SUNGGUH ALLAH ADALAH DZAT YANG MAHAKAYA
Oleh :
Azwir B. Chaniago
Allah Ta’ala adalah Mahakaya secara Dzat-Nya. Yang memiliki kekayaan yang
sempurna lagi mutlak dari segala sisi dan tinjauan lantaran kesempurnaan-Nya
dan kesempurnaan sifat sifat-Nya. Tidak terbetik pada-Nya kekurangan dari
segala sisi.
Tentang Allah Mahakaya disebutkan
didalam banyak ayat dalam al Qur-an, diantaranya adalah : Allah berfirman : Wa rabbukal ghaniyu dzur rahmah. Dan Rabb-mu Maha Kaya lagi
mempunyai rahmat. (Q.S an An’am 133)
Allah berfirman : “Yaa aiyuhannasu antumul fuqaraa-u ilallahi,
wallahu huwal ghaniyul hamiid”. Wahai manusia !. Kamulah yang berkehendak
kepada Allah , dan Allah Dia-lah Yang Mahakaya
(tidak memerlukan sesuatu) lagi Maha terpuji. (Q.S Fathir 15)
Syaikh Dr. Abdurrazzaq bin Muhsin
al Badr dalam Kitab Fikih Asma’ul Husna menjelaskan tentang beberapa kesempurnaan
kekayaan Allah Ta’ala, tiga diantaranya adalah :
Pertama : Kesempurnaan kekuasaan dan (kekayaan) Nya adalah
bahwasanya seluruh perbendaharaan langit langit dan bumi berada di tangan-Nya.
Dan kedermawanan-Nya terhadap para hamba terus bersambung di waktu malam dan
siang hari dan bahwa tangan-Nya begitu dermawan disetiap waktu.
Allah berfirman : “Lillahi maa fis samaawaati wal ardhi,
innallaha huwal ghaniiyul hamiid”. Kepunyaan Allah-lah apa yang ada di
langit dan yang di bumi. Sesungguhnya Dia-lah Yang Maha Kaya lagi Maha Terpuji.
(Q.S Luqman 26)
Kedua : Infaknya orang yang berinfak dan pemberian orang yang
memberi yang memberi (infak) fi sabilillah
dan karena mengharap keridhaan-Nya tidak akan bermanfaat bagi-Nya sedikit pun.
Demikian pula kikirnya orang orang
yang kikir dan pelitnya orang orang yang pelit tidak akan membahayakan-Nya
sedikit pun. Allah berfirman : “Dan siapa
yang kikir sesungguhnya dia hanyalah kikir terhadap dirinya sendiri. Dan
Allah-lah yang Mahakaya sedangkan kamulah orang orang yang membutuhkan-Nya. Dan
jika kamu berpaling niscaya Dia akan mengganti (kamu) dengan kaum yang lain dan
mereka tidak akan seperti kamu (ini). Q.S Muhammad 38.
Ketiga : Allah menyeru hamba hamba-Nya untuk memohon kepada-Nya di
setiap waktu dan ketika itu Dia berjanji kepada mereka dengan diperkenankannya
doa, seagung apapun permohonan itu.
Dia memerintahkan mereka untuk beribadah
kepada-Nya dan menjanjikan kepada mereka dengan diterimanya amalan mereka dan
dibalas dengan pahala. Allah Ta’ala Mahaluas karunia-Nya dan banyak
pemberian-Nya. Sungguh dia telah memberi apa saja yang mereka minta dan telah
memberi setiap yang mereka inginkan dan harapkan.
Sekiranya penghuni langit dan bumi
serta makhluk terdahulu hingga sekarang berkumpul pada suatu tempat lalu mereka
semua memohon kepada-Nya segala hal yang berkaitan dengan kebutuhan mereka
kemudian Allah mengabulkan (semua) permohonan mereka itu, maka hal tersebut
tidaklah mengurangi dari apa yang ada di sisi-Nya.
Dalam sebuah hadits qudsi
disebutkan, Allah berfirman : “Wahai
hamba hamba-Ku, seandainya orang orang terdahulu dan orang orang sekarang dari
kalian juga golongan manusia dan para jin, semuanya berada di satu tempat lalu
mereka semua memohon kepada-Ku. Kemudian aku penuhi permintaan setiap mereka,
hal itu tidaklah mengurangi apa yang Aku miliki, kecuali seperti berkurangnya
air lantaran sebatang jarum yang dicelupkan ke dalam lautan. (H.R Imam Muslim)
Oleh karena itu, kata Syaikh
Abdurrazzaq : Seseorang yang mengetahui
Rabb-nya dengan sifat yang agung (Mahakaya) tersebut maka dia akan mengetahui
keadaan dirinya, yaitu :
(1) Barangsiapa yang mengetahui
Rabb-nya beserta kekayaan mutlak-Nya, niscaya dia akan mengetahui dirinya beserta
kefakiran mutlaknya.
(2) Barangsiapa yang mengetahui
Rabb-nya beserta kekuasaan-Nya yang sempurna maka dia akan mengetahui dirinya
beserta kelemahannya yang sempurna.
(3) Barangsiapa mengetahui Rabb-nya
beserta kemuliaannya yang sempurna maka dia akan mengetahui dirinya beserta
kemiskinannya yang sempurna.
(4) Barangsiapa yang mengetahui
Rabb-nya beserta ilmu-Nya yang sempurna dan hikmah-Nya maka dia akan mengetahui
dirinya beserta kebodohannya.
Insya Allah ada manfaatnya bagi
kita semua. Wallahu A’lam. (860)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar