HATI MEREKA TELAH MATI ??
Oleh :
Azwir B. Chaniago
Kalau kita perhatikan sebagian manusia di zaman ini yang secara fisik kelihatan
masih hidup tetapi sebenarnya hatinya
telah mati duluan sebelum badannya mati. Ketahuilah bahwa matinya hati itu
mirip dengan matinya fisik atau badan bahkan bisa jadi lebih berbahaya.
Matinya fisik seseorang itu akan
terjadi pada semua strata manusia kapan saja Allah berkehendak. Begitupun
matinya hati juga berlaku terhadap semua strata. Matinya hati bisa terjadi pada
orang berharta atau bukan, pada orang berpangkat atau yang tidak punya pangkat,
berpendidikan tinggi dengan berbagai gelar atau yang berpendidikan rendah.
Bahkan akhir akhir ini terlihat
bahwa sebagian orang orang yang berharta,
BERPANGKAT dan berpendidikan ternyata
hatinya telah mati meskipun fisiknya masih bergerak kesana kemari. Lihatlah
keadaan sekarang sebagian besar mereka berani bahkan terang terangan menentang
kebenaran yang telah ditetapkan Allah Ta’ala. Mereka tidak memiliki rasa takut
sedikitpun kepada adzab Allah Ta’ala.
Mereka seolah olah merasa pendapat mereka
paling benar. Mereka memutar balikkan kebenaran menjadi kesalahan. Bahkan mereka
menyalahkan, menista dan menzhalimi orang orang yang ingin menegakkan
kebenaran. Mereka merasa lebih tahu tentang kebenaran dari Allah Ta’ala
pencipta mereka.
Sungguh kebenaran yang hakiki itu datang dari Allah
Ta’ala. Allah berfirman : “Al haqqu min rabbika,
falaa takun minal mumtariin” Kebenaran
itu dari Rabbmu, maka janganlah engkau menjadi orang-orang yang ragu. (Q.S Ali Imran 60).
Sebagian orang BERPANGKAT, berharta, berpendidikan
tinggi di zaman ini tidak mau patuh
dengan kebenaran yang Allah firmankan. Diantara
contohnya yang sangat jelas, Allah Ta’ala melarang memilih pemimpin kafir dalam banyak
ayat al Qur an. Justru sebagian mereka dengan hartanya, dengan PANGKAT DAN KEKUASAANNYA,
dengan ilmunya membela dan memperjuangkan orang orang kafir menjadi pemimpin. INI TANDA YANG JELAS
BAHWA HATI MEREKA TELAH MATI karena satu tanda hati yang telah mati adalah
melihat kebenaran sebagai kesalahan dan melihat kesalahan sebagai kebenaran.
Mereka mengerjakan apa yang dimurkai dan dilaknat oleh Allah seperti menipu,
membenarkan orang orang yang berdusta dan khianat.
Bahkan Rasulullah telah
mengingatkan dalam sabdanya : “Akan datang pada manusia suatu tahun yang
dipenuhi para penipu, yang pada masa itu DIBENARKANLAH ORANG ORANG YANG
BERDUSTA DAN DIDUSTAKANLAH ORANG YANG JUJUR. Pada masa itu pula, ORANG YANG BERKHIANAT JUSTRU DIPERCAYA
SEDANGKAN ORANG YANG TERPERCAYA MALAH DIKHIANATI. (H.R Imam Ahmad, Ibnu
Majah dan al Hakim)
Dalam Kitab Mawaaridul Amaan, Imam
Ibnul Qayyim menyebutkan tiga keadaan, hati manusia satu diantaranya adalah
manusia yang hatinya mati. Beliau
menjelaskan beberapa tanda hati yang
telah mati, yaitu :
Pertama : Tidak mengenal Allah dan berdiri diatas syahwat dan
kelezatannya.
Kedua : Mengerjakan perkara perkara yang dibenci dan dimurkai
Allah. Tidak peduli apakah Allah ridha atau murka.
Ketiga : Yang menyekutukan Allah, beribadah kepada selain Allah.
Rasa cinta, takut, berharap dan tawakalnya bukan kepada Allah semata.
Keempat : Yang apabila mencintai maka ia mencintai karena hawa
nafsunya. Apabila membenci maka ia membenci karena hawa nafsunya. Dan apabila
mencegah maka ia mencegah karena hawa nafsunya. Maka jadilah ia mengutamakan
hawa nafsunya dari pada mengutamakan keridhaan Allah.
Kelima : Menjadikan hawa nafsu sebagai imamnya, syahwat sebagai
pemimpinnya, kebodohan sebagai kusirnya dan kelalaian sebagai kendaraannya.
Oleh karena itu manusia yang telah mati hatinya maka tujuan hidupnya hanyalah
dunia yang fana.
Imam Ibnul Qayyim melanjutkan : BERGAUL DENGAN PEMILIK HATI YANG TELAH
MATI ADALAH SUATU PENYAKIT, MENDEKATINYA ADALAH RACUN DAN DUDUK BERSAMANYA
MERUPAKAN KEBINASAAN.
Semoga Allah Ta’ala menjadikan hati kita semua menjadi hati yang
hidup dan selamat yaitu qalbun salim, serta selalu kokoh dalam iman dan amal shalih. Insya Allah ada
manfaatnya bagi kita semua. Wallahu A’lam. (875).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar