MENCARI JALAN MENDEKATKAN DIRI KEPADA ALLAH
Oleh :
Azwir B. Chaniago
Salah satu keinginan yang besar dan
paling penting dari seorang hamba adalah mendekatkan diri kepada Allah bahkan
menjadi kewajiban. Sangatlah banyak
keutamaan mendekatkan diri kepada Allah
Ta’ala diantaranya adalah (1) Mendapat
kecintaan-Nya. (2) Mendapat petunjuk-Nya. (3) Permohonannya dikabulkan (4)
Serta mendapat perlindungan dari-Nya. Ini adalah sebagaimana disebutkan dalam sebuah hadits qudsi, yakni :
Allah Ta’ala berfirman : : “Allah Ta’ala berfirman:
Barangsiapa memerangi wali (kekasih)-Ku, maka Aku akan memeranginya. Hamba-Ku
senantiasa mendekatkan diri pada-Ku dengan amalan wajib yang Kucintai. Hamba-Ku senantiasa mendekatkan diri pada-Ku
dengan amalan-amalan sunnah sehingga Aku mencintainya.
Jika Aku telah mencintainya, maka Aku akan
memberi petunjuk pada pendengaran yang ia gunakan untuk mendengar, memberi
petunjuk pada penglihatannya yang ia gunakan untuk melihat, memberi petunjuk
pada tangannya yang ia gunakan untuk memegang, memberi petunjuk pada kakinya
yang ia gunakan untuk berjalan. Jika ia memohon sesuatu kepada-Ku, pasti Aku
mengabulkannya dan jika ia memohon perlindungan, pasti Aku melindunginya.” (H.R Imam Bukhari).
Tentang hadits ini, Imam Ibn Daqiq berkata : Hamba tersebut
tidak mendengar apa yang tidak diperkenankan syari’at, tidak melihat apa yang
tidak diperkenankan syari’at, tidak mengulurkan tangan kepada apa yang tidak
diperkenankan syari’at dan tidak melangkahkan kaki kecuali kepada apa yang
diperkenankan syari’at. (Syarah Arba’in an Nawawi).
Ketahuilah bahwa Allah
Ta’ala telah menyuruh orang orang beriman
mencari jalan untuk mendekatkan diri kepada Allah Ta’ala. Allah berfirman : “ Yaa aiyuhal ladziina aamanut taqullaha,
wabtaghuu ilaihil wasilata wa jaahiduu fii sabiilillahii la’allakum tuflihuun”.Wahai
orang orang beriman !. Bertakwalah kepada Allah dan carilah jalan yang mendekatkan diri kepada-Nya dan berjihadlah pada
jalan-Nya supaya kamu mendapat keberuntungan” .(Q.S al Maa-idah 35).
Tentang ayat ini, Syaikh as Sa’di memberikan penjelasan : Ini adalah perintah dari Allah Subhanahu wa
Ta’ala kepada hamba hamba yang beriman
agar :
(1) Bertakwa dan berhati hati terhadap murka dan marah-Nya.
Yang mana itu adalah merupakan konsekwensi dari iman. Hal itu adalah dengan
bersungguh sungguh dan mengeluarkan segala kemampuan yang dimiliki untuk menjauhi kemaksiatan hati, lisan dan
anggota badan baik lahir maupun bathin, yang dimurkai oleh Allah. Dan juga
memohon pertolongan kepada Allah agar bisa meninggalkannya, supaya dengan itu
dia selamat dari murka dan adzab-Nya.
(2) (Dan
carilah jalan yang bisa mendekatkan diri kepada-Nya). Artinya kedekatan
kepada-Nya, (mendapat) bagian pahala di sisi-Nya dan kecintaan pada-Nya dan hal
itu dengan melaksanakan kewajiban-Nya yang terkait :
(a) Dengan hati seperti mencintai-Nya dan mencintai
karena-Nya, rasa takut dan berharap, kembali kepada-Nya dan tawakkal (berserah
diri kepada-Nya).
(b) Juga dengan melaksanakan kewajiban kewajiban yang
berkaitan dengan badan seperti zakat dan haji dan,
(c) Kewajiban yang berkaitan dengan keduanya (hati dan badan)
seperti shalat, bermacam macam dzikir, bacaan, bermacam macam perbuatan baik kepada makhluk dengan ilmu, harta, kedudukan, badan
dan nasehat kepada hamba hamba Allah.
Kemudian Allah mengkhususkan
jihad di jalan-Nya dari amal amal yang mendekatkan kepada-Nya. Jihad itu adalah
mengeluarkan segala daya dalam memerangi orang orang kafir dengan harta, nyawa,
pandangan, lisan dan usaha untuk menjunjung agama Allah dengan apa yang mampu
dilakukan oleh seorang hamba, karena bentuk ini termasuk ketaatan yang paling
mulia dan ibadah yang paling utama. Juga karena barang siapa yang menunaikannya
maka dia pasti menunaikan (amal amal) yang lainnya bahkan lebih.
Semua amal amal ini mendekatkan diri (seorang hamba) kepada Allah. Dan (ketika) seorang hamba senantiasa mendekatkan diri
kepada Allah Ta’ala maka Dia akan mencintainya. (Tafsir Taisir Karimir Rahman).
Insya Allah ada manfaatnya bagi kita semua. Wallahu A’lam.
(964).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar