alaihi).
Insya Allah ada manfaatnya bagi
kita semua. Wallahu A’lam. (947).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar