KAUM SYIAH MEYAKINI SEBAGIAN ORANG MATI
AKAN HIDUP KEMBALI DI DUNIA
Oleh Azwir
B. Chaniago
Kaum Syi’ah ternyata memiliki
keyakinan bathil yang berseberang jauh dengan keyakinan Ahlussunah. Mereka meyakini tentang adanya
Raj’ah.
Raj’ah
adalah dari kata raja’a maknanya yang kembali. Dalam keyakinan Syi’ah raj’ah
bermakna kembali kedunia setelah mati, yaitu sebelum datang Kiamat. Ini adalah
keyakinan pokok (ushul) bagi mereka. Ulama Syi’ah Ibnu Babawaih berkata : Keyakinan kami dalam hal raj’ah
adalah benar. Ulama
Syi’ah juga, ath Thibrisi berkata : Raj’ah termasuk yang disepakati imamiyah dan termasuk
mazhab ushul.
Syi’ah
Imamiah sepakat tentang keharusan hidup kembali sejumlah orang yang sudah mati.
Menurut mereka ini terjadi bersamaan dengan munculnya kembali Imam Mahdi atau al
Qa’im, imam ke 12 Syi’ah dari persembunyiannya.
Tujuan
raj’ah adalah agar para imam Syi’ah bisa membalas dendam di dunia ini kepada musuh-musuhnya yaitu orang-orang Muslim selain
Syi’ah dan orang-orang lemah. Syi’ah akan menumpahkan darah yang banyak karena
mereka akan membunuh semua musuh-musuhnya. Al Husain bin Ali nanti akan
melakukan hisab terhadap manusia sebelum Kiamat. Selanjutnya dikatakan bahwa
Allah tidak lagi mengutus seorang Nabi
dan Rasulpun. Mereka semua akan dibangkitkan kedunia dan berperang dibawah
pimpinan Ali bin Abi Thalib, Amirul Mukminin (Biharul Anwar, kitab
Syi’ah).
Ulama Syi’ah Al Murtadha berkata : Bahwa dimasa munculnya Imam Mahdi atau al Qa’im, imam
ke 12, maka Abu Bakar dan Umar juga dibangkitkan dan akan disalib disebuah
pohon. Pohon itu hidup dan segar sebelum dipakai untuk mensalib dan langsung
kering lalu mati setelah digunakan untuk penyaliban. (Kitab al Mufid).
Dan
jika al Mahdi telah muncul maka dia akan menghidupkan ‘Aisyah, Ummul Mukminin,
untuk dihukum (Kitab Syai’ah Haqqul Yaqin,
al Majlisi).
Ini
adalah keyakinan yang bathil tanpa dalil. Disini juga ditunjukkan bagaimana
orang-orang Syi’ah yang memiliki dendam dan ini adalah sikap yang tercela dalam
Islam.
Keyakinan
orang-orang Syi’ah terhadap raj’ah ini adalah mereka sandarkan kepada al Qur’an
surat al Ghafir ayat 11 : “Mereka (ahli
naraka) menjawab, Ya Rabb kami, Engkau telah mematikan kami dua kali dan
menghidupkan kami dua kali (pula) lalu kami mengakui dosa-dosa kami”. Menurut
Syi’ah dalam ayat ini tercantum makna raj’ah. Pada ayat ini disebutkan adanya dua kehidupan setelah mati, yaitu kehidupan terakhir di
akhirat dan kehidupan setelah mati sebelum kiamat.
Ini
adalah penafsiran yang sangat bathil terhadap al Quran. Sungguh tafsir dan keyakinan Syi’ah
ini sangat aneh jika dibandingkan dengan
tafsir Ibnu Abbas tentang ayat ini.
Makna
ayat, tentang mati dua kali dan hidup dua
kali, adalah sebagaimana yang ditafsirkan oleh ahli tafsir zaman Rasulullah
yaitu Ibnu Abbas yang berkata : Dulu sebelum Allah menciptakan kamu, kamu
adalah tanah dan inilah kematian (mati pertama, pen.). Kemudian Dia
menghidupkan kamu sehingga terciptalah kamu dan inilah kehidupan (hidup
pertama, pen.). Setelah itu Dia mematikan kamu kembali, sehingga kamu kembali
ke alam kubur dan itulah kematian yang kedua. Selanjutnya Dia akan
membangkitkan kamu pada hari Kiamat kelak. Dan itulah kematian kedua (Tafsir
Ibnu Katsir).
Sungguh keyakinan kaum Syi’ah
tentang raj’ah ini adalah bertentangan dengan tafsir Ibnu Abbas sebagaimana
dinukil Imam Ibnu Katsir dalam kitab Tafsir beliau. Dan sangatlah aneh karena
mengatakan bahwa hidupnya kembali imam imam mereka adalah untuk menghukum para
sahabat Nabi. Padahal sahabat Nabi adalah orang orang yang Allah ridha
kepadanya.
Wallahu A’lam. (962)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar